Dokter: Susu Formula Tak Boleh Dicampur ASI Ibu Pasien HIV

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 09 Des 2022 20:11 WIB

Dokter: Susu Formula Tak Boleh Dicampur ASI Ibu Pasien HIV

SURABAYAPAGI, Surabaya - Anggota Satuan Tugas (Satgas) HIV Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr. Rizqi Amalia, Sp.A, mengimbau untuk tidak mencampur susu formula dan ASI dari ibu pasien HIV karena akan meningkatkan risiko transmisi vertikal atau penularan dari ibu ke bayi.

"Nutrisi pada bayi itu ada ASI dan susu formula. Yang tidak boleh diberikan adalah mencampur susu formula dan ASI karena itu sangat amat meningkatkan risiko transmisi vertikal," kata Rizqi.

Baca Juga: RSUD Grati Raih TOP BUMD Awards 2024 Bintang 4

Menurutnya, saat bayi diberikan susu formula, maka efek samping yang paling sering terjadi adalah infeksi karena kurang bersih saat menyiapkannya dan kemungkinan alergi terhadap susu sapi. Baik infeksi maupun alergi, kata Rizqi, akan menyebabkan peradangan pada usus sehingga pertahanan usus menjadi terganggu.

Ia melanjutkan, ketika anak diberikan ASI yang mengandung virus HIV saat pertahanan ususnya terganggu, maka penularan akan sangat mungkin terjadi. Pilihan pemberian nutrisi pada bayi hanya ada dua, yaitu susu formula saja atau ASI saja.

Baca Juga: Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Pasuruan Atasi PMK

"Kalau susu formula, tenaga kesehatan harus menjelaskan kepada ibu tentang apa saja kelebihan atau kekurangan pemberian nutrisi tersebut. Untuk susu formula kelebihannya tentu risiko penularannya nol," ujarnya.

Sedangkan ASI, meskipun merupakan nutrisi terbaik untuk bayi, tapi dalam hal ini ibu harus mempertimbangkan kemungkinan penularan HIV meskipun sudah meminum obat antiretroviral (ARV). Sebab, dalam beberapa penelitian, meskipun ibu sudah meminum ARV dan virus HIV sudah tidak terdeteksi dalam darah, tetap ada kemungkinan bahwa HIV bisa menular melalui ASI, meskipun jumlah kasus dalam hal ini terbilang sedikit.

Baca Juga: Jumlah Kunjungan Pasien Lansia ke RSUD Grati Naik Signifikan

"ASItetap bisa menularkan karena tetap ada virusnya dan kita tidak lazim melakukan pemeriksaan kadar virus di dalam ASI," katanya.

"Untuk itu, harus konseling dengan baik, karena (anaknya) akan seumur hidup minum obat kalau tertular. Tentu harus dipikirkan matang-matang sebelum ibu dan keluarganya mengambil keputusan," ucapnya.hlt/ast

Editor : Mariana Setiawati

BERITA TERBARU