Cuka Beras, Bumbu Penting Cita Rasa Khas China

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 26 Mar 2021 13:14 WIB

Cuka Beras, Bumbu Penting Cita Rasa Khas China

i

Salah satu Chinese rice vinegar atau cuka beras khas China. SP. SBY

SURABAYAPAGI.com, China - Menurut cerita rakyat di Tiongkok  bahwa cuka pertama kali dibuat oleh Du kang (2.070 SM - 1600 SM, Dinasti Xia) ketika ia membuat alkohol di provinsi Shanxi dan kemudian menyebar ke daerah selatan seperti Zhejiang.

Pada abad kedelapan belas, ada lebih dari seratus jenis cuka yang tersedia. Di pertengahan abad 19, Louis Pasteur menerbitkan modern ilmiah penelitian tentang cuka, yang masih digunakan sebagai acuan hari ini.

Salah satunya, Chinese rice vinegar atau cuka beras khas China adalah salah satu bahan wajib untuk memasak sajian khas Tiongkok. Cuka yang terbuat dari beras yang melalui proses hasil fermentasi. Beras memang sangat memainkan peran penting dalam masakan dan budaya Tiongkok, dan telah digunakan dalam masakan Tiongkok selama ribuan tahun dengan banyak cara.

Ada beberapa tipe dasar cuka beras China, bersamaan dengan varian manis yang mengandung segalanya mulai dari gula hingga jahe, kulit jeruk, atau cengkih untuk menambah rasa. Cuka beras, juga disebut sebagai cuka anggur beras (rice wine vinegar) yang dapat digunakan untuk berbagai jenis makanan dalam masakan Cina, mulai dari saus hingga saus salad atau dressing. Harga cuka beras Cina sangat tergantung pada variannya. Ada tiga varian cuka beras yaitu berwarna hitam, merah, putih dan berbumbu.

Kualitas cuka sangat ditentukan oleh sifat sensori karena dapat memodifikasi keseluruhan apresiasi  terhadap makanan . Cuka berkualitas tinggi sudah mencapai tahap penting  di antara bahan olahan alam lain  selama lebih dari 3.000 tahun. Dalam peradaban  kuno lain bangsa Tiongkok, Mesir, Yunani dan Roma mencatat fungsi serbaguna nya, misalkan sebagai antiseptik ( Needham, Cambridge).

Bangsa Tiongkok membuat cuka terutama dari biji-bijian seperti gandum, millet, padi, dan jarang dari buah-buahan termasuk kurma, ceri, dan persik atau dari madu, juga. Teks-teks kuno dari masa Dinasti Zhou (221 SM) menyebutkan jenis makanan yang bernama "Liu" sebagai bumbu. Liu biasanya ditafsirkan sebagai "cuka," namun manufaktur dan bahan-bahan tetap tidak diketahui.

Pada abad 4 dan 5 Masehi, Jepang meminjam teknik untuk membuat cuka beras dan anggur beras dari Tiongkok. Selama Dinasti Song (960 - 1279 M), Sushi dibuat dari beras, cuka, minyak, dan daging atau ikan mentah yang populer di Tiongkok, namun akhirnya menjadi lebih dikenal sebagai khas Jepang.

Pada masa Dinasti Tang (618 - 907 M), cuka digunakan sebagai pengawet. Kadang-kadang kualitas rasanya ditingkatkan dengan penambahan daun dari pohon dan bunga-bunga persik . Selama masa Dinasti Qing, Yuan Mei, seorang cendekiawan yang tertarik pada makanan , menekankan pemahaman tentang sifat alami dari makanan yang diberikan dalam resep buku, "Shih tan". Dia mengatakan pilihan bumbu itu penting: kedelai, minyak, dan cuka semua memiliki atribut mereka sendiri. Dsy9

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU