SURABAYAPAGI.COM, Lumajang – Bencana banjir besar yang terjadi di Kabupaten Lumajang, pada Minggu (28/02) lalu, menerjang sejumlah pemukiman di beberapa desa di Kecamatan Sukodono.
Namun yang menarik dari serentetan peristiwa itu, siapa sangka ada dua makam kuno yakni makam Sayyid Abdurrahman As Syabani dan makam Arya Wira Radja, yang tidak tersentuh air.
Baca Juga: Pantai Watu Pecak, Jadi Destinasi Favorit saat Libur Lebaran
Padahal, makam tersebut berada di area atau titik banjir terparah di Perumahan Biting, Desa Kutorenon, Kecamatan Sukodono.
Bahkan, warga perumahan tersebut saat bencana terjadi, harus terisolir. Sehingga, pemerintah melakukan upaya evakuasi kepada beberapa warga terdampak
Luapan air banjir yang sangat besar dari Sungai Bondoyudo, tidak disangka sedikit pun, tidak menyentuh kain putih penutup batu nisan makam kuno dua tokoh yang dikeramatkan itu.
“Posisi area makam lebih dekat dari sungai. Baru setelah itu Perumahan Biting. Tapi air tidak mau menyentuh kain putih penutup batu nisan dua makam ini. Apalagi, sampai merendamnya. Sementara kalau makam di sekitarnya, ada beberapa yang rusak. Bahkan, sampai ada yang ambles hingga bahkan ada pohon besar di pinggir makam roboh,” ungkap warga Lumajang, Ali, yang melihat langsung area makam Biting, Selasa (02/03) tadi.
Baca Juga: Pilu! Disabilitas Asal Lumajang Jadi Korban Rudapaksa Orang Tak Dikenal hingga Hamil dan Melahirkan
Menurutnya, meski posisi dua makam tersebut agak lebih tinggi dari makam lainnya, kata Ali, namun sepertinya tidak masuk akal.
Karena, pada waktu banjir terjadi, rumah-rumah warga di sebelah Timur, yang posisinya lebih tinggi dari kompleks makam Biting terdampak banjir.
“Rumah-rumah warga yang di sana itu, kan juga lebih tinggi dari area makam ini. Namun, mereka kena banjir juga, mas. Tapi lihat di sini, pasir yang dekat makam saja kering. Apalagi, karpet tempat duduk para peziarah juga tetap bersih,” ujarnya. Lim
Baca Juga: 16 Titik di Kota Malang Terendam Banjir
Editor : Moch Ilham