Berbisnis Rengginang Kekinian dengan Beragam Varian

author surabayapagi.com

- Pewarta

Minggu, 08 Agu 2021 09:24 WIB

Berbisnis Rengginang Kekinian dengan Beragam Varian

i

Fransiska bersama ibunya sedang menunjukkan produk rengginang produksinya. SP/ SBY

SURABAYAPAGI.com, Surabaya – Pandemi membuat Fransiska yang merupakan seorang guru Bahasa Indonesia ini, harus menghabiskan banyak waktu kerjanya dari rumah. Hal tersebut membuatnya untuk membuat sebuah bisnis. Salah satunya Rengginang, camilan kekinian dengan berbagai varian rasa.

Rengginang yang merupakan makanan tradisional terbuat dari nasi atau beras ketan, ternyata bisa menjadi camilan kekinian dengan beragam varian rasa. Lewat merek Adakalanya, Fransiska mengelola usahanya dengan menawarkan produk camilan rengginang berukuran kecil-kecil disertai varian bumbu rasa original terasi, pedas, barbekyu, keju asin, dan cokelat.

Baca Juga: Pasokan Migor Curah Menipis, Kemendag: Masih Mencukupi, Bisa Pakai ‘Second Brand’

Kala itu mereka memulai usaha dengan bermodalkan dana sekitar Rp 100.000-Rp 200.000, memproduksi rengginang dengan ukuran diameter yang cukup besar lewat merek Anugerah Snack. Penjualannya pun berkisar 10-15 kilogram per bulan.

Pemasarannya sangat mengandalkan relasi yakni strategi kabar dari mulut ke mulut (mouth-to-mouth). Namun seiring berjalannya waktu penjualan rengginang kian menurun, menurut Fransiska, semakin banyak orang yang mulai bosan dengan kudapan tradisional tersebut.

Oleh sebab itu, ia menyadari perlu inovasi untuk bisa terus memikat konsumen. Ia pun mulai melakukan riset untuk berinovasi, hingga akhirnya menghasilkan produk rengginang dengan ukuran diameter yang lebih kecil, serta memberikan beragam varian rasa.

Baca Juga: Perajin Kaligrafi di Tulungagung Banjir Pesanan, Tembus Qatar dan Amerika

Seiring dengan perubahan bentuk rengginang, Fransiska juga melakukan rebranding dari nama Anugerah Snack ke Adakalanya, termasuk pula perubahan pada bentuk kemasan.

Fransiska bilang, setidaknya membutuhkan modal Rp 1 juta untuk keluarganya kembali menjual rengginang dengan jenis baru. "Modal itu mencakup bahan dasar ketan, bumbu, juga packaging," katanya.

Respons pasar yang baik, seiring perkembangan teknologi yang pesat di tengah pandemi, ternyata mendorong penjualan rengginang Adakalanya kian meningkat. Kini penjualannya pun mencapai 50-70 kilogram per bulan.

Baca Juga: Fenomena ‘War Takjil’ Ramadhan Jadi Berkah dan Peluang UMKM Tingkatkan Penjualan

Tentunya itu dibarengi omzet yang turut melejit. Bila dulunya dengan jenis rengginang yang lama hanya meraup Rp 2 juta- Rp 2,5 juta per bulan, kini dengan inovasi rengginangnya berhasil meraup omzet rata-rata Rp 5 juta, bahkan sempat mencapai Rp 7,5 juta.

Perkembangan pemasaran secara online membuat penjualan rengginang Adakalanya meluas ke berbagai daerah Indonesia, diantaranya Banjarmasin dan Bengkulu. Tapi sebagian besar permintaan datang dari sekitar Jabodetabek. Dsy1

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU