Dispendik Surabaya Asesmen Ulang Kelengkapan Syarat PTM

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 30 Agu 2021 10:09 WIB

Dispendik Surabaya Asesmen Ulang Kelengkapan Syarat PTM

i

Setelah melalui proses asesmen, selanjutnya akan dilakukan simulasi PTM. Hal ini dilakukan untuk memastikan selama pelaksanaan PTM, penerapan prokes tetap terkontrol.SP/IST

SURABAYAPAGI, Surabaya - Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya masih melakukan pemeriksaaan kelengkapan syarat pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah. Tiap sekolah akan diasesmen ulang terkait kesiapan mereka baik sekolah dasar (SD) maupun sekolah menengah atas (SMP) menjelang pelaksanaan PTM.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya Supomo menjelaskan pemeriksaan ini merupakan bagian dari persiapan sebelum membuka PTM. Hal ini sesuai SKB 4 Menteri, kewenangan penyelenggara PTM adalah pemerintah daerah. Artinya, pembukaan PTM di Surabaya ditentukan Pemkot Surabaya dengan melihat kondisi Covid-19 dan kesiapan protokol kesehatan pada masing-masing sekolah.

Baca Juga: SK Kwarda Jatim Terbit, Semangat Baru Bagi Pramuka Jawa Timur

"Tidak serta merta ketika kita (Surabaya) turun ke Level 3, kemudian kita langsung bisa membuka PTM dan langsung jalan. Karena di SKB 4 menteri, diatur juga kesiapan-kesiapan sekolah, kemudian apa yang harus dilengkapi dan segala macam itu harus dipenuhi," kata Supomo di Surabaya, Senin (30/8).

Supomo menjelaskan, dalam SKB 4 Menteri, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi sekolah atau lembaga pendidikan sebelum menerapkan PTM. Di antaranya, menyediakan wastafel atau tempat mencuci tangan, hand sanitizer, hingga thermogun untuk mengecek suhu tubuh siswa dan guru.

"Setelah kesiapan sekolah itu dipenuhi, kemudian sekolah harus mengisi data di Dapodik (Data Pokok Pendidikan). Selanjutnya dilakukan asesmen oleh Satgas Covid-19 Surabaya untuk melihat benar tidaknya yang pihak sekolah sampaikan," ujarnya.

Plt Kabid Sekolah Menengah Dispendik Kota Surabaya Tri Aji Nugroho menyatakan, setelah melalui proses asesmen, maka langkah selanjutnya yakni dilakukan simulasi PTM. Ini dilakukan untuk memastikan selama pelaksanaan PTM, penerapan prokes tetap terkontrol.

Baca Juga: Hari Kamis, Presiden Jokowi Dijadwalkan ke Surabaya

"Setelah asesmen kita lakukan simulasi dulu. Karena jangan sampai kemudian ketika langsung dijalankan PTM, ternyata prokes di sana (sekolah) tidak terkontrol," kata Tri.

Aji mendorong pihak sekolah atau lembaga pendidikan agar tetap menyiapkan pembelajaran melalui hybrid, yakni daring dan luring. Jangan sampai pihak sekolah hanya menyiapkan luring (PTM), sedangkan pembelajaran melalui daring tidak dilakukan.

"Nah, ini kan fungsi dari simulasi juga untuk melihat kesiapan pembelajaran secara hybrid itu bagaimana," ujarnya.

Baca Juga: Dispendik Gandeng Dispendukcapil Filter Penduduk Dadakan

Aji melanjutkan, simulasi PTM di Surabaya sebelumnya pernah dilakukan oleh 15 lembaga pendidikan pada Desember 2020. Menurutnya, secara persyaratan sekolah tersebut telah siap melaksanakan tatap muka. 

"Karena simulasi sudah dilakukan. Kemudian kesiapan juga sudah disiapkan semua. Sehingga kita tinggal final checking, untuk istilahnya kita cek lagi yang dulu sudah disiapkan masih ada atau tidak, maka akan kita cek ulang," kata dia. sb1/na

Editor : Mariana Setiawati

BERITA TERBARU