Dari Kerja Sambilan, Kini Kukuh Sukses Berbisnis di Bidang Pertanian

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 24 Mar 2021 09:21 WIB

Dari Kerja Sambilan, Kini Kukuh Sukses Berbisnis di Bidang Pertanian

i

Kukuh, pendiri Pandawa Putra Indonesia. SP/ SBY

SURABAYAPAGI.com, Surabaya - Kukuh memilih mengembangkan dunia pertanian dengan mendirikan Pandawa Putra Indonesia, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pertanian, di saat banyak yang memilih menekuni bisnis kuliner atau teknologi.

Kini Pandawa Putra Indonesia mampu meraup ratusan juta rupiah seiring perkembangan bisnisnya. Awalnya, Kukuh kerja sambilan di Laboratorium Ecotoxycology and Waste milik IPB. Dari sinilah, ide bisnisnya lahir. Sebab banyak perkembangan pertanian terutama di bidang herbisida yang didapat saat bekerja sambilan.

Baca Juga: Apindo Sebut 1 Juta Pekerja Kena PHK pada 2022

Ide bisnisnya kian klop dengan dasar pendidikan Kukuh yang fokus di bidang pertanian. Dia mengaku bisa melihat peluang yang tidak bisa dibantah, bahwa dunia pertanian memang tidak ada habisnya selama manusia memang butuh makan.

"Karena selain melihat keuntungan, kami melihat bisnis itu untuk jangka panjang dan juga dampak positif baik untuk lingkungan maupun ke masyarakat juga lebih mengena jika dibandingkan bergerak di bidang lain," dia menuturkan.

Apalagi saat itu, banyak petani yang meminta pasokan produk herbisida. Herbisida sendiri merupakan salah satu kebutuhan primer dari petani maupun pekebun di dunia. "Kami melihat bahwa dengan memproduksi herbisida value proposition yang kami miliki kurang kuat. Karena bahan aktif yang hampir 100 persen impor, pemain herbisida yang rata-rata merupakan perusahaan multinasional," jelas dia.

Dari sini, Putra Pandawa Indonesia lahir untuk memproduksi Weed Solution atau juga lebih dikenal dengan solution, merupakan adjuvant (penguat) dari herbisida yang berfungsi mengurangi dosis racun herbisida hingga 50 persen.

Baca Juga: Gapmmi Optimistis Industri Mamin Siap Hadapi Berbagai Guncangan di 2023

"Dengan begitu, produk kami lebih ramah lingkungan karena bahan yang digunakan 50 persen juga merupakan bahan organik dan bahan kimia yang digunakan adalah bahan non racun," jelas dia.

Selain ramah lingkungan, produknya juga menawarkan solusi efisiensi biaya pengendalian gulma hingga 20 persen yang dipastikan akan lebih menguntungkan konsumen. Tak ada usaha tanpa kendala. Dia menyebut masalah sumber daya manusia di bidang pertanian yang masih banyak kurang adalah kendala di bisnis pertanian.

Selain itu, pelaku bisnis di bidang pertanian maupun pemerintah sering merasa abai dengan potensi sumber alam yang melimpah, sehingga malas untuk memperbaiki diri dengan teknologi maupun regulasi yang mendukung sektor ini.

Baca Juga: Pesan Kemenaker ke Pengusaha: Jadikan PHK Solusi Terakhir

Kendala lain, pola pikir masyarakat Indonesia terhadap dunia pertanian yang masih rendah. "Padahal, bisa dihitung pemain asing yang bermain di dunia pertanian Indonesia, itu membuktikan bahwa pihak asing sendiri melihat Indonesia sebagai pasar maupun sumber pertanian yang unggul. Sangat disayangkan mengingat prediksi World Bank, 20 tahun kedepan dua hal yang sangat penting untuk diperhatikan adalah masalah Pangan dan Air," ingatnya.

Menurut dia, jangan memulai bisnis karena hanya melihat dari sisi materi. "Menurut kami, bisnis itu ibarat lari jarak jauh, bukan sekedar sprint. Kalau dagang, oke lah disitu kita bisa berprinsip cepat jual, cepat untung. Motivasi seperlunya saja, jangan terlalu banyak, jadinya biasanya kurang bisa berpikir logis. Lalu yang terakhir adalah juga melihat tren sekarang bukan lagi ke kompetisi namun ke kolaborasi," kata dia. Dsy3

 

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU