BPS Bondowoso Mulai Sensus Pertanian pada Juni 2023

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 25 Mei 2023 10:23 WIB

BPS Bondowoso Mulai Sensus Pertanian pada Juni 2023

i

Logo BPS.

SURABAYAPAGI.COM, Bondowoso - Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bondowoso bakal menggelar Sensus Pertanian 2023 di wilayah setempat. Berdasarkan amanat Undang-Undang No 16 Tahun 1997, Sensus Pertanian dilakukan setiap sepuluh tahun sekali.

Sensus Pertanian kali ini merupakan Sensus Pertanian ke-7 yang dilaksanakan di Indonesia. Sebelumnya Sensus Pertanian dilakukan tahun 1963, 1973, 1983, 1993, 2003, dan 2013.

Baca Juga: BPS Catat Harga Emas dan Kontrak Rumah Picu Inflasi Komponen Inti Terbesar

"Tujuan ST 2023 diantaranya memberikan gambaran secara komprehensif terkait kondisi pertanian di Indonesia dan Bondowoso khususnya hingga wilayah terkecil (desa/kelurahan)," kata Ismail di Bondowoso, Rabu (24/5/2023).

Selain itu, sensus ini juga bertujuan untuk mendapatkan data statistik pertanian yang berkualitas dan up to date sekaligus bisa meningkatkan kualitas desain kebijakan seperti Landasan penyusunan Distribusi Pupuk Bersubsidi yang efektif dan efisien. Serta menyediakan basis data UMKM sektor pertanian.

Ismail menjelaskan, cakupan ST 2023 meliputi 7 sub sektor pertanian yang ada yakni pertanian tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan, kehutanan dan jasa pertanian yang ada di Kabupaten Bondowoso.

Ia menuturkan, calon petugas merupakan mitra yang sudah melalui tahapan seleksi dan rekrutmen dengan e-learning system. Mereka berasal dari perwakilan desa/kecamatan yang tersebar di Kabupaten Bondowoso.

Baca Juga: Bukan hanya di Bali, BPS Catat Aceh Berpotensi Jadi Pilihan Wisata Favorit Wisman

"Saat ini mulai tanggal 22 sampai dengan 31 Mei sedang berlangsung pelatihan petugas Sensus Pertanian 2023 di Kabupaten Bondowoso. Dengan total calon petugas lapangan sebanyak 853 orang. Pendataan akan dilaksanakan 2 bulan penuh mulai tanggal 1 Juni sampai dengan 31 Juli 2023," ujarnya.

Lebih lanjut, ia menambahkan, tantangan pertanian dan pangan nasional yang dihadapi diantaranya, masih rendah pengetahuan dan adopsi teknologi pertanian, adanya tekanan permintaan pangan domestik terus meningkat.

Selanjutnya, belum optimalnya dukungan sarana dan prasarana produksi, masih tingginya prevalensi stunting dan gizi buruk di sejumlah wilayah, geing farmers (atau usia petani yang tua) dan sulitnya regenerasi petani.

Baca Juga: Berikan Pembinaan Statistik Sektoral pada Produsen Data, BPS Gelar Sosialisasi Romantik dan Metadata Statistik

Kemudian, dominasi pertanian skala kecil dan tidak berkelanjutan, semakin banyaknya konversi lahan pertanian, dan adanya dampak perubahan iklim.

"Hal-hal tersebut diharapkan terpotret dan terjelaskan dengan data pertanian yang akurat dan up to date melalui ST2023," ungkapnya. bdw

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU