Direktur CIA: Garda Revolusi Iran Gada Teokrasi Lalim

author surabayapagi.com

- Pewarta

Sabtu, 14 Okt 2017 00:18 WIB

Direktur CIA: Garda Revolusi Iran Gada Teokrasi Lalim

Pidato Direktur Central Intelligence Agency (CIA) Michael Pompeo disampaikan sebagai keynote pada forum keamanan nasional di Austin yang disponsori oleh universitas tersebut pada hari Kamis waktu setempat. Pernyataan Pompeo itu juga menjelang pengumuman administrasi Trump mengenai posisi Amerika Serikat (AS) dalam kesepakatan nuklir Teheran yang direncanakan diumumkan hari Jumat (13/10/2017) waktu Washington. AUSTIN, John Robbinson. Pompeo melontarkan kecaman keras terhadap pemerintah Republik Islam Iran dalam pidatonya di Universitas Texas. Dia menyebut Iran sebagai negara polisi yang kejam dan teokrasi yang lalim sedangkan Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) sebagai gadanya. Pemerintah Presiden Donald Trump telah mengisyaratkan akan memasukkan IRGC dalam daftar organisasi teroris yang menuai reaksi keras dari Teheran. Di masa lalu, AS telah mendaftarkan pejabat dan afiliasi IRGC sebagai teroris namun menolak untuk menyebutkan nama kelompok afiliasi itu secara keseluruhan. Kementerian Intelijen dan Keamanan Iran dan Korps Garda Revolusi Islam adalah gada teokrasi yang lalim, dengan IRGC hanya bertanggung jawab kepada Pemimpin Tertinggi, kata Pompeo merujuk pada Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Khamenei. Mereka adalah garda depan dinasti yang merusak, yang memperluas kekuatan dan pengaruhnya di Timur Tengah, lanjut Pompeo. Dia menggarisbawahi sepak terjang IRGC yang menjadi lebih berani dalam operasinya. Dalam beberapa tahun terakhir, IRGC telah menjadi lebih sembrono dan provokatif, berusaha memanfaatkan kekosongan yang ditinggalkan oleh ketidakstabilan di Timur Tengah untuk secara agresif memperluas pengaruhnya, ujar Pompeo. (IRGC) ini secara terbuka bersumpah untuk memusnahkan Israel dan ketika Anda melihat kematian dan kehancuran yang ditimbulkan di Suriah, Yaman, dan Irak oleh Teheran dan kuasanya, ancamannya jelas: Iran sedang melakukan upaya yang kejam untuk menjadi kekuatan hegemoni di wilayah tersebut, papar Pompeo, seperti dilansir NBC News. Dalam satu bagian dari pidatonya, Pompeo membandingkan Iran dengan kelompok teror Islamic State of Iraq and Syria (ISIS), di mana milisi Syiah yang terkait Iran telah bertempur di kawasan Timur Tengah selama bertahun-tahun. Karena tidak seperti ISIS dan khayalan khalifahnya, Iran adalah negara yang kuat yang tetap menjadi negara sponsor terorisme terbesar di dunia. Republik Islam adalah versi Iran tentang apa kekhalifahan yang seharusnya terlihat seperti berada di bawah kendali Ayatollah dan penjaga praetorya, IRGC, imbuh Pompeo. Direktur CIA ini menuduh IRGC telah berusaha untuk melakukan serangan teroris di Washington, di mana seorang petugas AS telah terbunuh oleh sebuah IED (improvised explosive device) yang terkait dengan Iran, beberapa tahun silam. Empat tahun lalu, Manssor Arbabsiar dijatuhi hukuman 25 tahun penjara karena merencanakan untuk membunuh Duta Besar Arab Saudi di Washington. Pompeo mengatakan dalam pidatonya bahwa Arbabsiar telah merencanakan serangan tersebut dengan Pasukan Quds IRGC. Namun, di saat Arbabsiar dihukum, sejumlah pakar Iran di dalam dan di luar pemerintah AS mempertanyakan apakah dia benar-benar bertindak atas nama IRGC. 07

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU