Covid-19 di Gresik dan Sidoarjo belum Melandai

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 15 Jun 2020 20:53 WIB

Covid-19 di Gresik dan Sidoarjo belum Melandai

i

Pelayanan di kantor dispendik hanya dilakukan di halaman kantor karena lockdown. SP/M.AIDID

 SURABAYAPAGI.COM, Gresik -  Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Sidoarjo dan Gresik, yang berlangsung 3 jilid, tak membawa hasil positif.  Hingga kini, kasus Covid 19 di dua daerah ini makin menunjukkan peningkatan yang signifikan. 

Di Gresik, Kantor Dinas Pendidikan (Dindik) di Jalan Arif Rahman Hakim ditutup selama tujuh hari kerja terhitung mulai Senin (15/6). Penutupan dilakukan menyusul adanya  salah seorang pegawainya meninggal diduga terjangkit virus corona.

Baca Juga: Dinkes Gresik Beri Pelayanan Keliling Bagi Warga Bawean

Menurut seorang staf dispendik yang enggan disebutkan namanya, mengungkapkan bahwa hari ini seluruh ASN kantornya diperintahkan pulang ke rumah hingga sepekan ke depan.

Kadispendik Gresik Mahin mengaku sedikit kaget atas kepulangan Almarhum Burhan Syarif, anak buahnya pada Minggu (14/6/2020) malam sekitar pukul 23.30 wib.

Sebelumnya, kata Mahin, dia mengetahui jika almarhum yang menjadi staf di seksi kurikulum SD pada bidang pendidikan dasar, itu tidak masuk kerja pada 6 Juni lalu karena izin sakit.

Karena sedang pandemi Covid-19, Mahin pun sudah meminta agar anak buahnya tersebut melakukan rapid test. Namun entah mengapa permintaan itu baru terlaksana pada Ahad malam ketika Almarhum sudah dibawa ke RS Fatma Medika, Sembayat, Manyar.

Dari rapid test yang menunjukkan hasil reaktif, pasien kemudian diambil swab-nya untuk dibawa ke lab PCR di Surabaya.  Namun sebelum hasil swab test keluar, PDP asal Desa Gumeno tersebut sudah menghembuskan nafas terakhir.

Kepada beberapa rekan Almarhum yang sempat besuk ke rumah sakit, kini diminta Mahin untuk melakukan isolasi mandiri di rumah masing-masing sembari melakukan rapid test.

Menyikapi kejadian tersebut,  Bupati Sambari langsung memanggil Kadispendik Mahin. Sambari meminta agar semua ASN dan tenaga honorer di kantor dispendik dipulangkan dan cukup bekerja dari rumah (WFH) selama sepekan.

"Usai seminggu bekerja dari rumah, kami semua diperintahkan Pak Bupati untuk mengikuti swab test," kata Mahin kepada sejumlah awak media.

Dampak dari kebijakan untuk memulangkan semua pegawai pada hari ini, nampak kantor dispendik menjadi lengang. Hanya bagian lobi yang dibuka untuk melayani verifikasi piagam. "Pelayanan ini pun hanya akan berlangsung dua hari selanjutnya kami akan tutup total," pungkas Mahin.

Baca Juga: Pemkab Sidoarjo Normalisasi Sungai Dusun Kramat

 

Pasien Positif Tambah Banyak

Sementara di Sidoarjo, pasien positif corona juga  masih tinggi jika dibandingan saat PSBB jilid 3 berlangsung. Rata-rata per hari ada sebanyak 30 pasien positif covid-19.

Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan Syaf Satriawarman, saat menghadiri sidak Komisi E DPRD Jatim di kantor BPBD Sidoarjo, Jl Sultan Agung, Senin (15/6/2020).

“Selama masa transisi ke new normal, kita mendapatkan laporan ada sebanyak 195 tambahan pasien covid-19, selama sepekan ini. Jadi rata-rata 30 pasien comfirm positif,” Ujar Kadis Kesehatan Sidoarjo.

Jadi bisa dikatakan, dimasa transisi normal ini jumlah pasien covid-19 lebih tinggi jika dibandingkan saat masa PSBB ke 3 yang hanya 27 orang per hari. Sementara jika dibandingkan PSBB ke 2, per hari pasien positif corona 34 orang paling tinggi.

Baca Juga: SMAN 3 Cetak Generasi Berakhlakul Karimah Melalui Pondok Ramadhan

“Yang dilakukan di era transisi ini memang banyak dihasilkan hasil swab, tidak menutup kemungkinan grafik naik terus. Tapi harapan saya setelah grafik naik mulai turun. Akibat dari hasil swab meningkat, diketahui pasien sembuh banyak jika dibandingkan dengan pasien meninggal. Perbandinganya pasien sembuh 123, yang meninggal 63,” tambah Syaf Satriawarman.

Sementara itu kehadiran Adam Rusydi anggota Komisi E DPRD Provinsi Jatim, menjelaskan pihaknya disini yang pertama mendukung penuh dalam rangka penanganan covid-19. Yang kedua dia melakukan kunjungan disini untuk memastikan Pos APBD Prov Jatim yang diperuntukan untuk Dinas Kabupaten/OPD tersalurkan dengan baik.

“Terkait dengan penanganan covid-19 untuk ke depankami terus berkoordinasi pemenuhan seperti alat-alat APD, hazmat, kesiapan ruang isolasi dan kampung tangguh semeru ini coba kami inisiasi harus di back up dari Pemerintah Provinsi dan Kabupaten. Ternyata kampung tangguh semeru sangat memberikan edukasi kepada masyarakat,” pungkas Adam Rusydi.

Sementara itu Komisi E DPRD Provinsi menyoroti pembagian BST di kantor Pos, yang masyarakat tidak mengindahkan protokol kesehatan. Kondisi masyarakat yang tidak tertib dan tidak menjaga jarak sangat disayangkan oleh Adam Rusydi dari Fraksi Golkar.

“Jadi sebenarnya hal itu bukan terjadi di Kabupaten Sidoarjo saja, rata-rata juga terjadi di Kabupaten/Kota lainya di Jawa Timur. Itu menjadi evaluasi kita bersama, kami menghimbau kepada pihak keamanan untuk lebih disiplin dalam mempersiapkan protokol kesehatan,” ujar Adam didampingi Kepala BPBD Sidoarjo, Dwijo Prawito. Sg/did

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU