Belasan Ribu Liter Minyak Goreng Ngendon di Gudang Mojokerto

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 22 Feb 2022 18:34 WIB

Belasan Ribu Liter Minyak Goreng Ngendon di Gudang Mojokerto

i

Tim Satgas Pangan Kabupaten Mojokerto mendapati belasan ribu liter minyak goreng sawit di gudang PT Intiniaga Jayakarya, Kecamatan Sooko. SP/Dwy AS

SURABAYAPAGI.COM, Mojokerto - Tim Satgas Pangan Kabupaten Mojokerto mendapati belasan ribu liter minyak goreng sawit ngendon di gudang PT Intiniaga Jayakarya, Kecamatan Sooko, Selasa (22/2). 

Minyak goreng kemasan 1 liter merk Sabrina tersedia dalam jumlah 1.050 dus atau 12.600 liter. Sedangkan kemasan 2 liter ada 2.625 dus atau 31.500 liter. 

Baca Juga: Dorong Daya Beli Masyarakat, Kejaksaan dan Pemkot Mojokerto Sinergi Gelar Bazar Sembako Murah

Tak hanya itu, migor dengan merk sedaap tersedia dalam jerigen ukuran 5 liter sebanyak 60 dirigen dan 20 liter ada 460 dirigen di gudang distributor resmi produk Wings Food PT Karyaindah Alam Sejahtera, asal Gresik ini.

Kepala Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Mojokerto Mokhamad Riduwan menerangkan, inspeksi mendadak (sidak) kesejumlah gudang distributor dilakukan untuk memantau rantai distributor. Sejak dari pabrik, hingga ke gudang distributor, dan disalurkan ke pasaran.

Lantaran, menipisnya stok migor sawit di pasaran. Baik pasar modern ataupun pasar tradisional. Hasilnya, tak ada penimbunan, stok di gudang masih ada.

"Alhamdulillah di gudang, maupun agen tidak ada penimbunan. Setiap ada stok langsung di kirim ke penjual (pengecer), walau dari pengakuan porsi pengiriman dari pusat ada penurunan," ujarnya.

 

Riduwan mengaku, ribuan liter migor di dalam gudang itu diterima pada Senin, 21 Februari 2022. Lalu barulah bisa didistribusikan, hari ini ke 60 titik di Kota/Kabupaten Mojokerto, Balongbendo, Kabupaten Sidoarjo, dan Mojoagung, Kabupaten Jombang.

Pasalnya, pihak gudang terkendala armada yang terbatas dalam pendistribusian itu. "Mereka juga mengalami kendala, karena terbatasnya jumlah armada pik-up untuk pengiriman ke agen maupun toko. Jadi butuh waktu untuk mendistribusikan itu," ujar.

Petugas belum mendapati adanya pengkatrolan harga pada komoditas minyak goreng sawit itu. Baik dari kemasan pouch satu liter maupun jerigen 20 liter. 

Baca Juga: Terciduk Edarkan Pil Double L 1.600 Butir, Dua Pemuda di Mojokerto Berhasil Diamankan

Lanjut Riduwan, pembatasan pembelian maksimal dua liter per orang di tingkat pengecer masih diberlakukan untuk migor kemasan, maupun curah di agen dan toko. 

"Penjualannya juga sudah sesuai regulasi. Per liter dari distributor dihargai Rp13 ribu dan agen atau toko jualnya sesuai aturan pemerintah, Rp 14 ribu per liter," ujarnya.

Terpisah, Kanit Tipidek Satreskrim Polres Mojokerto Ipda Herry Setiyoko menambahkan, meski belum mendapati adanya pelanggaran, sejumlah sanksi tegas menanti pihak yang sengaja menimbun migor. Mulai dari teguran tertulis, penghentian usaha sementara, hingga pencabutan izin usaha. 

"Terus kami lakukan pengawasan berkala. Kalau nanti ada pelanggaran, kita tindak tegas sesuai aturan yang berlaku. Bisa sampai pencabutan izin usaha pengecer atau distributornya," ucapnya.

Sementara itu, Pimpinan PT Intiniaga Jayakarya Hendriyanto mengklaim tidak pernah menimbun komoditas minyak sawit itu. Sebab, jumlah yang dikirim mengalami penurunan dan permintaan di pasaran justru meningkat saat ini.

Baca Juga: Jokowi Promosikan Tren Minyak Makan Merah, Dibanderol Rp 15.000 per Liter

Pihaknya membagi migor ke sejumlah agen dan toko secara merata. "Datangnya kemarin sore, pagi ini langsung kita kirim dan jumlahnya kita bagi rata sesuai wilayah kerja kita. Tidak di push-kan ke satu wilayah saja," ujar Jaya.

Ia menambahkan, sejauh ini distributor belum bisa memastikan jumlah migor yang diterima. Lantaran, menyesuaikan jumlah produksi di pabrik dan tak ada penimbunan.

Sebab, sebelum terjadi kelangkaan per toko ordernya 100 karton. Sejak langka, justru naik dua kali lipat jadi 200 karton perhari.

"Kalau sudah dikirim dan kita tidak segera distribusikan, kita malah kena teguran dari pimpinan (pusat). Dengan kondisi seperti ini, justru kita lebih utamakan kirim migor daripada produk lain. Tapi kalau toko minta 500 karton, tidak bisa kami sediakan seperti itu. Harus dibagi rata sesuai jumlah stok yang diterima," pungkasnya. Dwi

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU