Beredar Pesan Berantai yang Mengklaim Covid 19 Bukan Virus, Benarkah?

author surabayapagi.com

- Pewarta

Minggu, 02 Mei 2021 22:19 WIB

Beredar Pesan Berantai yang Mengklaim Covid 19 Bukan Virus, Benarkah?

i

Tangkapan layar hoaks Rusia temukan Covid-19 akibat jaringan 5G. Facebook Zekeriyya Genc

 

SURABAYAPAGI, Surabaya - Redaksi Surabaya Pagi, Minggu (2/5/2021) kemarin menerima pesan berantai di aplikasi perpesanan yang menyebut Covid-19 bukanlah virus. Covid-19 dianggap sebagai bakteri yang menghalangi pembekuan darah.

Baca Juga: Tentara Bayaran WNI di Ukraina, Bisa Propaganda Rusia

Informasi itu disebut didapat dari Rusia yang telah melakukan bedah terhadap pasien Corona. Dokter di sana,  diklaim melakukan pembedahan dengan secara nekat melanggar aturan WHO.

Berikut isi pesannya:

Rusia menjadi negara pertama di dunia yang melakukan otopsi (post mortem) terhadap jenazah Covid-19.  Setelah dilakukan penyelidikan menyeluruh, ditemukan bahwa Covid-19 tidak ada dalam bentuk virus, melainkan bakteri yang telah terpapar radiasi dan menggumpal melalui darah hingga menyebabkan kematian.

Penyakit Covid-19 telah ditemukan menyebabkan pembekuan darah, yang menyebabkan pembekuan darah manusia dan pembekuan darah vena, yang membuat orang sulit bernapas karena otak, jantung, dan paru-paru tidak dapat menyerap oksigen, menyebabkan orang mati dengan cepat.

Guna mengetahui penyebab kurangnya energi pernapasan, dokter Rusia tidak mendengarkan kesepakatan WHO, melainkan melakukan otopsi terhadap COVID-19.  Setelah dokter membuka lengan, kaki, dan bagian tubuh lainnya dan memeriksanya dengan cermat, mereka menemukan bahwa pembuluh darah melebar dan berisi gumpalan darah, yang menghalangi aliran darah dan mengurangi aliran oksigen.  Hal tersebut dapat menyebabkan kematian pada tubuh.

Setelah mengetahui penelitian tersebut, Kementerian Kesehatan Rusia segera mengubah rencana pengobatan Covid-19 dan menggunakan aspirin untuk pasien positif.  Mulailah mengonsumsi 100 mg dan Imromac.  Hasilnya, para pasien mulai pulih dan kesehatan mereka mulai membaik.

Setelah periode penemuan ilmiah, dokter Rusia menjelaskan bahwa penyakit ini adalah tipuan global, dan metode pengobatan ini menjelaskan, "Ini tidak lain adalah gumpalan di pembuluh darah (bekuan darah) dan metode pengobatan.

Tablet antibiotik

Anti-inflamasi dan Minum antikoagulan (aspirin).

Untuk tujuan ini, kesepakatan telah dikeluarkan di Rusia.

Bagikan informasi ini dengan keluarga, tetangga, kenalan, teman, dan kolega Anda sehingga mereka dapat menghilangkan rasa takut akan Covid-19 dan menyadari bahwa itu bukan virus, melainkan bakteri yang hanya terpapar radiasi.  Hanya orang dengan kekebalan rendah yang harus berhati-hati.  Radiasi ini juga dapat menyebabkan peradangan dan hipoksia.  Korban harus mengonsumsi Asprin-100mg dan Apronik atau parasetamol 650mg.

Sumber: Kementerian Kesehatan Rusia

 

Dipastikan Hoax

Berdasarkan penelusuran Litbang Surabaya Pagi, Minggu (2/5/2021), kabar soal Covid-19 adalah bakteri bukanlah hal baru. Sejauh ini, tidak ada pernyataan resmi dari pemerintah maupun lembaga penelitian Rusia terkait penemuan bahwa Covid-19 bukan disebabkan oleh virus.

Informasi ini juga beredar di negara-negara Barat yang. Namun, sekitar setahun lalu, tepatnya pada 29 Mei 2020, Associated Press telah mengecek silang informasi tersebut. AP menemukan bahwa klaim itu salah. Faktanya, Covid-19 tidak merespons antibiotik (untuk bakter) dan antikoagulan sehingga tak dapat mengobati infeksi. Sementara itu, pembekuan darah terjadi akibat komplikasi pada pasien Covid-19.

Baca Juga: UNESA Gandeng Universitas Islam Madinah Perkuat Mutu Pendidikan dan Jaringan Internasional

Sebuah studi di Italia yang dilakukan oleh ahli patologi bernama Aurelio Sonzogni di rumah sakit Ospedale Papa Giovanni XXII juga menegaskan,  Covid-19 adalah wabah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus Corona baru.

“Covid-19 pasti virus dan antibiotik tidak berpengaruh terhadap infeksi ini. Meskipun bantuan pernapasan intensif, banyak pasien menunjukkan tanda dan gejala yang tidak jelas. Terkadang itu terkait dengan komplikasi yang tidak terduga. Oleh karena itu, kami diminta untuk melakukan visum,” kata Sonzogni.

Lebih lanjut Sonzogni mengatakan dengan melakukan 100 autopsi, mereka menemukan Covid-19 dapat memicu kerusakan pembuluh darah, paru-paru, dan organ lain. Ini nantinya akan mengakibatkan oklusi trombotik yang menyebar. Oklusi trombotik terjadi ketika gumpalan darah terbentuk di dalam pembuluh darah.

Selain itu, selama ini WHO tidak memiliki aturan pelarangan autopsi seperti diklaim oleh kabar beredar di atas. WHO mengizinkan otopsi dapat dilakukan selama tindakan keamanan yang memadai diikuti. Menurut laporan AP, tidak jelas berapa banyak pasien Covid-19 yang memiliki gumpalan tersebut.

Namun, penelitian dari China, Eropa, dan AS menunjukkan gumpalan itu berkembang dari 3 persen hingga 70 persen pasien yang dirawat di rumah sakit karena Covid-19. National Institutes of Health mengatakan masih perlu banyak penelitian lagi.

“Kami memiliki banyak laporan yang sangat menyarankan pasien Covid-19 memiliki lebih banyak pembekuan terutama di pembuluh darah,” kata Profesor Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Wayne, Scott Kaatz.

Penggumpalan darah dapat diatasi dengan antikoagulan, tapi infeksi tidak bisa diobati hanya dengan pengencer darah. “Pembekuan dipicu oleh banyak penyakit. Kami tidak menggunakan aspirin (seperti diklaim oleh pesan beredar) atau antikoagulan untuk mengobati infeksi. Itu bukan penggunaan obat-obatan ini,” kata Direktur Medis Program Trombosis Universitas British Columbia di Vancouver, Agnes Lee.

Dia mencatat pembekuan darah adalah komplikasi Covid-19 dan infeksi parah. Antikoagulan kata dia dapat mengobati komplikasi Covid-19.

Beberapa bulan terakhir, memang ada beberapa teori konspirasi yang beredar di internet, termasuk ada yang menargetkan Bill Gates. Klaim palsu an itu menyatakan Italia menuntut Bill Gates dan WHO dimintai pertanggungjawaban atas kejahatan terhadap kemanusiaan karena menyebarkan informasi menyesatkan dan mehanan informasi yang bisa menyelamatkan nyawa. Pada 14 Mei 2020, seorang politisi di parlemen Italia, Sara Cunial menyarankan agar Gates ditangkap.

Baca Juga: Pesawat Japan Airlines Tabrak Pesawat, 400 Penumpang Selamat

 

Terpapar Radiasi

Klaim serupa sebelumnya juga tersebar luas di awal Maret 2021 lalu di Facebook.  Pengguna Facebook dengan nama pengguna Zekeriyya Genc mengunggah sebuah narasi (8/3) yang menyatakan bahwa hasil otopsi terhadap jenazah korban Covid-19 yang dilakukan oleh dokter di Rusia telah menemukan bahwa penyakit Covid-19 tidak disebabkan oleh virus, melainkan radiasi elektromagnetik 5G/

Pesan itu berbunyi:

"Klaim penting Berita terbaru Berita indah dari dunia ...._ Rusia memiliki otopsi kepada pasien Covid-19, penemuan hebat dibuat. Rusia menjadi negara pertama di dunia, otopsi (post mortem) dari Covid-19 Corpse (post mortem) dan menemukan bahwa Covid-19 bukan virus setelah penelitian yang komprehensif. Ini adalah penipuan global. Orang mati "Diperkuat radiasi elektromagnetik 5G (racun)".

 Dokter di Rusia telah melanggar hukum Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam tubuh mereka yang meninggal karena Covid-19 setelah penemuan ilmiah, dilanggar hukum Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang tidak mengizinkan otopsi untuk mendeteksi otopsi, tetapi Menyebabkan kematian, menyebabkan kematian, menyebabkan kematian, menyebabkan kematian, menyebabkan pembekuan darah pada pembuluh darah dan saraf bakteri menyebabkan pasien mati karena bakteri ini. Rusia, "koagulasi intravaskular (trombosis) tidak radang tidak lain, dan mengalahkan virus dengan mengatakan bahwa metode pengobatan adalah peningkatan pengobatan. Tablet antibiotik Antiinflamasi dan Dapatkan antikoagulan (aspirin). Ini menunjukkan bahwa dimungkinkan untuk meningkatkan penyakit, berita sensasional ini untuk dunia disiapkan oleh otopsi (badan) virus Covid-19 dengan dokter Rusia.

Menurut ilmuwan Rusia lainnya, ventilator dan unit perawatan intensif (YBU) tidak pernah diperlukan. Protokol dampak ini sudah diterbitkan di Rusia. Orang Cina sudah tahu itu, tetapi tidak pernah menerbitkan laporannya. Bagikan informasi ini dengan keluarga, tetangga, kenalan, teman, kolega dengan kolega Anda, mereka menyingkirkan rasa takut Covid-19 dan bukan virus, tetapi tidak hanya radiasi 5G. Alasannya adalah cedera pada orang-orang yang imunitas sangat rendah. Radiasi ini juga menyebabkan peradangan dan hipoksia. Para korban harus mengambil asprin-100mg dan apronic atau parasetamol 650mg. Kemarin ... ??? . Covid-19 menyebabkan pembekuan darah menyebabkan trombosis pada manusia dan menyebabkan koagulasi darah di vena,"

Narasi dengan topik serupa juga telah dimuat dalam situs turnbackhoax.id dengan judul artikel “(SALAH) “Covid-19 BUKAN Virus, Sumber : Kementerian Kesehatan Italy” pada 14 Februari 2021 lalu.

Dengan demikian, narasi yang diunggah oleh pengguna Facebook dengan nama pengguna Zekeriyya Genc tersebut dapat dikategorikan sebagai Konten yang Menyesatkan/Misleading Content. litbang-sp/bs/ap/fb/rus/cr2/ril

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU