BI Malang Musnahkan Rp5,3 T Uang Tak Layak Edar

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 15 Mei 2023 11:35 WIB

BI Malang Musnahkan Rp5,3 T Uang Tak Layak Edar

i

Sekretaris Disdikbud Kota Malang, Dra Sri Handayani Widyawati MM dan Deputi Kepala Perwakilan BI Malang, Dedy Prasetyo saat kegiatan ToT di Kota Malang, Sabtu (13/5/2023). Foto: BI Malang.

SURABAYAPAGI.COM, Malang - Bank Indonesia (BI) Perwakilan Malang telah memusnahkan uang tak layak edar seperti uang lusuh dan rusak sebanyak Rp5,3 triliun selama 2022. Adapun selama empat bulan awal 2023, uang senilai Rp1,73 triliun juga telah dimusnahkan.

Hal ini disampaikan Deputi Kepala Perwakilan BI Malang, Dedy Prasetyo saat Training of Trainers (ToT) kepada 250 guru SD, SMP dan SMA se Kota Malang di Hotel Aliante Malang, Sabtu (13/5/2023).

Baca Juga: BI Malang Sebut Penjualan Eceran pada Juni 2023 Tumbuh Positif

Dedy mengatakan, mayoritas uang yang banyak dimusnahkan yakni uang pecahan kecil dengan nominal antara Rp1.000 hingga Rp10.000 karena perputarannya paling cepat dan sering pindah tangan.

Ia menuturkan, jika dari Rp1,73 triliun itu dirata-rata dimana setiap empat bulan angkanya sama, maka totalnya mencapai Rp5,1 triliun. Jumlah tersebut sedikit menurun jika dibandingkan tahun 2022.

“Jiak dibanding tahun lalu sudah ada penurunan, tetapi kita berharap penurunan itu terus terjadi di masa-masa yang akan datang,” kata Dedy, Sabtu (13/5/2023).

Menurutnya, kaum pendidik seusai mengikuti ToT diharapkan dapat mengedukasi siswa dan masyarakat untuk mengenali rupiah. Selain dapat terhindar dari uang palsu, dengan mengenali rupiah sekaligus bisa merawat sehingga masa edar lebih lama.

Selain itu, lanjut Dedy, kegiatan ToT ini sebagai salah satu sosialisasi Cinta Bangga Paham (CBP) Rupiah. Gerakan ini dilakukan dengan tujuan agar masyarakat semakin mencintai rupiah dan tidak memberlakukan rupiah dengan tidak wajar.

Dedy menilai, masih banyak masyarakat yang belum melakukan CBP rupiah.

“BI terus berupaya melakukan kampanye agar mayarakat memiliki rasa cinta dan bangga kepada rupiah,”ujarnya.

Berdasarkan survei Literasi CBP Rupiah 2022 yang dilakukan belum lama ini, masyarakat yang memiliki rasa bangga terhadap rupiah tercatat sebanyak 72,29% sedangkan yang memiliki rasa cinta 72,57 % dan yang memahami rupiah 72,85%.

Jumlah tersebut sudah termasuk kategori baik namun masih belum ideal. Idealnya setidaknya mencapai angka 80 persen.

Kurangnya literasi CBP Rupiah menyebabkan masih ditemukan adanya peredaran palsu di wilayah kerja BI Malang. Hingga triwulan I/2023, tercatat ada 1.110 lembar uang palsu.

“Kebanyakan uang kartal yang dipalsukan pecahan Rp50.000 dan Rp100.000,” ucapnya.

Baca Juga: Penjualan Eceran di Malang Raya Tumbuh Positif

Maka dari itu, untuk meningkatkan angka literasi CBP Rupiah, kata Dedy, diperlukan pemahaman yang kuat dan baik dari masyarakat untuk merawat uang kartal yang mereka miliki.

“Makanya literasi terhadap rupiah kepada masyarakat harus terus ditingkatkan,” tuturnya.

Ia menyebut, pintu masuk yang paling efektif yakni melalui pelatihan bagi guru. Dari hasil pelatihan, mereka diharapkan dapat mendiseminasikan kepada para murid. Apalagi data yang ada juga menyebutkan, uang tidak layak edar kebanyakan terdapat di kalangan siswa sekolah.

Dalam kesempatan itu, peserta diperkenalkan 5J, yakni jangan dilipat, jangan dicoret, jangan distapler, jangan diremas, dan jangan dibasahi agar uang tidak mudah rusak dan lusuh. Tak kalah penting lagi, peserta diajarkan untuk mengetahui keaslian uang rupiah dengan 3D, yakni dilihat, diraba, dan diterawang.

“Implikasinya nanti masyarakat akan terhindar dari uang palsu karena mereka menjadi tahu yang asli seperti apa dan yang palsu seperti apa,” tukasnya.

Dedy menyatakan bahwa ke depan, pelatihan bagi guru tidak sebatas terkait CBP Rupiah melainkan juga tentang kebanksentralan secara umum dan lainnya sehingga dapat meningkatkan literasi guru tentang ke-BI-an seperti pemberian materi tentang inflasi.

Baca Juga: Pemkot Malang Dukung Digitalisasi Ekonomi Keuangan

“Sudah kok, ada pemberian materi tentang inflasi,” ucapnya.

Pelatihan ini mendapatkan apresiasi positif dari Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Malang, Dra Sri Handayani Widyawati MM.  Menurut Sri, kegiatan tersebut penting untuk meningkatkan angka literasi CBP Rupiah bagi guru sehingga dapat disosialisasikan ke masyarakat, terutama siswa sekolah.

“Jadi, ini sangat pas ada training of trainers (ToT) karena bisa menyasar semua. Mereka (tenaga pendidik) punya kelompok-kelompok, jadi bisa dikembangkan dan diimplementasikan di kelompoknya masing-masing oleh tenaga pendidik,” ujar Sri.

Selain itu, sambungnya, kegiatan ini juga sesuai dengan kurikulum Merdeka Belajar dimana terdapat kurikulum kewirausahaan yang berkaitan erat dengan rupiah.

Ia menyampaikan, mata uang juga menjadi salah satu simbol kedaulatan negara. Sehingga, cinta kepada mata uang rupiah juga perwujudan cinta kepada bangsa.

 “Jadi cinta terhadap rupiah sangatlah penting, karena hal ini juga berarti mencintai bangsa. Di Merdeka Belajar ini di masing - masing jenjang ada yang namanya kurikulum kewirausahaan. Dan ilmu ini harus ditanamkan sejak dini karena rupiah juga merupakan simbol negara,” pungkasnya. mlg

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU