Beredar Isu PHK 45.000 Buruh Tekstil, Presiden KSPI: Tidak Benar!

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 03 Nov 2022 13:32 WIB

Beredar Isu PHK 45.000 Buruh Tekstil, Presiden KSPI: Tidak Benar!

i

Presiden KSPI Said Iqbal.

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Sempat beredar isu adanya PHK sebanyak 45.000 buruh di industri tekstil, garmen, sepatu, dan otomotif bersamaan dengan ancaman resesi yang diprediksi terjadi tahun depan. Namun, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal membantah dengan tegas isu PHK tersebut.

"Tidak benar berita itu. Partai Buruh dan KSPI sudah mendalami fakta-fakta, tidak benar ada PHK 45 ribu lebih di sektor tekstil, garmen, sepatu. Saya sudah periksa tidak ada PHK, apalagi (sektor) otomotif," kata Said dalam konferensi pers virtual, Rabu (2/11/2022).

Baca Juga: Karyawan Anak Usaha PT Kapal Api, Demo, Ekses PHK Masal

Selain itu, Said juga memastikan tidak ada PHK di industri otomotif.

"Itu bohong, karena 70 persen perusahaan otomotif adalah anggota FSPMI (Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia). Dan kami melihat tidak ada PHK," ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Said juga meminta kepada para menteri untuk tidak menjadi provokator dengan terus menyebutkan ancaman resesi global pada tahun 2023.

"Kepada menteri terkait jangan menakut-nakuti rakyat dan menjadi provokator tahun 2023 bahwa ekonomi gelap dan akan ada resesi global yang  melada Indonesia," tuturnya.

Baca Juga: OLX Autos Indonesia Diterpa Badai PHK

Said tidak memungkiri ada tanda-tanda resesi ekonomi dunia pada 2023. Pasalnya, secara teori resesi akan terjadi apabila ekonomi dalam 2 kuartal berturut-turut tumbuh negatif. Namun, menurut Said, Indonesia justru terus menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang positif sehingga bisa dikatakan jauh dari resesi. Bahkan, lanjut Said, pertumbuhan ekonomi Indonesia nomor tiga dunia setelah India dan Filipina.

"Eropa, Amerika, sebagian negara Asia dan Afrika ada yang negatif. Inggris mengalami lonjakan inflasi 10,1 persen. Jerman inflansinya meningkat. Tetapi ekonomi Indonesia justru tumbuh," jelasnya.

Said menilai ancaman resesi dimanfaatkan sejumlah pengusaha untuk mengambil keuntungan. Pengusaha yang disebutnya sebagai 'pengusaha hitam' itu menjadikan resesi sebagai alasan tidak menaikkan upah dan bisa melakukan PHK sekaligus memberi pesangon murah dan menggantinya dengan buruh alih daya (outsourcing).

Baca Juga: Buruh Tolak Keras Outsourcing di Perppu Cipta Kerja: Perbudakan Modern

Ia menganggap narasi resesi yang selama ini digaungkan menurutnya bisa memprovokasi buruh dan rakyat kecil.

"Tapi jangan diprovokasi terus rakyatnya. Kalau kami terprovokasi, aksi besar-besaran turun ke jalan terjadi. Ekonomi bisa hancur. Provokasi rakyat didukung lagi oleh pengusaha-pengusaha hitam, pengusaha cengeng pro upah murah, minta amnesty, minta jam kerja dikurangi," tegasnya. jk

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU