Home / Politik : ANALISA BERITA

Bisa Gerus Elektabilitas PDIP dan Ganjar

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 30 Mar 2023 21:12 WIB

Bisa Gerus Elektabilitas PDIP dan Ganjar

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Direktur Eksekutif Aljabar Strategic Arifki Chaniago dan Indikator Politik Indonesia Bawono Kumoro, menganalisis peristiwa pasca Piala Dunia U-20 batal digelar di Indonesia.

Arifki Chaniago Bawono Kumoro, memprediksi elektabilitas PDI Perjuangan (PDIP) dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo akan melorot. Juga memprediksi hubungan Presiden Joko Widodo dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri retak usai Piala Dunia U-20 batal digelar di Indonesia.

Baca Juga: Simpang Siurnya Pernyataan Gibran dan Hasto

Arifki mengatakan PDIP punya andil besar dalam pembatalan gelaran itu. Penolakan dua gubernur PDIP, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur Bali I Wayan Koster, menjadi momen kunci pembatalan acara itu.

 

Pengaruhi Hubungan Jokowi-Mega

"Hubungan Jokowi dan Megawati akan memanas. Jokowi juga sudah secara terang-terangan lewat pidatonya meminta jangan mencampuradukkan olahraga dengan politik," kata Arifki saat dihubungi CNNIndonesia.com, Kamis (30/3).

Ia menambahkan, "Secara politik pasti Jokowi tersinggung karena memang akan berdampak secara internasional."

Arifki berkata kejadian ini akan mempengaruhi hubungan Jokowi dengan PDIP. Dia menilai Jokowi tidak akan menggunakan PDIP untuk mengusung calon presiden pilihannya.

Jokowi, ucapnya, juga kemungkinan tak lagi ngotot mengusung Ganjar untuk 2024. Arifki menyebut Jokowi akan mencari sosok lain yang tidak melawan kehendaknya.

"Mungkin akan lewat KIB (Koalisi Indonesia Bersatu) atau mengarah ke Gerindra dan Prabowo. Karena Jokowi orang yang susah menerima pihak yang beda haluan dengan beliau," ujarnya.

 

Heran Dengan PDIP

Pengamat Indikator Politik Indonesia Bawono Kumoro memprediksi elektabilitas PDI Perjuangan (PDIP) dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo akan melorot pasca Piala Dunia U-20 batal digelar di Indonesia.

PDIP dan sejumlah kepala daerah dari partai itu termasuk pihak yang menyuarakan penolakan kedatangan timnas Israel.

Bawono awalnya mengaku heran dengan suara lantang dari PDIP dan elite-nya dalam penolakan Timnas Israel. Menurutnya, dalam isu Israel-Palestina, partai itu sebelumnya tak pernah bersuara.

Baca Juga: Megawati Tulis Surat ke MK: Habis Gelap Terbitlah Terang

Oleh karenanya, ia berpendapat ada motif politik di balik penolakan Timnas Israel saat ini.

"Meskipun mereka menjadikan sikap Bung Karno di masa lalu sebagai rujukan justifikasi bersikap saat ini, peristiwa seputar isu Israel-Palestina kan gak cuma ini, sebelumnya juga sering, misal ada insiden di Al Aqsa, invasi Israel ke jalur Gaza, tapi apakah elite PDIP atau PDIP bersuara lantang soal itu?," kata Bawono, Kamis (30/3/2023).

"Oleh karena itu tidak berlebihan kalau menduga, motif politik dari PDIP menyuarakan ketidaksetujuan Israel ini," imbuh dia.

 

Kurangi Citra Kurang Ramah

Motif eksternal, menurutnya, PDIP ingin mengurangi citra sebagai partai yang kurang ramah terhadap pemilih muslim. Sembari mencari peruntungan untuk menggaet ceruk pemilih itu.

"Motif Internal, saya lihat ini ada semacam tes dari PDIP terhadap Ganjar. Tes loyalitas. Tes dari PDIP kalau anda (Ganjar) ingin dicalonkan oleh partai ini, tunjukkan loyalitas anda, caranya adalah Ganjar diminta untuk menyuarakan penolakan," katanya.

Baca Juga: Menantu Jokowi, Nambeng Daftar ke PDIP

Namun, menurutnya langkah yang diambil PDIP itu kurang terukur lantaran justru bisa berefek kepada penurunan elektabilitas partai maupun Ganjar yang menurut sejumlah lembaga survei, memiliki elektabilitas tinggi sebagai calon presiden..

 

Langkah Lawan Politik PDIP

"Rasa kekesalan, ketidaksukaan dari penggila (tifosi) bola kita yang juga bagian dari pemilih. Apalagi ini kan yang dihancurkan mimpinya anak-anak muda, pemilih pemula. Jumlah pemilih usia muda di di pemilu 2024 itu kalau angka 17 sampai 39 tahun, itu kan diperkirakan oleh BPS mencapai 58 persen dari pemilih," katanya.

Menurutnya, ada dua faktor yang membuat daya rusak terhadap elektoral itu bisa berdampak panjang hingga Pemilu 2024.

Pertama, mitigasi yang dilakukan PDIP dan Ganjar untuk mengatasi isu. Kedua, langkah lawan politik memanfaaatkan isu untuk menggerus elektabilitas PDIP dan Ganjar..

"Jadi tergantung dua hal itu, apakah akan terus sampai 320 hari mendatang di 14 Februari. Tapi dalam jangka pendek itu pasti, kalau di survei dalam satu dua bulan ke depan, pasti saya yakin akan ada penurunan," katanya, n CNN/jk/rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU