Dari Hobi Koleksi, Kini Bisnis Barang Antik dan Berseni

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 24 Agu 2021 09:19 WIB

Dari Hobi Koleksi, Kini Bisnis Barang Antik dan Berseni

i

Agus Hernowo saat berada di art shop miliknya yang berisi barang-barang antik dan berseni. SP/ MJK

SURABAYAPAGI.com, Mojokerto - Agus Hernowo menjadi kolektor lantaran hobinya yang suka mengoleksi barang-barang antik bernilai sejarah atau ornamen lawas bernilai seni, hingga akhirnya banyak orang yang berminat untuk membeli koleksinya tersebut dengan harga tinggi hingga ratusan juta.

Agus mengaku dirinya mulai mengoleksi barang antik tersebut sejak tahun 2005. Seiring berjalannya waktu, tahun 2010 barang yang dikumpulkan di art shop miliknya tersebut mulai menumpuk.

Baca Juga: Dorong Daya Beli Masyarakat, Kejaksaan dan Pemkot Mojokerto Sinergi Gelar Bazar Sembako Murah

Kemudian, ia mencoba untuk menawarkan barang-barang kepada teman seprofesinya untuk dilego. ”Karena barang sudah banyak, kemudian sebagian saya jual agar tidak menumpuk,” imbuhnya.

Barang antik tersebut kebanyakan berupa gebyok, meja, kursi, almari, dan beberapa barang langka hasil kerajinan tahun 1970-an. Agus bahkan telah memiliki tiga tempat yang dijadikan penyimpanan atau art shop sejumlah koleksinya. Ketiganya didesain dalam berbentuk rumah kuno yang unik.

Selain itu, menurut Agus dirinya sengaja membuat sejumlah barang kuno dan ornamen lawas yang tampak kusam, namun mengandung makna seni. Seperti gentong, kereta, dan pendapa atau joglo, kursi, meja, gebyok, ranjang, almari, bahkan lampu obor yang biasa digunakan masyarakat zaman dulu sebelum keberadaan listrik.

Baca Juga: Terciduk Edarkan Pil Double L 1.600 Butir, Dua Pemuda di Mojokerto Berhasil Diamankan

”Sengaja barang ini saya biarkan kusam, biar nilai sejarahnya tidak hilang. Dan, meski terlihat berdebu seperti ini tetap bersih. Ini bertanda kalau barang ini benda kuno,” ujarnya.

Ya, meski terlihat kusam barang itu harganya mencapai Rp 30 juta hingga Rp 100 juta. Mahalnya barang, kata dia, tergantung dari corak lukisan dan tahun peninggalan. Peminat yang datang tidak hanya dari Mojokerto, namun hampir kota-kota besar di Jawa, bahkan luar pulau Jawa datang ke art shop miliknya.

Menurut Agus, sejumlah barang antik itu rata-rata didapat dari pedesaan terpencil di wilayah Jawa Timur. Meliputi, Mojokerto, Madura, Gersik, Banyuwangi, Situbondo, dan beberapa daerah lainnya.

Baca Juga: Pasar Takjil Ketidur, Upaya Pj Wali Kota Ali Kuncoro Promosikan Aneka Kuliner Kota Mojokerto

Tidak jarang, dirinya mendapati barang dari penjual yang kualitasnya sudah tampak rapuh dan dimakan rayap. Namun, ketika tiba di tempat koleksinya, Agus kemudian melakukan pembersihan dan perbaikan dengan tanpa meninggalkan unsur keaslian dan seninya.

”Biasanya ini hanya ada di pedesaan. Tapi, kalau ada yang menawarkan, saya langsung membeli untuk diperbarui. Kemudian saya jual jika ada yang minat,” tandasnya. Dsy3

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU