Home / Kesehatan : Penelitian Profesor Jepang

Covid-19 Omicron Lebih Bahaya dari Varian Delta

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 15 Des 2021 20:31 WIB

Covid-19 Omicron Lebih Bahaya dari Varian Delta

i

Hiroshi Nishiura.

SURABAYAPAGI.COM, Kyoto - Profesor ilmu kesehatan dan lingkungan di Universitas Kyoto, Jepang, Hiroshi Nishiura, menyebutkan infektivitas strain mutan Covid-19 Omicron adalah 4,2 kali lebih tinggi daripada varian Delta.

Covid-19 varian Omicron, dinyatakannya telah mejatuhkan lagi perekonomian global. Ini membuat wabah Omicron menjadi patut dikaji agar bisa mengetahui seberapa berbahayanya.

Baca Juga: WHO Selidiki COVID Varian 'Eris', Picu Kematian Secara Tiba-Tiba?

Melansir dari Reuters, Rabu (15/12), profesor Hiroshi Nishiura, telah mengumumkan hasil uji penelitiannya soal kekuatan omicron 4 kali lipat dari Delta.

Selanjutnya, Omicron telah menyebar ke sekitar 57 negara di seluruh dunia, dalam keterangan ini diungkapkan di pertemuan kelompok penasihat Kementerian Kesehatan Jepang, pada 8 Desember 2021.

Hiroshi Nishiura menyebutkan, varian Omicron ternyata mempunyai kekuatan yang lebih menular dan kebanyakan dapat menghindari kekebalan alami dan vaksin. Data itu diperoleh dari hasil menganalisis riset pada genom di Provinsi Gauteng, Afrika Selatan per 26 November.

Sementara itu, pada tanggal 8 Desember, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan di hadapan konferensi pers bahwa Omicron menyebar lebih cepat dan menyebabkan risiko infeksi sekunder yang lebih tinggi.

Selain itu, keterangan WHO dalam kasus varian Omicron ini telah dikonfirmasi terdeteksi pada sekitar 57 lebih negara dan wilayah di seluruh dunia, dan penyebarannya diperkirakan masih terus berlanjut.

Tedros Adhanom Ghebreyesus meyakini bahwa negara-negara harus mengambil langkah untuk mencegah strain Omicron menjadi krisis global.

 

Omicron di Inggris

Baca Juga: Dokter Paru Mereaksi Jokowi Soal Endemi

Sementara Sekretaris Kesehatan Inggris Sajid Javid mengatakan bahwa varian Omicron termasuk menjadi penyebab ledakan 40 persen infeksi Covid-19 di London.

Sementara itu, belum ditemukan kasus kematian akibat varian baru ini di Inggris. Diketahui hanya sepuluh orang yang dirawat di rumah sakit, dikutip dari Reuters.

Meski demikian, Javid menekankan kemungkinan varian Omicron dapat membuat layanan kesehatan di Inggris kewalahan.

"Bahkan ketika virusnya ringan, kemungkinan kecil orang dari jumlah yang sangat besar masih dapat menyamai jumlah rawat inap," tutur Javid.

"Dua dosis tak cukup, tapi tiga dosis dapat memberikan perlindungan ampuh terhadap infeksi bergejala," jelasnya.

Baca Juga: Bupati Ikfina Harap Pelayanan Kesehatan Di Bumi Majapahit Terus Meningkat

Bukan hanya itu, Javid mengatakan bahwa penyebaran varian Omicron masuk dalam tingkat yang fenomenal.

"Apa yang kita ketahui sekarang adalah Omicron menyebar dalam tingkat yang fenomenal, sesuatu yang tak pernah kita lihat sebelumnya, mengganda setiap dua sampai tiga hari infeksi," tegas Javid lagi.

"Ini berarti kita menghadapi gelombang pasang infeksi, kita sekali lagi masuk dalam perlombaan di antara vaksin dan virus." katanya

Dilaporkan, total infeksi varian Omicron di Inggris mencapai 3.137 kasus hingga Minggu (12/12). Akibat terjadinya lonjakan ini maka pemerintah melakukan pengetatan aturan level waspada Covid-19 menjadi Level 4 dari yang sebelumnya Level 3.n rtrs

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU