BEM FISIP Unair Dukung BEM UI

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 28 Jun 2021 22:13 WIB

BEM FISIP Unair Dukung BEM UI

i

Ketua BEM Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unair Yoga Haryo Prayogo

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Ketua BEM Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unair Yoga Haryo Prayogo melontarkan sikap satu suaranya atas aksi BEM UI. "Menurut saya, itu adalah suatu kritik yang tidak bisa disalahkan, apalagi dalam postingan tersebut juga dimuat mengenai inkonsistensi dari Presiden Jokowi dalam statementnya dengan realitas yang ada, itu adalah bentuk kekecewaan yang disalurkan dengan postingan seperti itu agar mengatensi publik. Saya justru mendukung atas hal tersebut," ujarnya kepada Surabaya Pagi di Surabaya, Senin (28/6/2021).

Menanggapi kontroversi yang terjadi atas aksi kritik BEM UI, Yoga menyayangkan pihak yang mencemooh hingga melakukan doxing kepada Presiden BEM UI juga melancarkan represif secara digital kepada pengurus BEM UI. Bagi Yoga, sikap anti-kritik menandakan kurangnya kebijaksanaan pemerintah dala menghayati kehidupan demokratis.

Baca Juga: Empat Kampus di Surabaya, ikut Bergolak

Menurut Yoga, kritik tidak wajib diiringi dengan solusi. Diskursus mengenai kritik solutif adalah budaya yang diwarisi Orde Baru.

 

Lontaran Atas Kekurangan

"Hal yang saya ketahui, wacana ini muncul di masa Orde Baru, seolah sang pengkritik ini juga dibebankan tanggung jawab solusi dalam setiap kritikannya. Menurut saya, orang yang hanya mengkritik tanpa memberikan solusi itu hal yang tidak bisa disalahkan. Logikanya, kritik itu berarti lontaran atas kekurangan-kekurangan dari produk-produk kekuasan sehingga pemerintah atau penguasa tahu atas kekurangan mereka," terangnya.

BEM FISIP Unair juga terus aktif membangun jaringan dengan BEM-BEM yang ada di Indonesia. Hal ini ditujukan agar mahasiswa dapat menjalankan peranannya sebagai apa yang ia sebut dengan watchdog pemerintah.

Baca Juga: Aksi Ksatria Muda Airlangga, Tandingan UNAIR Memanggil?

"Seingat saya dulu pernah kebetulan pernah sharing ke Mas Leon (Presiden BEM) untuk persiapan diskusi sewaktu ramai Papua Live Matters. Lalu kedua kemarin saat ramai mengenai isu plagiarisme, BEM FISIP juga mengirimkan undangan ke BEM UI untuk ikut serta dalam diskusi ini. Saya sebagai pimpinan BEM FISIP Unair dalam pencanangan Kabinet Berarti ini juga sangat berkomitmen membangun jaringan, misalnya dengan BEM UI, UGM, UNS, dan BEM-BEM Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Indonesia. Mengenai bagaimana tugas mahasiswa sebagai watchdog bagi pemerintah saya rasa sudah dimiliki semuanya," ujarnya.

Sebagai watchdog pemerintah, Yoga menuturkan bahwa ia ingin mengajak BEM FISIP unair menjadi sebuah wadah yang membawa spirit yang seyogyanya dimiliki oleh mahasiswa ilmu sosial dan politik.

 

Perbaiki Tatanan Pemerintahan

Baca Juga: Keresahan atas Pelaksanaan Pilpres 2024, Dirasakan juga oleh Puluhan Dosen Unair dan Unesa

"Sebenarnya mengenai bagaimana kritisnya BEM FISIP terhadap setiap kebijakan pemerintah itu selalu dilakukan oleh BEM FISIP Unair sedari dulu, bisa dilihat dari setiap post di media sosial BEM FISIP, mungkin karena kurang terpandangnya nama Unair di kancah nasional sehingga kurang terlihat di publik. Sikap kami tetap sama, pertama membawa spirit kritis, demokratis, pluraslis, dan humananis yang diwariskan oleh Prof Soetandyo. Lalu kedua kami tetap berkomitmen penuh seperti halnya BEM-BEM yang lain untuk menjadi watchdog bagi pemerintah untuk menjaga check and balance kekuasaan di negara demokrasi demi terciptanya cita-cita reformasi yang ingin keluar dari belenggu pemerintahab Orde Baru yang otoritarian," ucapnya.

Di akhir kesempatan, Yoga menyampaikan akan mendukung BEM UI termasuk setiap aksi untuk memperbaiki tatanan pemerintahan.

"BEM FISIP melalui Kementerian Politik dan Kajian Strategis berkali-kali mengkritisi pemerintahan melalui kajian yang disalurkan postingan atau diskusi, mulai dari Tes TWK KPK yang ramai, lalu kebijaksn-kebijakan lainnya. Mengenai tindakan represif kepada teman-teman UI itu juga pasti akan kami sikapi karena telah melanggar kebebasan akademik dan demokrasi," pungkasnya. n lad/cr2/rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU