Berbisnis Seni Lewat Kerajinan Washi Ningyo

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 17 Agu 2021 10:12 WIB

Berbisnis Seni Lewat Kerajinan Washi Ningyo

i

Catur Arie Setiyani dengan boneka Washi Ningyo produksinya. SP/ SBY

SURABAYAPAGI.com, Surabaya - Catur Arie Setiyani memulai usahanya berawal dari niat untuk berbagi kesenangan bukan untuk mengejar keuntungan omzet semata. Meskipun mengaku tidak mementingkan keuntungan, nyatanya toko online Dieva's Craft yang dijalankannya sejak 2006 ini tetap bertahan hingga sekarang dan terus mendatangkan laba.

Washi Ningyo merupakan replikas berbentuk orang dari kertas. Uniknya, meskipun hampir 100 persen bahan-bahannya dari kertas, Washi Ningyo bisa memiliki penampilan tiga dimensi layaknya boneka pada umumnya. “Sesuai tradisi, wajah boneka washi memang dibiarkan polos tanpa mata, hidung atau mulut,” jelas Catur.

Baca Juga: Jelang Tahun Baru Imlek, Perajin Lilin Ukir Banjir Pesanan Tembus Ekspor

Di awal usahanya, karyawati perusahaan industri gas ini harus merogoh modal sekitar 5 juta rupiah. Jumlah ini khusus untuk membeli material boneka, seperti kertas washi, kawat, dan clay (untuk kepala). Di luar itu, ia masih harus menginvestasikan uang untuk membeli buku-buku pembuatan washi yang totalnya mencapai 3 juta rupiah. Karena tidak dijual di Indonesia, Catur berburu buku lewat situs e-bay di internet atau menitip temannya di Jepang.

Catur mengaku tidak mematok harga pasti untuk setiap karya seni yang dihasilkannya. Hal ini sangat bergantung pada kerumitan dan kecintaannya pada tiap boneka. Rata-rata ia bisa menghasilkan 10 boneka setiap minggu. Melihat keelokannya, pantaslah jika Catur membuka penawaran terendah 300 ribu rupiah untuk satu boneka.

Baca Juga: Penguatan Bisnis, Bank Jatim Cetak Kinerja Positif di tahun 2023

Bagi pencinta boneka washi dan mereka yang paham seni, harga itu tidak seberapa. Catur mengaku, beberapa bonekanya laku dengan harga yang cukup tinggi, yaitu 800 ribu rupiah per buah. Bahkan dalam sebuah pameran, seorang turis asing berani membayar hingga satu juta rupiah demi bisa membawa pulang boneka washi karyanya. Padahal, boneka kesayangannya itu tadinya tidak untuk dijual.

Selain menjual boneka jadi, Catur juga membuka kursus dan menjual kit (material untuk membuat satu boneka). Penjualan kit ini biasanya mencapai puncak di masa liburan, yaitu bisa mencapai 400–500 kit sebulan. Untuk kursus, ia memakai jatah liburan akhir pekan, Sabtu dan Minggu. Tempatnya fleksibel, mengikuti kemauan si peserta. Untuk tingkat pemula, Catur mematok harga 50-100 ribu rupiah sekali kursus.

Baca Juga: Kinerja PNM Berdayakan Ekonomi Perempuan Lampaui Grameen Bank

Di tingkat ini ia akan mengajarkan pembuatan boneka dua dimensi. Untuk tingkat lanjut atau membuat boneka tiga dimensi, Catur mematok harga 200-300 ribu rupiah sekali datang. Enaknya, peserta tak perlu repot-repot mencari bahan sendiri, karena harga tersebut sudah termasuk kit. Dsy4

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU