DKPP Bojonegoro dan Gapoktan Panen Kacang dengan Sistem Biosaka

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 30 Mei 2023 12:48 WIB

DKPP Bojonegoro dan Gapoktan Panen Kacang dengan Sistem Biosaka

i

Panen kacang dengan perlakuan biosaka di Kabupaten Bojonegoro. Foto: Pemkab Bojonegoro.

SURABAYAPAGI.COM, Bojonegoro - Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bojonegoro bersama Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Sumber Rejeki Desa Kunci, Kecamatan Dander, melakukankan panen kacang dengan perlakuan biosaka.

Biosaka merupakan salah satu metode pertanian yang diterapkan oleh petani karena ramah lingkungan dan menggunakan teknolog yang mudah dan murah. Penggunaan biosaka memiliki sejumlah keunggulan yakni mampu Imenekan biaya produksi dan meningkatkan produktivitas.

Baca Juga: Mentan Warning Oknum Jual Pupuk di Atas HET

Kepala Bidang Sarana, Prasarana dan Perlindungan Tanaman DKPP Kabupaten Bojonegoro, Retno Budiwidyanti mengatakan bahwa sebagian besar lahan pertanian di Kabupaten Bojonegoro memiliki kandungan C organic yang rendah.

”Penyebabnya karena penggunaan bahan-bahan kimia yang sudah berlangsung berpuluh-puluh tahun. Maka dari itu satu-satunya cara adalah menyehatkan kembali lahan dengan penggunaan bahan- bahan alami atau organik,” jelas Retno, Senin (29/5/2023).

Retno berharap, penggunaan bahan-bahan alami seperti biosaka atau pupuk organik dapat terus disosialisasikan agar dapat diterapkan di seluruh wilayah Bojonegoro. Pasalnya menurutnya, pupuk organik yang didukung biosaka tanpa pupuk kimia dan pestisida kimia dapat memperbaiki semua sifat tanah sehingga mampu mengembalikan kesuburan tanah.

Baca Juga: Rumah Warga di Bojonegoro Terancam Longsor Tergerus Banjir Bengawan Solo

“Biosaka adalah inovasi yang telah dikembangkan oleh petani dari bahan baru-terbarukan yang tersedia melimpah di alam,” ujarnya.

Sementara itu, Petani Pelaksana Kegiatan, Mujianto menjelaskan, penggunaan Biosaka terbukti terhadap efisiensi biaya produksi karena adanya pengurangan penggunaan pupuk NPK dan insektisida. Selain itu, juga terdapat peningkatan hasil produksi sebanyak 0,9 ton/hektar.

Adapun peningkatan pendapatan yang diterima oleh Mujianto adalah Rp 5 juta. Dengan demikian terbukti bahwa penggunaan Biosaka dapat menjadi salah satu solusi dalam menekan biaya produksi dan meningkatkan pendapatan petani adalah.

Baca Juga: Banjir di Bojonegoro Surut Setelah 4 Hari

Mujianto menuturkan, biosaka bukanlah pupuk maupun pestisida. Namun, biosaka merupakan elisitor yang memberikan signaling memperbaiki tanaman dan ekosistem.

”Elisitor Biosaka tidak menggunakan mikroba maupun proses fermentasi dalam pembuatannya dan bukan teknologi yang rumit, tapi hanya sesuatu yang sederhana sekali. Dalam membuatnya tidak menggunakan mesin, hanya dengan tangan,” terangnya. bjn

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU