SURABAYAPAGI.com, Trenggalek - Yanuar Imsyaka Sabih yang hobi memelihara reptile, bearded dragon ini mengaku tertarik memelihara si naga berjenggot itu sejak 2012 lalu. Selain bentuk dan morf yang unik, ia pun juga terpikat karena jinak dan perawatannya yang mudah dengan telaten menjemur hewan jenis omnivora tersebut di suhu 30 derajat setiap hari. Tujuannya, melancarkan pencernaan.
Permintaan bearded dragon untuk diadopsi sebagai bagian hobi di tengah pandemi Covid-19 juga banyak. karenanya, dirinya lebih mendalami cara breeding dari beberapa platform serta temannya, para pencinta reptile.
Baca Juga: Gerakan Pangan Murah di Trenggalek Diserbu Warga
Anakan reptile, bearded dragon. SP/ TRG
Ada perlakuan khusus untuk menetaskan telur-telur bearded dragon tersebut. “Pada pandemi ini banyak orang mengisi waktu luang melalui hobi di rumah, termasuk memelihara bearded dragon. Makanya permintaan banyak. Makanya saya pilih hewan ini karena selama satu tahun bisa 3-4 kali bertelur,” ujarnya.
Baca Juga: Stok Beras di Trenggalek Aman hingga Lebaran
Rata-rata permintaan adopsi bearded dragon banyak dari kota-kota besar. Seperti Surabaya dan sekitar Jabodetabek. Khususnya yang berwarna cerah seperti kuning (citrus) dan merah hati. Sedangkan, varietas morf ada hypo, trans, dan lainnya. Sebab, bulan lalu (Febuari, Red) dirinya baru mengirim 28 ekor anakan bearded dragon ke kota-kota tersebut.
Sedangkan untuk biasa adopsi sendiri, tergantung ukuran, umur, dan morf, hingga jenis kelamin hewan. Untuk peliharaannya dihargai minimal Rp 600 ribu setiap ekor. Itu untuk anakan jantan dan berkuku hitam.
Sedangkan untuk betina apalagi berkuku putih, harganya bisa sampai tiga kali lipat, bahkan lebih. Sebab anakan yang bisa diadopsi minimal usia 1 bulan ke atas. Selain sudah kelihatan warna dan morf-nya, di usia itu mudah beradaptasi di lingkungan baru.
Baca Juga: Pemotor Tewas Tertimpa Pohon Tumbang di Trenggalek
Untuk makanan, dia beri kecoak dubia, ulat, serta sayuran. Untuk mendukung habitatnya, dalam kandang dia beri lampu sebagai penghangat serta batu dan ranting karena hewan tersebut suka memanjat.
Perhatian makanan tersebut khususnya pada betina yang siap dikawinkan. Sebab, untuk proses pembuahan telur hingga menetas, dibutuhkan protein yang tinggi sehingga pakan harus diperhatikan. “Memang hewan ini termasuk omnivore. Namun karena untuk kembang biak, saya tak pernah memberi pakan daging, tapi sayur, serangga, dan vitamin khusus untuk memperkuat tulang,” jelasnya. Dsy9
Editor : Redaksi