Dokter Penyembuh Ratusan Pasien Covid-19 di Malang, Daftar Relawan VakNus

author surabayapagi.com

- Pewarta

Minggu, 15 Agu 2021 20:56 WIB

Dokter Penyembuh Ratusan Pasien Covid-19 di Malang, Daftar Relawan VakNus

i

dr. Yosephine Pratiwi, penemu terapi uap bagi pasien Covid-19, ingin mendaftar relawan Vaksin Nusantara. Sp/ml

SURABAYAPAGI.COM, Malang- Seorang dokter asal Malang yang berhasil menyembuhkan ratusan pasien Covid-19 di Malang mendaftar jadi relawan vaksin nusantara (vakNus).

dr. Yosephine Pratiwi, berpendapat bahwa VakNus sangat sesuai dijadikan antibodi dalam tubuh untuk mencegah penularan Covid-19. Bahkan ia juga tidak segan untuk mengatakan kagum dengan vaksin tersebut beserta orang yang membesut VakNus, yakni Mantan Menteri Kesehatan (Menkes) Republik Indonesia (RI), dr. Terawan Agus Putranto.

Baca Juga: Pj Wali Kota Malang Minta Nakes Siaga saat Pemilu

Keyakinan wanita yang akrab disapa Dokter Tiwi tersebut, karena VakNus menggunakan sel dendritik.

Dimana menurutnya, secara umum ia menjelaskan bahwa sel dendritik ini memiliki peranan penting untuk menciptakan antibodi dalam tubuh.

"Karena dia menggunakan sel dendritik. Dimana itu bagian dari Monosit. Jadi kalau misalnya ada orang yang terpapar jenis varian apapun, yang paling berperan adalah itu (sel dendritik)," ujar wanita kelahiran, Jombang Minggu kemarin (15/8/2021).

Bukan sekedar kagum kepada VakNus dan Dr Terawan, namun dirinya juga mengaku siap untuk menjadi relawan terkait VakNus. Selain itu, jika memang vaksin tersebut sudah beredar di pasaran, dirinya juga siap untuk merogoh kocek pribadi untuk membeli vaksin tersebut.

Baca Juga: Tren Covid-19 Naik, Tapi tak Timbulkan Kematian

"Saya siap menjadi relawannya, dan pasien-pasien saya yang fanatik dan benar-benar dekat dengan saya, beserta keluarga saya siap beli dan siap bayar, kalau vaksin itu ada di Malang. Jadi saya beserta keluarga saya juga mau kalau ada yang menyediakan," tegasnya.

Nenurut dr. Tiwi, VakNus bersifat lebih individual. Sehingga dinilai sangat cocok untuk digunakan banyak orang. Sebab ia menyebut bahwa dalam penggunaan VakNus juga tetap memanfaatkan sel darah setiap orangnya masing-masing.

"Jadi ini sel darahnya kan juga pakai sel darahnya sendiri. Jadi masing-masing orang itu punya vaksinnya sendiri-sendiri di dalam tubuhnya. Dari si A dan si C itu beda, dan gak bisa disamakan," terangnya.

Baca Juga: Covid-19 di Indonesia Naik, Ayo Masker Lagi

Ia mengakui, VakNus yang bersifat individual ini artinya adalah tidak bisa setiap orang menerima vaksin yang sama antara satu orang dengan orang lainnya. Yakni dengan menggunakan darah masing-masing orang. Dirinya juga beranggapan bahwa vaksin dengan mekanisme penggunaan seperti itu, baru ada di Indonesia.

"Individual itu kan enggak langsung semua divaksin sama. Jadi kan kita gunakan darah kita sendiri. Darah si A diambilkan dari A, darah si B diambilkan dari B. Lalu setelah diambil dimasukkan ke alat, diproses selama kurang lebih tiga hari, lalu dimasukkan ke tubuh kita lagi. Itu yang membuat saya berpikir bahwa vaksin ini bagus. Bahkan ini juga belum ada di dunia. Dan ini aman," pungkasnya. rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU