Bupati dan Ketua DPRD Lamongan Terima Penghargaan Green Leadership Nirwasita Tantra

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 20 Jul 2022 16:05 WIB

Bupati dan Ketua DPRD Lamongan Terima Penghargaan Green Leadership Nirwasita Tantra

i

Bupati dan ketua DPRD Lamongan membawa pulang penghargaan yang diterima dari Kementerian LH. SP/MUHAJIRIN

SURABAYAPAGI.COM, Lamongan - Bupati H. Yuhronur Efendi dan ketua DPRD Lamongan, H. Abd Ghofur menerima  Penghargaan Green Leadership Nirwasita Tantra tahun 2021 dari Kementerian Lingkungan Hidup, Rabu (20/7/2022).

Selain bupati dan ketua DPRD yang menerima penghargaan, Kabupaten Lamongan juga memborong beberapa kategori penghargaan yang diterima oleh Dinas Lingkungan Hidup, kader lingkungan, dan juga kader RT yang ikut membantu dalam menjaga dan merawat lingkungan hidup.

Baca Juga: Bupati Lamongan Berangkatkan 3 Bus Balik Gratis

Penghargaan hasil usaha dan inovasi Pemkab dan DPRD Lamongan ini memperoleh peringkat 1 nasional Penghargaan Nirwasita Tantra 2021, Kategori Pemerintahan Daerah Tingkat Kabupaten Besar, dan peringkat pertama nasional Penghargaan Green Leadership Nirwasita Tantra tahun 2021 kategori Pemerintah Daerah Tingkat Kabupaten Besar.

“Ini merupakan amanat bagi kami untuk tetap mempertahankan komitmen dan kepedulian untuk menjaga lingkungan hidup. Kami berkomitmen untuk terus menjaga kelestarian lingkungan hidup tidak hanya untuk saat ini tetapi hingga anak cucu kita nanti,” kata bupati.

Nirwasita Tantra merupakan penghargaan pemerintah kepada kepala daerah yang dalam kepemimpinannya berhasil merumuskan dan menerapkan kebijakan sesuai prinsip metodologi pembangunan berkelanjutan sehingga mampu memperbaiki kualitas lingkungan hidup, yang diselenggarakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Disebutkan olehnya kolaborasi Pemkab dan DPRD ini mendapatkan penghargaan hasil dari kerja keras dan memunculkan inovasi. Terdapat 4 isu prioritas lingkungan hidup yang harus diselesaikan oleh Pemerintah Kabupaten Lamongan, yakni pengelolaan sampah dan limbah B3 medis covid-19 yang belum optimal, penanganan banjir dan kekeringan, terjadinya penurunan kualitas air permukaan, juga adanya alih fungsi lahan dan berkurangnya area resapan.

Baca Juga: 110 ASN Diambil Sumpah, Bupati Pesan Agar Pelayanan Publik Harus Berkualitas

Bupati Lamongan Yuhronur Efendi mengungkapkan bahwa Pemkab Lamongan telah mengeluarkan berbagai kebijakan juga memunculkan inovasi-inovasi luar biasa sebagai usaha penyelesaian isu prioritas. Dalam penanganan sampah dan limbah, Pemkab Lamongan memiliki inovasi Samtaku (Sampahku Tanggung Jawabku) yang telah berhasil menyumbang pengurangan sampah menjadi 52,3 ton/hari dari yang sebelumnya 20,92 ton/hari, dan menambah nilai ekonomi sampah menjadi naik 500 juta- 1 milyar/tahun. Hingga menjadikan Lamongan sebagai rujukan studi tiru dari beberapa kabupaten lain di Indonesia.

“Dalam hal limbah ini, selain Samtaku kami juga melakukan optimalisasi program kampung iklim, optimalisasi program adiwiyata di setiap sekolah, kampanye pengurangan sampah plastik, dan program Green and Clean. Juga untuk limbah medis dan B3 yang meningkat karena covid, kami telah melakukan terobosan dengan pembangunan RS Covid-19 yang dilengkapi dengan fasilitas pengelolaan limbah medis,” terangnya.

Terkait banjir dan kekeringan, Pemkab Lamongan telah melakukan penanganan yang serius dengan membuat beberapa kebijakan sebagai bentuk komitmen dan penanganan banjir serta kekeringan, melalui berbagai keputusan yang dikeluarkan Bupati Lamongan terkait status tanggap darurat bencana hingga forum koordinasi pengurangan resiko bencana. 

Baca Juga: Lembaga Sosial Terus Diberdayakan Untuk Bisa Turunkan Angka Kemiskinan

Selain itu juga normalisasi waduk, pengembangan desa tangguh bencana, hingga pengembangan tim reaksi cepat tanggap bencana.

“Yang paling penting saat ini masyarakat bisa merasakan kehadiran pemerintah daerah yang begitu cepat dalam menangani banjir dan kekeringan sehingga tidak berdampak pada kondisi sosial dan ekonomi masyarakat,” katanya.

Selain itu, juga berhasil menjaga kualitas air permukaan dengan berbagai kebijakan dan inovasi, salah satunya menggunakan inovasi onlimo untuk pemantauan kualitas air secara kontinu. hasilnya, nilai indeks kualitas air meningkat dari 66,67 di tahun 2019 menjadi 68,18 di tahun 2020. Begitu pula terkait alih fungsi lahan dan berkurangnya area resapan, melalui berbagai kegiatan diantaranya kegiatan penghijauan, lamongan green school, konservasi kawasan pesisir, hingga pembangunan taman tematik, Lamongan berhasil meningkatkan nilai IKTL (Indeks Kualitas Tutupan Lahan) nya dari 57,67% menjadi 58,91%. jir

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU