Dari Hobi Gambar, Hand Lettering Miliknya Tembus Pasar Dunia

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 13 Apr 2021 10:20 WIB

Dari Hobi Gambar, Hand Lettering Miliknya Tembus Pasar Dunia

i

Kegiatan Nanda Reza Andika (dua dari kanan) saat bersama dengan timnya. SP/ TLG

SURABAYAPAGI.com, Tulungagung - Nanda Reza Andika yang hobi menggambar terus mengkreasikan berbagai digital desain yang sudah dikenalnya sejak duduk di bangku SMP. Melihat perkem­bangan hand lettering, lantas ia mempelajarinya sekitar 6 tahun lalu secara otodidak. Hingga menjadi wadah untuk mengekpresikan diri. Hingga kini karyanya mampu bersaing di pasar dunia. 

Meski sudah punya dasar tersebut, Nanda mengaku masih belum percaya diri untuk men­jadikan peluang usaha. Hingga kemudian, enam tahun lalu ia mendapat respon positif dari teman-temannya bahwa kreasi­nya layak untuk dikomersialkan. Terlebih perkembangan hand lettering kini bukan se­kedar gambar untuk kartu uca­pan, melainkan bisa untuk mar­chandise brand, clothing brand, logo, dan lainnya.

Baca Juga: Cuaca Buruk, Ratusan Nelayan di Tulungagung Enggan Melaut

Menurut Nanda tak ada kesulitan dalam proses pembuatannya, karena menggambar dalah hobinya, namun butuh ketelatenan dan kesabaran. Bahkan sering kali perang dengan diri sendiri, untuk mendapat suasana hati (mood, red) yang bagus agar tetap dapat berkarya.

Dalam pekerjaannya tersebut, baginya mood sangat penting dan mampu mempengaruhi hasil. “Harus lebih pintar menga­tur mood aja sih kuncinya. Apa­bila mood lagi bagus, maka pro­ses gambar dan idenya muncul lebih cepat gitu,” terangnya.

Baca Juga: 3 Pasangan Bukan Suami Istri di Razia Petugas Gabungan

Bagi Nanda, kreasinya mampu membuktikan bahwa dapat bersaing di pasar internasional. Ia pun juga memasarkan kreasinya dengan mengunggah karyanya di beberapa platform marketplace internasional dan media sosial (medsos) utamanya Instagram. “Awalnya pesimistis, karena banyak digital lettering. Namun ternyata banyak yang suka dengan gaya gambar/tulisan tim kami,” tuturnya.

Sedangkan mengenai omzet, Nanda me­ngaku tidak dapat memastikan­nya karena orderan yang masuk berbeda jumlahnya. Apabila dirata-rata dalam sebulan, Nanda sendiri bisa mendapat 10 pesa­nan. Bahkan adanya pandemi ini, cenderung meningkat hingga 15 pesanan. 

Baca Juga: Pemerintah Jaga Ketersediaan Pupuk Bagi Petani Tulungagung - Kediri

Sementara untuk harga, kata Nanda dimulai harga Rp 350 ribu per logo. Sedang­kan untuk pasar internasional, mulai 85 USD per logo. Tinggi­nya nominal tergantung kerumitan desain. “Ke depannya ingin me­ngembangkan lagi. Mungkin me­lengkapi bidang kami yang belum ada,” tandasnya. Dsy6

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU