BNI Raup Laba Bersih Rp 13,7 Triliun di Kuartal III 2022, Melonjak 76,8%

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 25 Okt 2022 14:44 WIB

BNI Raup Laba Bersih Rp 13,7 Triliun di Kuartal III 2022, Melonjak 76,8%

i

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI).

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) mencatat laba bersih senilai Rp 13,7 triliun pada kuartal III-2022. Angka tersebut tumbuh 76,8% secara tahunan (year-on-year/yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan, pertumbuhan laba bersih BNI yang sehat ini tetap dapat dicapai meskipun perseroan menerapkan strategi fungsi intermediasi selektif dan di tengah kondisi perekonomian yang menantang. Hasilnya, penyaluran kredit perseroan terkerek 9,1 persen yoy menjadi Rp622,61 triliun.

Baca Juga: Kejati Jatim Naikan Kasus Korupsi Pemberian Kredit Bank BNI Senilai Rp 66,6 M

"Kami sangat bersyukur sampai dengan kuartal ketiga 2022 ini, kami dapat konsisten membukukan kinerja yang solid di tengah berbagai tantangan ekonomi global maupun domestik," kata Royke saat konferensi pers virtual, Senin (24/10/2022).

Royke mengatakan penyaluran kredit berfokus pada segmen berisiko rendah, dan debitur top tier di setiap sektor industri yang prospektif. Diharapkan eksposur kredit berkualitas tinggi ini berdampak pada kualitas kredit BNI dalam jangka panjang. Kredit juga didorong korporasi swasta, segmen komersial, dan segmen kecil.

“Sebagai penopang pertumbuhan kredit, perseroan mengandalkan pendanaan terutama dari current account savings account [CASA/dana murah] yaitu tabungan dan giro,” ujarnya.

Rasio CASA BNI mencapai 70,9 persen dari total dana pihak ketiga (DPK). Ia mengatakan, angka ini merupakan pencapaian yang tertinggi dalam beberapa tahun terakhir. Dengan performa tersebut, Net Interest Income (NIM) perseroan menjadi Rp 30,2 triliun atau tumbuh 5,2 persen yoy.

Baca Juga: 3 Orang Bobol Uang Nasabah BNI Rp 838 Juta

Sementara itu, Non-Interest Income juga tumbuh baik mencapai 7,8 persen yoy menjadi Rp 11 triliun, yang didorong oleh transaksi digital dan fee dari bisnis sindikasi. Kemudian pendapatan operasional sebelum pencadangan tercatat Rp 25,8 triliun atau naik 9,7%.

"Kami bersyukur sampai kuartal III-2022 dapat konsisten membukukan kinerja yang solid di tengah berbagai tantangan global," tandasnya.

Dalam kesempatan itu, Royke menyebutkan memang kuartal III tahun ini merupakan tahun yang menantang akibat tingginya tensi geopolitik sehingga menciptakan sejumlah risiko baru di tengah efek Pandemi Covid-19 mulai mereda. Apalagi ketegangan geopolitik telah mengganggu rantai pasok global sehingga menyebabkan lonjakan harga komoditas energi dan pangan global.

Baca Juga: BNI 46 Cabang Mojokerto Serahkan Bantuan Seribu Paket Sembako untuk LKSA

Hal ini pun berdampak pada meningkatnya laju inflasi yang kemudian diikuti pengetatan kebijakan moneter di berbagai negara. Tren ini berpotensi menyebabkan perlambatan laju pertumbuhan ekonomi.

"Kami berupaya untuk menjaga kinerja agar tetap sustain dan menjaga tren pemulihan ekonomi. Kami bisa merealisasikan kinerja positif hingga akhir 2022 dan portofolio kredit yang jauh lebih sehat dan aspek prudential banking," ungkap Royke. jk

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU