Bosan Belajar Daring, Emak-Emak Sidoarjo Minta Sekolah Dibuka

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 24 Agu 2020 22:09 WIB

Bosan Belajar Daring, Emak-Emak Sidoarjo Minta Sekolah Dibuka

i

Pembelajaran daring seperti ini, membuat emak-emak kuwalahan. Mereka meminta sekolah segera dioperasikan. Foto : SP/sg

SURABAYAPAGI.COM, Sidoarjo - Merebaknya virus corona Covid-19 membuat metode belajar-mengajar berubah. Sekarang semua sekolah menerapkan belajar online atau belajar jarak jauh. Namun metode ini dikeluhkan banyak orang emak-emak, tak terkecuali di Sidoarjo. Apalagi,  Sidoarjo hingga sekarang masih berstatus zona merah. Sehingga proses belajar daring masih diperlukan.

Orang tua mengeluh belajar online di rumah ribet dan merepotkan. Selain itu, beberapa emak-emak merasa beban tugas kepada siswa tanpa memberikan bimbingan. Sehingga orang tua merasa kewalahan dan dinilai kurang efektif karena tidak adanya pemahaman mendalam.

Baca Juga: Proyek Miliaran Tak Transparan, Anggaran Desa Penambangan Diduga Diselewengkan

Seorang ibu meminta untuk menghentikan pembelajaran jarak jauh/ online. "Stop pembelajaran jarak jauh/ online untuk Pendidikan Dasar, khususnya di Sekolah Dasar !!! Secara psikologi, anak-anak seusia tersebut masih memerlukan pendidikan langsung dari gurunya. Kami selaku ortu murid keberatan dengan sistem pembelajaran online! Cabut segera!," ujar Ami, seorang ibu di wilayah Candi Sidoarjo, kemarin.

Ia yang punya anak sekolah kelas 2 SD merasa kewalahan mendampingi belajar secara daring.  "Saya mewakili wali murid dari sekolah anak saya, Insyaa Allah satu suara, tolong dengan sangat, buka kembali sekolah untuk anak-anak kami.  Kami tidak semuanya paham dan mengerti cara belajar online, kami tidak selalu memiliki uang utk membeli paket data,””tambahnya.

Hal sama juga dikeluhkan seorang ibu bernama Rina yang tinggal di Waru yang mengatakan bahwa dengan adanya belajar online, tidak membuat anak-anaknya paha.  “Kami mengerti dengan materi pelajaran, malah menambah bodoh, malas, tidak disiplin, bahkan yang lebih parah Iagi,  akan mempercepat anak-anak kita mengalami kebutaan dini karena mentengi ponsel yang seharunya tidak boleh dilakukan anak-anak,” tegas Rina.

"Jika sekolah masih terus ditutup, apa jadinya dengan anak kami.  Pasar bebas ramai berkerumun bebas khawatir terpapar covid, pantai dan tmpat wisata dibuka sarana ibadah sudah dibuka, tempat hiburan dibuka, sarana transportasi penuh dengan sesak penumpang, mal juga dibuka," cetusnya.

Baca Juga: Kades dan Pimpinan DPRD Sidoarjo Disomasi Pembeli Tanah

Terpisah, anggota Komisi D DPRD Sidoarjo Hj Mimik Idayana mengatakan sistem belajar mengajar daring yang diperpanjang semakin menambah beban orang tua. Bahkan, belajar seacara daring itu dinilai tidak efektif. "Belajar daring ini bukan membuat anak tambah pintar. Tapi, belajar daring ini kurang efesien," kata Hj Mimik Idayana dari Fraksi Gerindra.

Hj Mimik mengatakan selama ini masyarakat banyak yang berdatangan mengeluhkan dengan sistem daring tersebut. Sebab, dalam belajar daring ini dinilai kurang efisien, belum lagi beban orang tua bertambah lantaran harus memberikan pendampingan kepada anak.

"Warga sudah banyak yang ngeluh dengan kami. Selain, beban bertambah untuk pendampingan, ada juga orang tua yang tidak mampu harus membeli telepon seluler (ponsel) pintar agar anaknya bisa ikut belajar daring," ujarnya.

Baca Juga: Gus Muhdlor Gelar Open House untuk Masyarakat, 15.000 Porsi Makanan Disiapkan

Dia berharap, Pemkab bisa mencarikan solusi terbaik dan kembali menerapkan sekolah secara bergantian. Sebab, sektor pasar dan lokasi wisata saat ini telah dibuka, namun belajar mengajar belum diizinkan.

"Harapan kami, sebagai orang tua pemerintah bisa kembali menerapkan belajar di sekolah. Sebab, saat ini pasar, mall dan tempat wisata pun sudah dibuka. Sementara untuk belajar mengajar di sekolah belum di izinkan," katanya. sg

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU