Dilatih Public Speaking dan Humanisme

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 01 Jul 2020 21:53 WIB

Dilatih Public Speaking dan Humanisme

i

Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak, AKBP Ganis Setyaningrum

Polwan Masa Kini

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya – Selamat Hari Jadi Bhayangkara ke-74 untuk para para Kepolisian RI. Hal ini tak hanya untuk petugas dan perwira Polisi laki-laki. Juga diperuntukkan bagi para Polwan atau polisi wanita yang kini sudah mulai diperhitungkan tugas dan perannya. Di Surabaya, ada seorang Polwan yang menjadi Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak, AKBP Ganis Setyaningrum, yang merupakan satu-satunya Kapolres perempuan di Jawa Timur. Keseharian, meskipun berjilbab, juga tampil trendi. Tak hanya dengan AKBP Ganis. Banyak juga polwan di jajaran Polda Jatim hingga Polres-polres, “berlomba-lomba” tampil menarik serta harus gesit.

Baca Juga: Memperingati Hari Bhayangkara, Polres Pasuruan Peduli Pendidikan

 Bagi Ganis, menjadi Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak merupakan tantangan besar selama berkarir di kepolisian. Sebab, saat ini tugasnya tidak saja menjaga objek vital berupa pelabuhan. Tingkat kriminalitas di Surabaya Utara juga cukup tinggi.

Berdasar data polisi, tercatat 1.256 kasus kejahatan terjadi di kawasan utara dalam setahun terakhir. Jenisnya bermacam-macam. Selain curanmor, kasus peredaran narkoba cukup tinggi.

Meski begitu, hal itu tak membuat Ganis gentar. Ibu satu anak tersebut tetap optimistis. Dia akan mengerahkan kemampuan dan mengandalkan pengalaman selama bertugas di reserse. ’’Yang pasti, saya akan mencoba dekat dengan masyarakat terlebih dahulu. Kulo nuwun kepada tokoh-tokoh masyarakat,” papar Ganis.

Tak hanya AKBP Ganis, ada beberapa polwan yang harus berjibaku untuk menangani para bandar narkoba. Seperti di ceritakan oleh Briptu Rachma Pradita Putri, yang bertugas sebagai penyidik di Satnarkoba Polrestabes Surabaya. Polwan yang akrab di panggil Dita ini menceritakan kenapa polwan harus tampil menarik, terampil dan gesit, karena banyak seleksi dan kriteria saat ingin masuk menjadi polisi wanita. "Kami melalui banyak seleksi, banyak tahapan, lewat performance, sikap tampang, fisik, ada persyaratan-persyaratan yang memang harus dipenuhi," ujar Briptu Dita kepada Surabaya Pagi.

Untuk tinggi badan sendiri, tambah Briptu Dita, pada masa tahun masuk Pendidikan, dari setinggi 160cm menjadi 155cm, dan untuk berat badan tetap seperti sebelumnya. Sedangkan untuk pelatihan saat pendidikan, kedisiplinan itu hal utama yang harus di tingkatkan dan diterapkan agar menjadi seorang polisi wanita yang tangguh.

Hal senada juga di sampaikan oleh Briptu Nur Aisyah Komariah, yang bertugas sama dengan Briptu Dita sebagai penyidik Satnarkoba Polrestabes Surabaya. Briptu Aisyah menyampaikan jika menarik, terampil dan gesit itu sudah menjadi suatu kewajiban untuk dirinya.

"Di era seperti ini, kita sebagai polwan harus menjaga penampilan, karena penampilan, kalau dilihat cantik siapa yang bangga," tutupnya.

 

Baca Juga: Anak Petani Gagal Jadi Polwan, Posisinya Diganti Keponakan AKBP

Tuntutan Zaman

Sementara itu, menurut Kasubag Humas Polrestabes Surabaya, AKP M Akhyar membenarkan jikalau ada perbedaan pendidikan terhadap polwan sekarang dengan polwan waktu 20 tahun lalu. Sebab, saat itu kepolisian berada di bawah ABRI dan sekarang sudah di bawah pemerintahan Presiden. "Jadi kepolisian bisa secara mandiri mendidik Polwan yang tugasnya melayani, melindungi serta melayani masyarakat," Kata Akhyar kepada Surabaya Pagi, Rabu (1/7/2020).

Dikatakan Akhyar jika banyaknya Polwan yang menjadi model hingga reporter di Siaran TV dan Medsos, karena pelatihan sekarang banyak di arahkan cara berbicara di hadapan masyarakat (public speaking), dan kiat-kiat mengatasi problem masyarakat. "Jadi Polwan sekarang lebih bisa menghadapi masyarakat," tambah Akhyar.

Akhyar menambahkan, jika pelatihan tetap terpusat di Sepolwan Jakarta dan lebih diprioritaskan hal-hal di kehidupan masyarakat dan cara-cara mengatasinya secara humanis. "Jadi Polri tidak mendatangkan pengajar dari luar hanya saja teori serta prakteknya di arahkan dalam kehidupan bermasyarakat," kata Akhyar.

 

Baca Juga: Polres Blitar Terjunkan Puluhan Polwan Lakukan Trauma Healing dan Membantu di Dapur Umum

Tegas tapi Lembut

Sementara itu, profesi Polwan pun diapresiasi oleh para anggota DPRD Surabaya. Menurut mereka, profesi Polwan saat ini menggambarkan sosok perempuan yang luar biasa. "Kemunculan polwan hits atau polwan cantik juga menjadi insiprasi kepada anak-anak muda agar tidak takut bila memilih profesi tersebut. Berkembangnya jaman juga membuat penempatan polwan ini di khususkan untuk para perempuan, lalu banyak program dari kepolisian. Hal ini bisa menambah porsi perempuan di kepolisan," puji Juliana Evawati, anggota DPRD Surabaya dari Fraksi PAN ini.

Senada dengan Juliana, Herlina Harsono Njoto politisi asal Partai Demokrat juga menegaskan, pada era modern saat ini, sosok Polwan tidak hanya untuk melindungi dan mengayomi, tetapi juga harus memiliki ketegasan, berwibawa dengan didampingi sifat kelembutannya itu sendiri.  "Jadi, bukan hanya tegas, berwibawa. Tapi juga sosok yang menunjukkan sisi kelembutan meskipun tidak melunturkan ketegasan dan wibawanya" jelasnya.

Menurutnya sosok polisi wanita ini dapat menginspirasi generasi muda agar bisa berani untuk memilih profesi tersebut. "Mudah-mudahan polisi khususnya polwan ini bisa banyak melakukan inovasi di masyarakat terutama dalam menegakkan hukum,” kata Herlina. tyn/jem/byt

 

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU