Bumdesma Jember Diminta Berhati- hati dalam Berinvestasi

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 27 Feb 2023 10:07 WIB

Bumdesma Jember Diminta Berhati- hati dalam Berinvestasi

i

Bupati Jember Hendy Siswanto. Foto: Pemkab Jember.

SURABAYAPAGI.COM, Jember - Bupati Jember Hendy Siswanto menilai Bumdesma (Badan usaha milik desa bersama) di Kabupaten Jember, Jawa Timur akan menjadi raksasa atau institusi ekonomi yang luar biasa. Kendati demikian, ia tetap memperingati Bumdesma agar berhati-hati dalam berinvestasi.

Hendy mengatakan bahwa bumdesma bisa melakukan banyak aktivitas bisnis.

Baca Juga: Pemkab Jember Gelar Apel Siaga Gerakan Pangan Murah

“Pemkab (Pemerintah Kabupaten) Jember akan memproduksi pupuk organik. Bumdesma bisa membagikannya ke para petani. Bisa melakukan pengadaan beras, memenuhi kebutuhan masyarakat, membuat usaha katering, berjualan kopi, ekspor pun bisa,” kata Hendy, Sabtu (25/2/2023).

Namun, Hendy meminta Bumdesma agar menahan diri saat hendak bertransaksi dengan nominal besar.

“Putaran keuangan kita agak berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, karena masalah ekonomi global. Sepertiga negara di dunia ini sudah jadi pasien IMF (Dana Moneter Internasional). Ekonomi Indonesia aman, tapi pertumbuhannya landai. Kita tetap harus hati-hati dalam investasi,” tegasnya.

Ia menyebut, dengan aset sebesar Rp 112 miliar, Bumdesma pasti akan terpengaruh ekonomi global.

“Bumdesma ini mainnya kelas menengah ke atas, tapi pelayanannya untuk kelas menengah ke bawah. Harus hati-hati. Main (bisnis) kecil-kecil saja. Melayani. Simpan pinjam dijalankan. Jangan punya buffer stock banyak-banyak. Jual beras, jual kopi, jual pupuk. Buffer stock maksimal 10 persen dari transaksi berjalan,” ujarnya.

Selain itu, Hendy juga mengingatkan Bumdesma agar tidak mencari untung terlalu besar.

“Kalau untungnya kebanyakan, tidak ada yang beli. Kalau tidak laku, repot, nanti pusing. Ganti pengurus, rusak semua, bertengkar lagi. Kembali lagi,” tuturnya.

Lebih lanjut, Bumdesma juga disarankan untuk tidak terburu-buru membeli aset tanah untuk kantor.

“Uang itu jangan dimatikan (tidak berputar untuk kegiatan ekonomi, red). Begitu dibelikan aset, uangnya mati. Tidak berkembang. Tidak mungkin tanah dijual lagi. Jangan beli aset tetap sekarang. Saya bukannya melarang beli, tapi jangan sekarang. Begitu beli, take over-nya susah. Mending uang yang ada diputar cepat,” ucapnya.

Bahkan menurutnya, Bumdesma lebih baik berkolaborasi dengan pihak yang dibutuhkan.

Baca Juga: Puluhan Warga di Jember Diduga Keracunan Takjil Massal yang Dibagi-bagikan di Jalan

“Mending bumdesma berkolaborasi. Kalau tidak punya mobil, kerja sama saja dengan yang punya mobil. Tidak punya sepeda motor, tidak usah beli. Kerja sama saja dengan ojek, minta diskon yang banyak untuk pengiriman. Lakukan kolaborasi. Jadi jangan membeli aset tetap yang tak bisa berkembang,” jelasnya.

Tak hanya itu, Bumdesma juga disarankan menjalin kerja sama dengan Pemkab Jember untuk pengadaan kantor.

“Pemkab Jember punya aset banyak. Pakai saja. Nanti kita hitung, bagaimana sewanya. Bisa dibicarakan semua. Pemkab Jember juga punya kantor yang kosong. Mari bekerja sama. Sewa, atau pinjam pakai dulu, kalau untung baru dibayar. Bisa diatur,” terangnya.

Dalam kesempatan itu, Hendy menegaskan kembali komitmen pemerintah daerah dalam membantu Bumdesma melalui peminjaman lahan. Ia memastikan Pemkab Jember akan membuat regulasi yang melindungi proses kerja sama itu secara hukum dengan melibatkan kejaksaan dan kepolisian.

“Kita perlu kolaborasi yang tidak melanggar aturan. Selama kita sesuai regulasi, kita lakukan bersama-sama,” tukasnya.

Ia pun menawarkan opsi lain jika Bumdesma tidak ingin bekerja sama dengan Pemkab Jember, yakni menjalin kerja sama dengan pihak swasta seperti pengembang perumahan.

Baca Juga: Takut Tersaingi di Pilbup, Sejumlah Oknum Rusak Gambar Gus Fawait di Jember

“Rumah yang kosong dipakai dulu. Nanti bayarnya kalau sudah untung,” usulnya.

Hendy juga menyarankan Bumdesma untuk menjual produksi lokal desa setempat. Komoditas yang dibeli dari Bumdesma nantinya akan dikembalikan kepada masyarakat.

“Ada 248 kearifan lokal (produk unggulan lokal, red). Coba itu diambil alih bumdesma. Kami bisa membeli lewat e-katalog. Kalau bentuknya barang, daftarkan ke e-katalog lokal. Nanti APBD Jember, kan sudah dilakukan rasionalisasi, nanti untuk membeli barang itu,” tuturnya.

Tak lupa Hendy juga meminta kepada Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah mengajari Bumdesma agar bisa masuk ke katalog elektronik.

“Daya beli masyarakat Jember harus dipertahankan. Dengan kami mendukung bumdesma, seperempat dari warga Kabupaten Jember ini aman. Kalau seperempat aman, uangnya berputar cepat, insya Allah Jember aman. Bumdesma ini mendorong perekonomian di Jember,” pungkasnya. jbr

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU