Emy Kreasikan Kerajinan Batok Kelapa Hingga Tembus Pasar Ekspor

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 14 Apr 2021 10:28 WIB

Emy Kreasikan Kerajinan Batok Kelapa Hingga Tembus Pasar Ekspor

i

Emy Erawati. SP/ BLT

SURABAYAPAGI.com, Blitar - Emy Erawati memanfaatkan batok kelapa yang sudah tidak digunakan dan dibuang begitu saja menjadi batok kelapa yang bernilai sangat berharga. Batok kelapa tersebut disulap menjadi pundi-pundi rupiah, karena dijadikan berbagai kerajinan tangan dan menghasilkan nilai jual tinggi. Berkat kreatifitas Emy tersebut membuat tas batok buatan tangannya mampu menembus pasar ekspor dan menjadi primadona bagi konsumen di Indonesia juga.

Bisnis kerajinan batok kelapa ini bermula saat Emy melihat tumpukan batok kelapa yang terbuang percuma. Ia berpikir untuk memanfaatkan batok tersebut. Dari coba-coba, akhirnya Emy membuat berbagai kerajinan dengan bahan baku batok. Ia mulai usaha dibantu suaminya, Marlean dengan membuat berbagai macam kerajinan.

Baca Juga: TKP2MO Kota Blitar Sidak Mamin Jelang Lebaran

Pasar lebih menyukai kerajinan tas dibanding beberapa hasil kerajinan lain dari batok kelapa. Melihat hal tersebut, Emy akhirnya membidik pasar tas dengan lebih fokus memilih model-model tas yang disukai pasar, diantaranya seperti dompet, sabuk, aksesoris dan tas. Ia mampu meraih keuntungan puluhan juta rupiah per bulan.

Melihat geliat pasar pasca krisis moneter 1998 semakin menjanjikan. Emy pun membidik Bali sebagai salah satu pasar potensial karena banyak turis mancanegara. "Saya lebih memilih Bali sebagai pasar. Alasannya karena disana banyak wisatawan, apalagi wisatawan asing. Jadi kalau pulang biasanya mereka membawa oleh-oleh yang unik dan khas. 50% produk kami dibawa ke Bali," tutur Emy saat berbincang dengan detikFinance di kediamannya, Selasa (3/11/2013).

Baca Juga: Ratusan Warga Rela Antre untuk Beli Beras Murah

Produk Emy mulai dikenal di mancanegara, melalui para perantara produknya di Bali, produk Emy dipasarkan hingga ke Eropa. "Yang sering minta itu Belanda dan Swiss. Kalau negara-negara tetangga yang sudah berlangganan ya Malaysia, Singapura dan Brunei," tambah Emy.

Emy pun tetap optimistis bahwa produknya lebih diminati daripada produk tas lainnya. Karema, pembuatan kerajinan dari batok membutuhkan keterampilan khusus dengan bahan batok kelapa yang kebanyakan orang tidak dimanfaatkan lagi. Tingkat kesulitan yang tinggi membuat produk ini masih jarang digeluti orang lain.

Baca Juga: Misteri Ledakan 3 Kali di Blitar, Bukan dari Warung yang Terbakar di Serut

"Anda bisa lihat sendiri kan tadi. Prosesnya panjang dan sulit. Alat-alat yang digunakan juga hasil modifikasi kami sendiri, tidak tersedia di toko. Jadi menurut saya masih sedikit yang melirik bisnis ini. Belum lagi ngomong pemasaran mas," ungkap Emy.

Hingga saat ini, Emy telah mempekerjakan lebih dari 200 orang. Namun, pengerjaannya kebanyakan dibawa pulang oleh karyawannya untuk dikerjakan di rumah masing-masing. Harga kerajinan batok antara Rp 10.000 hingga Rp 200.000. Keuntungan yang diraup Emy tiap bulannya mencapai hingga puluhan juta rupiah. Dsy10

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU