Baru 38 Hari Menjabat, Menkeu Inggris Dipecat

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 14 Okt 2022 19:56 WIB

Baru 38 Hari Menjabat, Menkeu Inggris Dipecat

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Menteri Keuangan Inggris, Kwasi Kwarteng diberhentikan dari jabatannya oleh Perdana Menteri Inggris Liz Truss pada Jumat (14/10) kala negara Eropa Barat itu terus menghadapi krisis yang terus memburuk.

Baca Juga: Tentara Bayaran WNI di Ukraina, Bisa Propaganda Rusia

 Kwarteng mengkonfirmasi sendiri pemecatannya itu di media sosialnya. 

"Anda telah meminta saya untuk mundur sebagai Rektor Anda (Bendahara). Saya telah menerimanya," tulisnya dalam surat kepada Truss dan dipublikasikan di akun Twitter-nya.

Sementara itu, Downing Street menolak mengomentari kabar tersebut kepada Reuters.

Jika berita ini benar-benar terkonfirmasi, Kwarteng bakal menjadi menteri keuangan Inggris dengan masa jabatan paling cepat sejak 1970.

Sebab, pemecatan berlangsung 38 hari setelah pengangkatan Kwarteng sebagai Menkeu.

Kwarteng diberhentikan secara langsung oleh Truss setelah bergegas kembali lebih awal dari pertemuan internasional di Washington, Amerika Serikat. 

Sebagaimana diberitakan Reuters, pemecatan terjadi kala pemerintahan Truss terus menghadapi tekanan dalam menangani kenaikan biaya hidup, inflasi, dan ancaman resesi yang semakin di depan mata. 

Baru-baru ini, Truss pun menerapkan sejumlah kebijakan ekonomi yang cukup kontroversial bagi para elit Inggris, terutama soal rencana memotong tarif pajak penghasilan.

Pada 23 September lalu, Truss dan Kwarteng mengumumkan strategi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang stagnan selama beberapa tahun terakhir.

Strategi itu mencakup pemangkasan tarif pajak hingga 45 persen dan meningkatkan pinjaman pemerintah.

Namun, kebijakan ini tak disambut baik oleh pasar Inggris. Rencana ini memicu krisis kepercayaan investor terhadap pemerintah, memukul nilai tukar poundsterling, hingga mengguncang pasar global.

Bank Sentral Inggris bahkan harus melakukan intervensi untuk mencegah dana pensiun terseret dalam kekacauan tersebut.

Tak hanya itu, seorang anggota parlemen Partai Konservatif mengungkapkan kebijakan politik Truss menyebabkan banyak kerusakan.

"Masalahnya sekarang pasar telah kehilangan kepercayaan pada Partai Konservatif, dan siapa yang dapat menyalahkan mereka?" katanya.

Inggris sendiri juga berhadapan dengan krisis biaya hidup. Banyak warga memilih untuk mengurangi makan hingga menjadi pekerja seks demi bisa membeli bahan bakar minyak (BBM) dan membayar  tagihan listrik yang terus meroket.

Baca Juga: Berkah Singapura, Hapus Visa Bagi Turis China

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU