Epidemiolog UI: Luhut Gagal Tangani Pandemi

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 14 Jul 2021 21:19 WIB

Epidemiolog UI: Luhut Gagal Tangani Pandemi

i

Ilustrasi karikatur

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Epidemiolog Universitas Indonesia (UI), Pandu Riono, menilai  Luhut Binsar Panjaitan, sebagai Koordinator PPKM Darurat di Pulau Jawa dan Bali, gagal menjalankan tugas dari Presiden Jokowi, untuk  penanganan pandemi.

"Luhut bikin pernyataan pandemic diatasi lima hari ini adalah pernyataan orang yang sangat panik. Luhut lagi panik, karena enggak bisa memenuhi tugasnya Presiden," tulis Pandu Riono dalam @drpriono1, Rabu (14/7/2021) kemarin.

Baca Juga: Ditanya Soal Hasil Pilpres, Menkes Ketawain Jokowi

Epidemiolog atau pakar wabah dari Universitas Indonesia ini mempertanyakan pernyataan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan yang menyebut kasus Covid-19 di Indonesia akan terkendali dalam 5 hari ke depan.

Apalagi, dalam kapasitas Koordinator PPKM Darurat di Pulau Jawa dan Bali, Luhut Binsar Pandjaitan mengklaim, penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia sangat terkendali.

Epidemiolog Pandu Riono malah menyebut kasus Covid-19 di Indonesia sulit akan terkendali karena realitanya penularan terus meningkat, rumah sakit kolaps, banyak orang tak dirawat dan meninggal. "Yakinkah? Sulit itu akan terjadi. Realita yg ada penularan terus meningkat, RS kolaps, orang yg seharusnya dirawat di RS, terkapar di rumah dengan bantuan tabung oksigen pinjaman. Banyak yg mati," tulis @drpriono1.

 

DKI, Jabar dan Jateng

Rabu kemarin (14/7), Indonesia mencatatkan rekor 54.517 kasus baru. Tercatat total pasien aktif sebanyak 443.473 orang.Penambahan terbanyak terjadi di DKI Jakarta dengan total 12.667 kasus. Disusul oleh Jawa Barat dengan 10.444 kasus baru. Kemudian Jawa Tengah dengan penambahan 7.088 kasus baru.

Detail perkembangan virus Corona yaitu kasus positif bertambah 54.517 menjadi 2.670.046, pasien sembuh bertambah 17.762 menjadi 2.157.363 dan pasien meninggal bertambah 991 menjadi 69.210.

Pertanyaan Pernyataan Luhut

Pandu Riono mempertanyakan pernyataan Luhut, yang mengatakan bahwa pandemi di RI dikendalikan oleh virus. "Betul dikendalikan oleh virus. Saya tanya terkendali oleh siapa? terkendali oleh virus?, bukan terkendali manusia," kata Pandu bernada tanya.

Ia mengingatkan pandemi di Indonesia itu dikendalikan oleh virus.’’Dan virusnya naik ikut naik, bukan dikendalikan oleh Luhut," tegasnya.

Menurutnya, pemerintah tidak bisa mengendalikan pandemi. Pandu menyebut virus yang merebak di Indonesia seperti delta force.

"Artinya virusnya lagi naik, emang kita bisa mengendalikan pandemi sekarang ini? enggak bisa, pemerintah gagal. Karena dikuasai oleh virus, delta force sekarang yang mengendalikan pandemi," ucapnya.

Baca Juga: Menkes Tertawa, Jokowi Pilih Ketua Indonesia, Bukan Ketum Golkar

Dia juga menyebut saat ini bukan obat yang dibutuhkan tetapi perawatan seperti rumah sakit."Bukan obat yg dibutuhkan tetapi perawatan yg dibutuhkan. Jangan distribusi obat pd OTG," tulisnya.


Diprediksi Melandai Agustus

Pakar sekaligus anggota tim peneliti Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKUI) Muhammad N Farid, malah memprediksi kasus positif COVID-19 akan melandai pada Agustus-September mendatang. Pada Juni-Juli ini Farid memprediksi kasus akan naik signifikan.

"Jadi penurunan di Februari dan kenaikan di Juni kita buat skenarionya. Seandainya kenaikan di Juni ini terus terjadi, artinya PPKM Darurat tidak terlalu mengubah perilaku masyarakat. Maka kira-kira masih naik terus sampai mungkin lebih dari 25 ribu sampai 30 ribu sehari di Jakarta," kata Farid dalam diskusi daring dikutip dari Antara, Selasa, (13/7/2021).

Berdasarkan data yang diambil pada 12 Juli, Farid memperkirakan angka kasus masih akan naik dan baru menurun pada bulan Agustus - September 2021.

"Kalau misal diharapkan hari ini atau besok sudah mulai turun, kelihatannya enggak mungkin. Masih perlu naik dulu kemudian baru akan turun. Karena ini perlu waktu untuk merubah perilaku. Sebab perilaku di masyarakat belum terlihat sampai saat ini," jelasnya.

Berdasarkan survei FKM UI, Lembaga Eijkman, CDC Indonesia, dan Pemprov DKI Jakarta belum lama ini, menurut Farid, pada bulan Juni peningkatan kasus terjadi sangat drastis terutama di wilayah Jakarta.

Baca Juga: Prabowo, Cek Istana Presiden di IKN yang Akan Dihuni Jokowi, Juli 2024

Sehingga, hal ini berdampak pada estimasi prevalensi yang dilakukan di bulan Juli. Setelah diteliti, Farid menjelaskan adanya penambahan kasus 4,7 persen pada bulan April hingga Juni 2021. Perubahan prevalensi dari 44,5 persen di akhir Maret 2021 menjadi 49,2 persen di akhir Juni 2021.

Dari hasil ini, tim FKM UI mencoba melakukan proyeksi pandemi COVID-19 di Jakarta untuk melihat estimasi 6 bulan ke depan. Proyeksi ini dilakukan dengan pendekatan compartement model.

 

Virus Baru dan Perilaku Publik

"Dari tren data yang dilihat di Jakarta, sebenarnya ada 2 waktu yang kita lihat penting. Pertama kenaikan yang sangat tinggi sekali sejak awal bulan Juni bahkan sampai sekarang," kata Farid.

Sementara yang kedua, yakni pada bulan Februari 2021, ada penurunan yang sangat drastis.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh UNICEF, perilaku 3M (Memakai masker, Menjaga jarak, Mencuci tangan) di masyarakat mencapai angka 60 persen.Sedangkan menurut beberapa survei lain, perilaku 3M saat ini mulai menurun.
Sehingga, selain karena adanya virus varian baru, perilaku 3M masyarakat yang tidak setinggi pada awal pandemi menjadi alasan meningkatnya angka kasus COVID-19 saat ini.
Menurut Farid memaparkan, data dalam seminggu terakhir cenderung mengalami kenaikan. "Arah kurva tergantung kita semua," jelas Farid mengenai pengendalian kasus baru ke depan.

Terakhir, Farid menekankan bahwa perilaku 3M atau 5M (Memakai masker, Mencuci tangan, Menjaga jarak, Menjauhi kerumunan, Membatasi mobilisasi dan interaksi), 3T (Testing, Tracing, dan Treatment) plus vaksinasi adalah rumus yang sangat penting untuk mengendalikan pandemi saat ini. Oleh karena itu, perilaku disiplin masyarakat mematuhi protokol kesehatan sangat diharapkan agar kasus COVID-19 di Jakarta dan daerah-daerah lain menurun. n jk/erc/cr6/rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU