Embun Belerang Gunung Bromo Rusak Lahan Pertanian Warga

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 11 Jun 2021 18:14 WIB

Embun Belerang Gunung Bromo Rusak Lahan Pertanian Warga

i

Salah satu kebun stroberi milik warga yang rusak akibat kabut belerang dari aktivitas Gunung Bromo.

SURABAYAPAGI.COM, Probolinggo - Hembusan kabut belerang dari aktivitas Gunung Bromo membuat rusak sejumlah kebun stroberi dan lahan pertanian milik warga di lereng Gunung Bromo. Keadaan semakin parah karena berbarengan dengan datangnya musim kemarau.

Salah satu kebun stroberi yang rusak, ada di Desa Jetak, Sukapura, Kabupaten Probolinggo. Di lahan sekitar satu hektar itu, ratusan batang stroberi rusak. Setelah berkali-kali dihajar embun belerang.

Baca Juga: Gerakan Gotku Resik di Probolinggo Digencarkan

“Kalau datang itu (embun belerang), pada malam hari, ciri-cirinya di kamar itu seperti ada bau kentut. Dipastikan besoknya tanaman banyak yang mati,” kata pemilik kebun, Kermat, Jumat (11/6).

Usai terkena kabut belerang, biasanya disusul dengan embun upas. Embun upas merupakan sebutan warga Tengger untuk embun yang mengkristal di dedauanan. Setelah terkena kabut belerang dan embun upas, tanaman dipastikan perlahan mati.

“Ciri yang nampak adalah, bagian belakang daun stroberi yang menghitam tidak wajar. Serta bagian tepi daun yang mulai mengering,” jelas Kermat.

Tak hanya pada tanaman stroberi. Tanaman pertanian lainnya juga terdampak. Seperti kentang dan kubis milik warga. “Yang lumayan bisa bertahan hanya bawang pre (bawang daun). Karena bentuk daunnya runcing ke bawah,” imbuhnya.

Dua bulan terakhir, kemunculan kabut belerang pekat terjadi setidaknya lima kali. Upaya petani pasca adanya kabut ini, menyemprot tanaman dengan air. Tapi karena mulai masuk dalam musim kemarau, stok air bersih pun menipis. Sebagian warga pun memilih membiarkan tanaman mati.

Akibat serangan kabut belerang ini, Kermat mengalami kerugian sampai puluhan juta rupiah. Hampir mencapai sekitar Rp 25 juta lebih. Biaya sebesar itu untuk perawatan tanaman strawberry. Mulai dari pemupukan, semprot air dan lain sebagainya.

Baca Juga: 1000 Pohon Mangga Manalagi akan Ditanam di Kawasan Kota Probolinggo

Kepala pos Pantau Pusat Vulkanologi, Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) Cemoro Lawang, Wahyu Andrian Kusuma menyebut, kabut belerang merupakan hasil aktifitas magma di dalam perut Gunung Bromo.

“Bahkan pekatnya itu sampai merusak sejumlah pohon dan pertanian di sekitar sini,” kata Wahyu.

Bagi masyarakat dan wisatawan yang datang, Wahyu menghimbau agar menggunakan masker. Ketika tercium bau belerang. Guna mengantisipasi dampak yang timbul akibat menghirup gas belerang itu.

Namun demikian, warga dan masyarakat tidak perlu khawatir. Sampai sejauh ini, status Gunung Bromo masih di level II waspada. Dengan jarak aman satu kilometer dari pusat kawah.

Baca Juga: BPBD Probolinggo Salurkan Bantuan untuk Korban Rumah Roboh

 

 

 

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU