SURABAYAPAGI, Seoul - Jawa Timur akan menambah alat pendeteksi gempa atau seismograf , nantinya beberapa alat tersebut akan dipasang pada tahun ini. Koordinator Bidang Observasi dan Informasi BMKG Stasiun Geofisika Pasuruan, Suwarto menjelaskan penambahan seismograf yang rencananya dipasang di Kepulauan Kangean, Madura.
"Kemudian ada lagi tambahan untuk desiminasi atau pengiriman informasi gema bumi berupa Warning Receiver System (WRS) itu kita akan pasangan di 5 atau 6 lokasi di Jatim," kata Suwarto, kemarin.
Baca Juga: Korban Gempa di Bawean dan Tuban Terima Bantuan
Suwarto menambahkan, sebenarnya sudah cukup banyak alat pendeteksi gempa yang terpasang di Jatim. Seperti sensor accelerometer (accelerograph) yang berfungsi untuk merekam percepatan pergerakan tanah. Di Jatim, kata Suwarto, jumlahnya ada 48 unit.
"Tersebar mulai dari Banyuwangi, Pacitan, Madura, dan Tuban. Jadi merata di seluruh kabupaten/ kota di Jatim," ujarnya.
Baca Juga: Dinkes Gresik Beri Pelayanan Keliling Bagi Warga Bawean
Selain itu, ada seismograf yang juga sudah terpasang dan tersebar di Jawa Timur. Seismograf memiliki fungsi untuk merekam ketika terjadi gempa bumi. Alat ini berfungsi untuk mendapatkan data yang nantinya akan diolah untuk memperoleh parameter gempa. "Jadi nanti kita tahu episenternya di mana. Di Jatim ada 50 titik (seismograf) kita pasang juga," kata Suwarto.
Belum lagi alat pendeteksi gempa lainnya seperti Intensity Meter. Suwarto mengungkapkan, di Surabaya saja, Intensity Meter yang dipasang jumlahnya mencapai 15 unit. Alat ini banyak dipasang di Surabaya tiada lain karena adanya sesar Kendeng yang aktif di sepanjang Waru-Surabaya.
Baca Juga: Fokus Perbaikan Sekolah dan Mushola di Bawean, Pj Gubernur Jatim Siapkan 250 M
"Hasil penelitian dan kajian sesar Kendeng ini termasuk sesar aktif terjadi pergerakan. Dari peta pusat studi gempa nasional ini termasuk aktif. Tapi pergerakannya tidak signifikan mungkin setahun hanya dua sentimeter," ujarnya. re/na
Editor : Mariana Setiawati