Covid-19 di Surabaya Melandai, Omzet SWK Merangkak Naik

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 29 Okt 2021 20:47 WIB

Covid-19 di Surabaya Melandai, Omzet SWK Merangkak Naik

i

Live music yang diselenggarakan di SWK Manukn Lor, kemarin, sedikit mendongkrak jumlah kedatangan pengunjung di sana.

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Omzet pedagang dari sejumlah total 48 Sentra Wisata Kuliner (SWK) di Kota Surabaya, tercatat mulai merangkak naik. Kenaikan ini salah satunya disebabkan karena faktor melandainya pandemi Covid-19 dengan diikuti sejumlah kelonggaran.

Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro (Dinkopum) Kota Surabaya, Widodo Suryantoro mengatakan, kondisi pandemi di Kota Surabaya yang terus melandai rupanya, berdampak positif bagi para pelaku usaha. Tak terkecuali para pedagang di SWK yang tersebar di beberapa wilayah Surabaya.

Baca Juga: Pemkot Surabaya Usulkan SERR ke Pusat

"Kalau saat ini omzet mereka (pedagang SWK) sudah luar biasa, setelah dibuka kesempatan (diizinkan) sampai jam 12 malam," kata Widodo saat dihubungi, Jum'at (29/10/2021).

Kebijakan tersebut, sebelumnya telah diatur dalam Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) Nomor 53 Tahun 2021 tentang PPKM Level 4, 3, 2, dan 1 COVID-19 di Wilayah Jawa dan Bali.

Dalam Inmendagri itu, salah satunya diatur mengenai jam operasional bagi warung makan, warteg, pedagang kaki lima, lapak jajanan dan sejenisnya yang diizinkan hingga pukul 22.00 WIB dengan maksimal pengunjung 75 persen. Sementara bagi pelaku usaha yang operasionalnya mulai malam hari, dapat beroperasi maksimal hingga pukul 00.00 WIB dengan kapasitas maksimal 75 persen.

Widodo menjelaskan, sejak PPKM Darurat diterapkan, beberapa pelanggan SWK sendiri juga bertanya kapan diizinkan buka. Nah, setelah situasi Covid-19 di Surabaya ditetapkan level 1, maka pedagang SWK akhirnya diizinkan beroperasi hingga tengah malam dengan menerapkan protokol kesehatan ketat.

"Pelanggan (SWK) mereka sendiri juga sudah lama menunggu kapan SWK kembali boleh dibuka," terang mantan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Surabaya ini.

Widodo juga mengungkapkan, dari total 48 SWK yang ada di Surabaya, 22 di antaranya kini omzet penjualannya sudah mencapai sekitar 85 persen. Sedangkan 12 SWK lain, omzetnya sudah 100 persen bahkan lebih.

"Sudah sekitar 85 persen seperti normal. Tapi untuk 12 SWK itu omzetnya sudah normal, bahkan ada yang lebih, seperti SWK Bratang dan Dharmahusada, sudah lebih dari normal," ungkap dia.

Meski sudah diizinkan buka hingga pukul 12 malam, Widodo menyatakan, seluruh pedagang di SWK tetap diwajibkan untuk menerapkan protokol kesehatan. Tak terkecuali bagi para pengunjung atau pembeli. Seperti memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak.

"Tapi pedagang kan macam-macam, jadi kita juga selalu ingatkan dan kita dampingi. Ada pendamping di sana yang selalu mengingatkan prokes," ujarnya.

Pihaknya berharap, dengan kondisi Covid-19 yang terus melandai dan diiringi sejumlah kelonggaran, omzet atau pendapatan para pedagang di SWK dapat kembali normal. "Saat ini omzet mereka mencapai sekitar 85 persen. Semoga bisa segera kembali seperti sediakala," pungkas dia.

Baca Juga: Tingkatkan Kepuasan Masyarakat, Satpas SIM Colombo Gaungkan Pelayanan Prima dan Transparansi

 

Instagramable

Sebelumnya, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyempatkan diri melakukan peninjauan di Sentra Wisata Kuliner (SWK) Kelurahan Semolowaru, Kecamatan Sukolilo, Surabaya. Bukan hanya meninjau, ia juga sempat mendengarkan saran dan masukan dari para pedagang di SWK.

Setelah melakukan peninjauan SWK, Wali Kota Eri mengatakan, ada beberapa hal yang perlu dilakukan pembenahan supaya SWK lebih menarik. Terutama, menarik minat kawula muda untuk datang ke tempat ini. Menurutnya, supaya lebih menarik, SWK akan dibuat lebih kekinian dan instagramable.

“Sebenarnya SWK ini sudah nyaman ya tempatnya. Cuma satu hal, kurang menarik orang datang. Jadi kita buat SWK di Kota Surabaya itu instagramable, nyaman untuk nyangkruk arek enom (anak muda) dan ketiga kita tata dan ditambah arena bermain, makannya kita buat lesehan, dan dindingnya kita mural semuanya,” kata Wali Kota Eri, kemarin.

Akan tetapi, bagi Wali Kota Eri, yang paling penting adalah bagaimana caranya agar orang tahu kalau di dekat rumah warga Surabaya terdapat SWK. Oleh sebab itu, pihaknya akan melakukan penataan ulang SWK di Kota Pahlawan. Rencananya, dalam satu bulan ke depan akan dilakukan pemantauan untuk melihat perkembangannya.

Baca Juga: Adventure Land Romokalisari Surabaya Ramai Peminat Wisatawan Luar Kota

“Kita saja masuk ke dalam nggak ada yang tahu loh. Nah, maka dari itu kita harus tunjukkan ke masyarakat kalau di dekat rumahnya ada SWK. Kita harus tata kembali dan coba kita ubah satu bulan ke depan, kita lihat peningkatannya,” tuturnya.

Bukan soal rencana penataan lokasi SWK saja, Wali Kota Eri juga berencana mempromosikan menu masakan yang ada di setiap SWK melalui digital. Selain itu, ia akan menata kembali bagaimana cara memasarkan produk pedagang SWK dan menjamin kualitas masakannya. Penataan ini dilakukan dengan menggandeng beberapa CSR yang sudah pernah menjalin kerjasama dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya.

“Yang paling penting, selain diketahui oleh masyarakat, SWK ini diubah menjadi tempat yang mempunyai kesan humble, kesan yang instagramable dan arek enom (anak muda) banget, pasti ramai. Tapi kalau dindingnya kelihatan batu batanya seperti ini kan jadinya suram,” urainya.

Untuk promosi produk SWK secara digital, Wali Kota Eri berencana berkolaborasi dengan CSR. Bagi dia, ini sudah menjadi tugas Pemkot Surabaya untuk meningkatkan gairah masyarakat agar mengunjungi SWK. Sebab menurutnya, ramai atau tidaknya SWK bukan tanggungjawab dari CSR.

“SWK ini ramai atau tidak, itu bukan beban CSR, tetapi beban ada di Pemkot Surabaya. Kami juga ucapkan terima kasih dengan CSR seperti Go To, Gojek, Propan, dan semua CSR serta semua elemen yang berkontribusi dalam pembangunan Kota Surabaya. Karena para CSR ini lebih mengerti, bagaimana sih tongkrongan yang cocok bagi anak muda. Seperti tadi ada masukan dari teman-teman CSR,” pungkasnya. sem,alq

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU