Berawal Iseng, Dhita Ciptakan Seni Collage Art Bernilai Tinggi

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 16 Apr 2021 11:30 WIB

Berawal Iseng, Dhita Ciptakan Seni Collage Art Bernilai Tinggi

i

Salsabila Dhita Nurani saat menyusun karya seni collage art dari majalah bekas. SP/ TLG

SURABAYAPAGI.com, Tulungagung - Salsabila Dhita Nurani merupakan seorang perajin collage art. Collage art sendiri berarti sebuah karya seni yang menggabungkan berbagai gambar untuk membuat sebuah karya baru. Ia mampu menghasilkan karya seni collage art dari bahan majalah bekas dengan kreatifitasnya. Melalui karya ini, dia ingin menjadi wadah untuk menyuarakan kritikan sosial, tapi tetap bernilai seni tinggi.

Dhita mengaku tak sengaja membuat karya ini. Bermula dari salah satu teman yang membuat kolase berbagai gambar dari majalah bekas. “Ini iseng saja melanjutkan collage art yang kemarin yang sempat tertunda. Dari situ saya tertarik untuk mencoba. Akhirnya saya mulai berburu majalah-majalah bekas,” jelasnya mengawali cerita.

Baca Juga: Pj Bupati Tulungagung Serahkan Bantuan Korban Tertimpa Pohon Tumbang

Selain itu, untuk menekuni kerajinan ini, harus memperbanyak referensi. Baik melalui media sosial seperti Pinterest maupun referensi lain yang relevan. “Karena saya sendiri terkadang merasa kesulitan bagaimana potongan-potongan ini bisa tertata cantik. Konsep ada, tapi begitu eksekusi sering bingung sendiri. Karena kadang harus main feeling ini cocoknya di sebelah sini, ini di bawah, dan sebagainya,” ujarnya seraya tertawa.

Terlebih di masa pandemi seperti sekarang, segala kegiatan perkuliahan dilakukan secara online. Dia pun memiliki waktu lebih banyak untuk serius menekuni collage art. Mulai dari berburu majalah bekas, menggunting setiap gambar, hingga menyatukan potongan-potongan gambar tersebut sesuai konsep yang diinginkan.

Baca Juga: Cuaca Buruk, Ratusan Nelayan di Tulungagung Enggan Melaut

Menurut Dhita, collage art tergolong karya seni ini masih langka, tapi memiliki daya tarik tersendiri. Terutama bagi penikmat karya seni bernuansa retro dan vintage. Meski proses pembuatan tergolong mudah, Dhita tidak mau sembarangan dalam membuat karya. Dia ingin setiap karya yang dihasilkan mengandung pesan bagi setiap penikmat seni.

Dia ingin menyampaikan bahwa sesuatu yang dianggap remeh seperti majalah bekas masih mampu menghasilkan sebuah karya yang bagus. Bahkan memiliki nilai seni dan ekonomi tinggi. “Hanya bermodal barang bekas, tapi masih bisa berkarya. Selain untuk bisnis, kerajinan ini dapat dimanfaatkan sebagai wadah menyuarakan kritikan sosial,” terangnya.

Baca Juga: 3 Pasangan Bukan Suami Istri di Razia Petugas Gabungan

Dhita berharap dapat mengembangkan lagi kerajinan yang telah dia tekuni selama dua tahun ini. Seperti memanfaatkan media kanvas dan cat untuk mempermanis karya. Sebab, sampai kini dia hanya memanfaatkan kertas gambar untuk media pembuatan collage art.

Sementara untuk pemasaran, dia mengaku masih malu-malu untuk menjual. “Masih ingin coba dikembangkan terus. Insyaallah kalau sudah matang mau coba untuk dijual. Karena sudah banyak tawaran masuk,” tandasnya. Dsy14

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU