Chiyoda Garap Proyek Smelter Freeport, Abaikan Tenaga Kerja Lokal

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 08 Feb 2023 16:49 WIB

Chiyoda Garap Proyek Smelter Freeport, Abaikan Tenaga Kerja Lokal

i

Choirul Rizal. SP/Grs

SURABAYAPAGI.COM, Gresik - Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Gresik Choirul Rizal gerah dengan keberadaan pembangunan mega proyek smelter tembaga milik PT Freeport Indonesia di Kecamatan Manyar, Gresik. Kekecewaan pria yang juga Ketua Pemuda Pancasila (PP) Gresik ini lantaran minimnya keterlibatan pengusaha lokal dalam pembangunan mega proyek tersebut.

"Jika dihitung dalam persentase dari nilai investasi hanya sekitar 0,052% saja yang tergabung melalui Kadin Gresik. Padahal seharusnya minimal 10% bisa diberikan kepada pekerja lokal daerah sehingga ada pemerataan bagi pengusaha lokal," ungkap Choirul Rizal saat berbincang bersama wartawan di Gresik, Rabu (8/2/2023).

Baca Juga: Korban Gempa di Bawean dan Tuban Terima Bantuan

Jika kondisi ini terus berlangsung, kata dia, daerah mendapatkan dampak perekonomian yang bagaimana? Pasalnya baru awal pembangunan saja pengusaha lokal tidak dilibatkan. 

"Tentu baik untuk masyarakat sekitar Gresik dan masyarakat umum lainya juga tidak akan mendapatkan apa-apa. Lalu manfaatnya apa ada perusahaan sebesar itu," tandasnya.

Diakui, sebenarnya ini merupakan peluang dan kesempatan bagi perusahaan lokal khususnya yang bergerak di bidang konstruksi di bawah asosiasi Kadin beserta asosiasi lainya di bawah Kadin seperti Apindo, Gapensi, Hipmi dan lainnya. 

"Kami sangat bersyukur di wilayah kami ada investasi besar. Tetapi jangan sampai kita utamanya masyarakat hanya kebagian kerusakan ekologisnya. Apa kita mau hanya panen kerusakan alamnya saja. Kita sangat berpengalaman bagaimana ketika industri besar berdiri kita hanya jadi penonton saja," ujar pria yang akrab dipanggil Cak Rizal ini.

Jika mengacu kepada peraturan pemerintah yaitu Peraturan Menteri Investasi/BKPM No. 01 Tahun 2022 tentang Investasi Besar di suatu daerah yang mengatur agar bermitra dengan mitra usaha yang ada di daerah, salah satunya adalah bidang konstruksi. "Tapi faktanya hanya 0,052%," ungkapnya.

Baca Juga: Melalui Mudik Gratis, Pemkab Gresik Jemput 326 Santri Ponpes Tebu Ireng

Diakui Rizal, Kadin Gresik sudah cukup lama sejak bulan April 2022 melakukan berbagai upaya pendekatan baik melalui forum yang dilakukan oleh pihak Pemkab Gresik yang bahkan pernah dihadiri langsung oleh Bupati Gresik, maupun berbagai inisiasi langsung ke PT Chiyoda dan subcon PT Chiyoda, namun hasilnya masih sangat jauh dari harapan. 

"Untuk itu dalam sisa waktu yang berjalan ini kami berharap proyek pembangunan smelter ini dapat berjalan kondusif dengan memperhatikan semua aspek kepentingan dan pemerataan di daerah," pungkasnya.

Dalam pelaksanaan pembangunan konstruksi PT Freeport Indonesia telah menunjuk PT Chiyoda International Indonesia untuk pembangunan smelter, PT Petrosea untuk pembangunan PMR, BVI untuk pembangunan desalination, selain itu ada PT Linde Indonesia yang fokus membangun oxygent plant.

Sementara itu Disnaker Gresik bersama Kadin juga telah mengundang perwakilan dari PT Freeport Indonesia bersama mitra lainya yaitu PT Petrosea Indonesia, PT BVI dan PT Linde Indonesia. 

Baca Juga: Pengusaha Pupuk Nekat Beroperasi di Lokasi Gudang Ilegal

Dalam pertemuan tersebut telah dibahas agar dalam pelaksanaan pembangunan menggunakan tenaga kerja lokal wajib 50% dan juga untuk dapat bermitra dengan pengusaha konstruksi daerah Gresik. 

"Sesuai dengan peraturan pemerintah dan juga untuk menjaga kondusifitas dalam pembangunan proyek smelter," kata Kepala Disnaker Gresik Andhy Hendro Wijaya beberapa waktu yang lalu.

Sementara itu, Kadin Jatim juga ikut dalam pertemuan tersebut menyampaikan dan meminta kepada PT Freeport Indonesia melalui maincon dan subcon yang telah ditunjuk agar memberikan kesempatan dan keberpihakan kepada para pengusaha lokal untuk dapat terlibat dalam proyek pembangunan smelter ini.

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU