Home / Politik Pemerintahan : LKPJ Walikota Surabaya Tahun Anggaran 2020

Dewan Berharap Dapat Diikuti Program yang Lebih Konkrit

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 06 Apr 2021 17:50 WIB

Dewan Berharap Dapat Diikuti Program yang Lebih Konkrit

i

Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya, A.H Thony. SP/Al Qomar

 

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - DPRD Kota Surabaya saat ini tengah membahas Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Surabaya Tahun Anggaran 2020. 

Baca Juga: KPU Kota Surabaya Mulai Seleksi Calon Anggota PPK dan PPS Pilkada 2024

Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya, A.H Thony mengatakan, hasil LKPJ Walikota Surabaya Tahun Anggaran 2020 sudah sangat lengkap, baik dari segi angka maupun pencapaian program.

“Harapan kami apa yang tertera di LKPJ bisa diikuti oleh program-program yang lebih  konkret,” ungkapnya, Selasa (6/4).

Contoh, tambah A.H Thony, kaitannya dengan kebangsaan, bisa saja kawasan Peneleh dikembangkan menjadi kawasan wisata heritage yang memang jika dikembangkan ini sangat luar biasa. 

Terus kemudian kawasan kota lama di Jembatan Merah, kata A.H Thony, kawasan ini perlu dibuat sebagai satu kawasan heritage, bahkan bisa disatukan dengan program pemerintah pusat yaitu, dihidupkan nya kembali ‘Jalur Rempah’, Pemkot Surabaya yang bikin konsepnya.

Kawasan Jembatan Merah, terang politisi Partai Gerindra Kota Surabaya ini, bisa dijadikan destinasi wisata yang bisa menghasilkan pendapatan daerah Kota Surabaya, karena banyaknya wisatawan yang berkunjung ke Surabaya. 

Baca Juga: KPU Surabaya Paparkan Seleksi Calon Panitia Pemilihan Gubernur dan Walikota Tahun 2024

“Pendapatan daerah Kota Surabaya meningkatkan karena banyak destinasi wisata heritage, ini akan menjadi energi pemulihan ekonomi  Surabaya yang luar biasa.”tegasnya.

A.H Thony kembali mencontohkan, kawasan Kenjeran bisa dikembangkan menjadi kawasan seni budaya, karena selama ini seni budaya Pantura di Kenjeran tidak begitu booming. 

A.H Thony menilai, perkembangan kebudayaan di Kota Surabaya relatif stagnan. Minimnya ruang-ruang galeri Seni dan budaya, panggung pentas seni, menjadi indikator stagnasinya perkembangan seni dan budaya di Kota Surabaya. Meski, memang Pemkot Surabaya secara bertahap sudah mulai menggiatkan kembali ruang publik untuk seni dan budaya.

Baca Juga: Gibran Absen di Otoda 2024 Surabaya, Mendagri Tito Bocorkan Alasannya

Dirinya mempertanyakan, dalam LKPJ Walikota Surabaya Tahun Anggaran 2020 di sektor seni dan budaya disebutkan, Indeks Budaya Lokal Kota Surabaya meningkat 88.65% dibanding tahun 2016 yang hanya mencapai 69,37%. “Kami melihat nya dari mana indikator peningkatan nya tersebut,” kata A.H Thony.

Ia kembali menambahkan, banyak lokasi dan tempat yang bisa di develop menjadi wisata sejarah, heritage, wisata museum. Misalnya, bekas Rumah Sakit Mardi Santoso di Bubutan yang sebelumnya dipakai restoran Hallo Surabaya. Selain itu Penjara Kalisosok itu bisa diambil alih pengelolaan nya oleh Pemkot Surabaya, dan disulap menjadi museum atau wisata heritage. 

“Gedung eks RS Mardi Santoso atau Penjara Kalisosok memang milik negara, tapi dalam UU cagar budaya, Pemerintah Daerah boleh mengambil alih pengelolaannya.”ungkapnya. Alq

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU