Home / Peristiwa : Sekolah Tatap Muka Segera Dibuka

Epidemiolog: Positivity Rate COVID-19 Harus di Bawah 5 Persen

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 08 Jun 2021 16:29 WIB

Epidemiolog: Positivity Rate COVID-19 Harus di Bawah 5 Persen

i

Pakar Epidemiologi dari Universitas Airlangga (Unair), dr Windhu Purnomo. SP/Anggadia Muhammad

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Pada tahun ajaran baru 2021/2022 Juli mendatang, pemerintah berencana akan kembali menyelenggarakan Sekolah Tatap Muka dengan tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Di samping wacana tersebut, kasus COVID-19 di beberapa daerah pun kembali melonjak. Tak terkecuali di Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur.

Pakar Epidemiologi dari Universitas Airlangga (Unair), dr Windhu Purnomo mengatakan, jika pemerintah ingin membuka kembali sekolah, positivity rate COVID-19 di Indonesia harus di bawah 5 persen. Ia menyebut, jika saat ini positivity rate di Indonesia masih di atas 20 persen. Menurut WHO, hal tersebut masuk ke dalam klasifikasi tertinggi.

Baca Juga: Imigrasi I Surabaya Berhasil Terbitkan Hampir 10 Ribu Paspor

"Sampai hari ini, positivity rate kita (Indonesia) di atas 20 persen. Itu adalah klasifikasi tertinggi. Meskipun kasus kelihatan kecil 5 ribu – 6 ribu per hari, padahal kasus sesungguhnya bisa 8 –10 kali lipat dari yang kita laporkan per hari itu," kata Windhu, Selasa (8/6).

Melihat kondisi tersebut, Windhu menuturkan jika sekolah masih belum bisa dibuka mengingat risiko penularan yang sangat tinggi.

"Kita baru agak aman kalau positivity rate itu sudah di bawah 5 persen, apalagi kalau 2 persen itu malah bagus artinya low Incident selamanya. Okelah sekolah kita buka. Tapi selama masih di atas 5 persen itu high Incident," tuturnya.

Menurutnya, jika kondisi ini dipaksakan akan membawa risiko tersendiri untuk orang tua maupun lansia yang ada di rumah. Ia khawatir anak-anak akan membawa virus dari luar dan menularkannya ke orang tua atau kakek, nenek yang ada di rumah.

Baca Juga: Pemkot Surabaya Usulkan SERR ke Pusat

"Saya nggak khawatir anak-anak karena imunitasnya lebih baik. Tapi kalau mereka tertular, dan membawa virusnya ke rumah, padahal di rumah ada orang tua, ada kakek, neneknya, belum lagi kalau ada komorbid itu akan sangat berisiko. Kalau dipaksa buka, yang jadi korban ya orang tua, lansia, dan orang dengan komorbid yang ada di rumah," jelasnya.

Untuk itu, ia mengimbau pemerintah untuk mengkaji ulang wacana tersebut demi keamanan bersama, dan pandemi dapat segera berlalu.

"Rencana itu oke, tapi nanti dua minggu sebelum rencana tatap muka, kita lihat 1 juli gimana keadaanya. Karena trend kita lagi naik, dan yang harus kita lihat adalah positivity rate," pungkasnya. ang

Baca Juga: Tingkatkan Kepuasan Masyarakat, Satpas SIM Colombo Gaungkan Pelayanan Prima dan Transparansi

 

 

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU