Batik Wistara Usung Sosioprenuer

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 24 Agu 2020 22:00 WIB

Batik Wistara Usung Sosioprenuer

i

Penyandang disabilitas tuna rungu dan wicara melakukan produksi pengecapan batik dengan motif Virus Corona (Covid-19) di Rumah Edukasi PLN Peduli Wistara, Surabaya, Jawa Timur, Senin (24/8). SP/Patrik Cahyo

SURABAYAPAGI, Surabaya - Tidak ada yang mengira bila ada pengrajin batik di Kota Metropolitan seperti Surabaya. Berlokasi di daerah Surabaya Timur, Ariyono Setiawan pemilik usaha Batik Wistara mencoba mendedikasikan dirinya menjadi salah satu Sosio Preuner dengan mempekerjakan 12 tuna rungu wicara di kediamannya.

Baca Juga: Berkat Dukungan Dinsos Pemprov Jatim, Rumah Kinasih Berhasil Didik Disabilitas dan ODGJ Ciptakan Karya Tembus Pasar Ekspor

Berawal dari 10 tahun yang lalu, usaha konveksinya merekrut sejumlah penyandang disabilitas yang ia bantu untuk memiliki ketrampilan, barulah pada 5 tahun berikutnya ia menambah memberikan keterampilan baru, khususnya membatik.

Para penyandang disabilitas ini tidak hanya berasal dari kota Surabaya, melainkan dari Jember, Pasuruan, Kediri, dan Malang, dengan rata-rata memiliki usia produktif (15-20) tahun.

Dosen Pengajar Politeknik Penerbangan di Kota Surabaya ini, rupanya juga mengikuti trend desain yang cukup viral, dengan membuat batik Corona atau batik Covid - 19, dengan membuat corak dan gambar seperti virus, yang ia produksi bersama para pekerja yang menyandang disabilitas.

"Mengikuti yang sedang viral saja, akhirnya mencoba membuat batik dengan tema dan gambar Corona," ungkapnya saat di temui Surabaya Pagi.

Ariyono mengatakan bila kesulitan yang ia alami ialah cara mengaplikasikan konsep batik dengan cara komunikasi yang ia miliki.

"Dulu saya memang kesulitan karena komunikasi saya terbatas, tapi lama-lama karena saya bersama mereka jadi bisa mengerti. Kesulitan pengaplikasian untuk lebih rapi dan butuh konsistensi dalam pengerjaan batik," terangnya.

Sebelumnya Ariyono yang memiliki kegemaran menggambar maupun melukis memilih untuk menggambar pada media kain dengan belajar membatik pada tahun 2015.

"Awalnya saya senang menggambar, melukis, dan memulai mencari media lukis yang baru, serta mencoba merintangi warna dengan belajar membatik," ujarnya.

Saat ini, rumah produksi batiknya atau yang biasa dikenal dengan Batik Wistara menjadi satu-satunya Rumah Edukasi PLN Peduli Batik Wistara dengan bantuan dari Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur.

"Dengan adanya sambungan komunikasi jejaring dari Dinsos Provinsi Jawa Timur, usaha yang saya jalankan bersama teman-teman ini menjadi satu-satunya rumah edukasi PLN peduli. Harapannya semakin banyak orang yang tergugah sosialnya dengan memberikan keterampilan pada teman-teman yang memiliki kekurangan," pungkasnya. Byt

Baca Juga: Mas Dhito Sebut Batik Kediri Siap Masuk Kancah Nasional

Editor : Mariana Setiawati

BERITA TERBARU