Bjorka Lawan Pemerintahan Zalim, Benarkah?

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 13 Sep 2022 21:02 WIB

Bjorka Lawan Pemerintahan Zalim, Benarkah?

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Indonesia kali ini menaruh perhatiannya pada Bjorka yang sudah membocorkan data-data paling sensitif di Indonesia. Nama Bjorka semakin melejit ketika ia mengunggah data registrasi SIM card hingga surat untuk presiden RI.

Hacker Bjorka ini bahkan masih membuat gaduh dunia maya karena ulahnya dalam membocorkan rahasia negara. Tak sedikit warganet yang kini tengah mencari jejak rekaman Bjorka dalam meretas data Indonesia.

Baca Juga: Pemuda Lulusan SMP Retas Situs Pemerintah, Belajar dari YouTube

Dilansir dari BreachForums, Bjorka pertama kali bergabung di situs tersebut dengan status gender rahasia sejak 9 Agustus 2022. Waktu online nya pun tercatat hanya satu hari, 12 jam, 49 menit.

Bjorka baru saja bergabung di situs tersebut selama 2 bulan. Reputasinya langsung melejit mencapai 573 dan bintang enam.

Apa saja rekam jejak Bjorka sehingga ia bisa menggemparkan negara Indonesia ini? Simak infonya di bawah ini. Pembocoran data pertamanya di breached.to adalah data pelanggan Tokopedia yang dibobol pada April 2020. Isinya user ID, password hash, email, hingga nomor telepon.

Pembocoran data keduanya adalah 270,904,989 data pengguna media sosial literatur Wattpad, 20 Agustus. Di hari yang sama, Bjorka merilis 26 juta data pelanggan IndiHome. Isinya mencakup nama lengkap, email, gender, Nomor Induk Kependudukan (NIK), IP Address, hingga situs apa saja yang dikunjungi. Gawat.

Pada 31 Agustus, user ini mengunggah 1,3 miliar data registrasi SIM card yang diklaim dibobol dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo). Isinya adalah NIK, nomor telepon, provoider-nya, hingga tanggal registrasi.

Pada momen leak ini, sejumlah lembaga negara kian kebakaran jenggot. Kementerian Kominfo, operator seluler, Dukcapil ramai-ramai membantahnya. Namun, para pakar siber, data yang dibocorkan justru valid.

Bjorka pun membalas pesan Semuel itu lewat unggahan di forum gelam dengan judul 'My Message to Indonesian Government'. "My Message to Indonesian Government: Stop being an idiot (pesan saya untuk pemerintah Indonesia: berhentilah jadi orang bodoh, red)," dikutip dari utas di BreachForums, Selasa 6 September 2022.

Tak berhenti mengejutkan Indonesia, Bjorka kembali membocorkan 105 juta data kependudukan dari Komisi Pemilihan Umum (KPU), 6 September.

Yang lebih menggemparkan adalah pembocoran data surat rahasia untuk Presiden Jokowi pada periode 2019-2021, 9 September. Salah satunya adalah surat dalam amplop tertutup dari Badan Intelijen Negara (BIN).

Kepala Sekretariat Presiden (Kasetpres) Heru Budi Hartono mengatakan aparat tengah memproses kasus kebocoran data itu secara hukum dan memburu pelakunya.

Diketahui, Bjorka menganggap negara Indonesia ini terlalu lama dijalankan secara sewenang-wenang oleh para petinggi dan tanpa ada perlawanan yang mutlak.

Tak hanya itu, hacker Bjorka ini juga menilai terdapat segudang hal yang salah dilakukan oleh pemerintah.

Hal ini ia sampaikan melalui akun Twitternya yang berbunyi: "Those who criticize are permanently removed in the wrong way. various ways have been done, including the correct way. did it work ? so i chose to be a martyr to make a change by slapping their face (Berbagai cara telah dilakukan, termasuk cara yang benar. apakah itu berhasil? Jadi saya memilih menjadi martir untuk membuat perubahan dengan menampar wajah mereka)," tulis Bjorka.

 

Baca Juga: Polda Jatim Ringkus Peretas Website Pemkab Malang

Tuntutan Revolusi

Tak hanya mengungkapkan pendapatnya yang viral tersebut, namun Bjorka pun juga tak segan mengajak masyarakat untuk menggunakan topeng Bjorka untuk mendukungnya menjalankan revolusi.

Hal ini diungkapkan seorang advokat muda yang menganalisis Bjorka di TikTok membuat judul "Mungkinkah Bjorka Akan Menjadi Pahlawan Indonesia". Pertanyaan ini menggelitik kita, sebab, Bjorka mirip dalam film "V for Vendetta", manusia bertopeng, yang melawan pemerintahan yang zalim.

Bjorka juga menampilkan diri sebagaimanusia bertopeng. Tuntutan Bjorka adalah satu, sekarang saatnya Revolusi. Dan Bjorka yakin dengan kemampuannya menghancurkan rezim yang zalim.

Ini masuk akal dalam era sekarang, di mana ditangan satu gadget, semua sistem data pembangkit listrik, data trafik lalu lintas, data perbankan dll, dapat digenggam dan di kacau-balau kan.

 

Kekuatan Big Data

Jika benar Bjorka adalah kekuatan baru dalam dunia "Big Data dan Internet of Things", yang mampu melakukan revolusi melalui dunia maya, maka kita tentu akan sunguh-sungguh masuk pada era baru. Namun, menurut saya, tetap saja gerakan rakyat di dunia nyata, jangan ditinggalkan.

Baca Juga: Ditreskrimsus Polda Jatim Tangkap Hacker Website Pemerintah dan PTN

Khususnya mengingat unggahan pesan Bjorka yang anti kenaikan BBM, di Twitter, "Apa kabar Bu Puan Maharani? Bagaimana rasanya merayakan ulang tahun ketika banyak orang memprotes harga BBM tepat di depan kantor anda?" Pesan ini menunjukkan pentingnya protes jalanan.

Bjorka, mengklaim memiliki data-data antara lain, data Presiden Republik Indonesia, Jokowi; memiliki data 1,3 miliar pelanggan seluler; memiliki data pembunuh Munir; data pemilih KPU; data Menkominfo; memiliki data Erick Tohir; dan Puan Maharani.

Dia mengancam akan membongkar dan terus membongkar data-data ini. Ketika Menteri Kominfo menyepelekan Bjorka, diberitakan Bjorka membocorkan data pribadi sang menteri di sebuah situs terkait Bjorka. Alasan pombocoran informasi adalah dia melihat keadaan Indonesia sudah terlalu parah. Semua orang-orang yang bersuara memberikan kritik disingkirkan.

 

BSSN Akui Data Valid

Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Hinsa Siburian mengungkapkan, ada data valid yang diretas oleh hacker “Bjorka” yang menyasar sejumlah situs pemerintah. "Data valid, tetapi ada yang tidak," kata Hinsa Siburian, di Kantor BSSN, Depok, Selasa (13/9/2022).

Hinsa mengatakan, temuan mengenai validitas data yang dibocorkan “Bjorka” telah melalui rangkaian uji forensik digital oleh BSSN. “Setelah ditelisik ini ada juga datanya berulang (data umum),” ujar Hinsa.

Ia juga menyatakan bahwa pemerintah tidak merasa kehilangan data vital. Walaupun begitu, stakeholder terkait tetap mengevaluasi atas peretasan yang dilakukan “Bjorka”. Di sisi lain, terkait peristiwa pencurian data tersebut, BSSN kini menelusuri latar belakang “Bjorka” melalui koordinasi dengan Bareskrim Polri. erk/bbs/ami/rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU