BPOM: Belum Ada Obat Manjur Covid-19, Semua Masih Uji Klinis

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 18 Agu 2020 14:38 WIB

BPOM: Belum Ada Obat Manjur Covid-19, Semua Masih Uji Klinis

i

Illustrasi obat Covid-19. SP/ CNN

SURABAYAPAGI.com, Surabaya - Anggota Komite Nasional Penilai Obat Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Anwar Santoso menyebut, belum ada satu pun obat yang teruji ampuh menyembuhkan pasien virus corona (Covid-19) hingga hari ini. Menurutnya hingga saat ini obat Covid-19 yang dikembangkan masih berstatus uji klinis.

"Beberapa uji klinis sedang dilaksanakan, kemudian sudah dilakukan beberapa review, dan sampai saat ini belum ada statement yang mengatakan bahwa obat ini manjur untuk Covid-19, semuanya masih dalam status uji klinis," ucapnya dalam siaran langsung di Graha BNPB, Selasa (18/8).

Baca Juga: BPOM Ingatkan Mainan Kosmetik untuk Anak, Berbahaya

Ia juga menekankan, Badan Kesehatan Dunia (WHO) hingga saat ini belum menyatakan sejumlah obat yang aman digunakan untuk mengobati pasien Covid-19.

"Bahkan WHO sendiri belum menyatakan ada obat yang bisa dipakai untuk Covid-19, semuanya masih uji klinis," tegasnya.

Lebih lanjut, Anwar menjelaskan, tidak mudah melakukan uji klinis sementara belum ada standarisasi yang sudah ditetapkan. Waktu penelitian yang lebih panjang juga dibutuhkan terutama pada tahap controlling guna memastikan suatu obat aman untuk menyembuhkan pasien Covid-19.

Baca Juga: Waspada! BPOM Rilis Jamu Tradisional Ilegal: Picu Masalah Kesehatan

"Melakukan uji klinis tidak sederhana, karena tetap harus dibandingkan dengan standarnya. Kalau memang belum ada standar berarti standar health care dari rumah sakit. Kemudian baru investigation product yang akan diuji dan dibandingkan, makanya fitofarmaka ini butuh beberapa waktu [penelitian]," jelasnya.

BPOM sendiri tidak menyebut secara spesifik apakah pernyataan ini terkait dengan obat Covid-19 yang tengah diteliti dan dikembangkan oleh tim Universitas Airlangga (Unair) bekerja sama dengan TNI AD dan Badan Intelijen Negara (BIN).

Baca Juga: WHO Selidiki COVID Varian 'Eris', Picu Kematian Secara Tiba-Tiba?

Untuk diketahui pengembangan obat Unair-BIN-TNI menggunakan tiga kombinasi obat. Pertama, Lopinavir/Ritonavir dan Azithromycin. Kedua, Lopinavir/Ritonavir dan Doxycycline. Ketiga, Hydrochloroquine dan Azithromyci.

Uji klinis dilakukan pada 7 Juli hingga 4 Agutus, protokol uji klinis klinis telah mendapatkan persetujuan pelaksanaan uji klinik (PPUK) oleh BPOM dengan Nomor PP.01.01.1.3.07.20.06.  dsy16

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU