Erdogan Kembali Jadi Presiden, Pimpin Turki Dalam Krisis Ekonomi Selama 20 Tahun

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 29 Mei 2023 13:25 WIB

Erdogan Kembali Jadi Presiden, Pimpin Turki Dalam Krisis Ekonomi Selama 20 Tahun

i

Presiden Turki terpilih, Recep Tayyip Erdogan. SP/ TRK

SURABAYAPAGI.com, Turki - Recep Tayyip Erdogan kembali terpilih menjadi Presiden Turki usai menjabat selama 3 periode terakhir dan menambah 1 periode lagi, sehingga total pemerintahannya kini akan menjadi 20 tahun kedepan.

Erdogan mengumumkan kemenangan tersebut pada Minggu, 28 Mei 2023 dengan perolehan suara sebesar 52,16% dan telah tumbuh menjadi raksasa politik. 

Baca Juga: Ekonomi Turki Bergolak, Elektabilitas Erdogan, Bakal Merosot

"Keseluruhan negara dengan 85 juta penduduk telah menang, kata Erdogan kepada para hadirin yang bersorak sorai di depan istana negara di Ankara.

“Kami akan memerintah selama lima tahun mendatang. InsyaAllah, kami akan layak mendapatkan kepercayaan Anda,” ujar Erdogan, Senin (29/05/2023).

Melihat kemenangannya tersebut, Recep Tayyip Erdogan berterima kasih kepada orang-orang yang telah memberikan suara dan mengatakan telah menyelesaikan pemilihan putaran kedua pada Minggu lalu melawan penantang Kemal Kilicdaroglu dengan dukungan mereka.

Mata Uang Lira Turki Merosot Usai Erdogan Terpilih

Diketahui, usai terpilihnya Erdogan kembali menjadi Presiden Turki mengakibatkan mata uang Lira Turki merosot ke rekor terendah baru terhadap dolar Amerika Serikat pada Minggu, 28 Mei 2023. 

Mata uang Lira kini berada di atas 20,00 hingga ambang dolar AS saat perdagangan berlangsung, tidak jauh dari rekor terendah 20,06 yang disentuh pada Jumat, 26 Mei 2023.

Lira rentan terhadap ayunan tajam sebelum jam perdagangan regular telah melemah lebih dari 6 persen sejak awal tahun dan kehilangan lebih dari 90 persen nilainya selama dekade terakhir dengan inflasi tinggi dan krisis mata uang.

Sejak krisis 2021, pihak berwenang telah mengambil peran semakin aktif di pasar valuta asing dengan pergerakan harian menjadi sangat kecil dan sebagian besar mencatat koreksi. Sementara itu, cadangan mata uang dan emas menyusut.

“Pengaturan saat ini tidak berkelanjutan. Dengan cadangan devisa yang terbatas dan suku bunga riil yang sangat negatif, tekanan pada lira sangat berat,” ujar Tim Ash dari BlueBay Asset Management.

Rayakan Kemenangan di Tengah Krisis Ekonomi Bertahun-Tahun

Erdogan menang meski terjadi kekacauan ekonomi selama bertahun-tahun yang oleh kritikus menyalahkan kebijakan ekonomi yang tidak ortodoks.

Adapun pada putaran pertama pemilihan umum dua pekan lalu telah memicu aksi jual obligasi internasional Turki dan lonjakan biaya untuk memastikan paparan utangnya di tengah memudarnya harapan akan perubahan kebijakan ekonomi.

Adapun dalam pidato kemenangannya, Erdogan mengakui inflasi adalah masalah paling mendesak. Namun, ia menuturkan inflasi akan turun menyusul kebijakan suku bunga bank sentral yang dipotong menjadi 8,5 persen dari 19 persen pada dua tahun lalu.

Analis berhati-hati melihat seberapa besar perubahan ekonomi yang akan digembar-gemborkan oleh pemerintahan baru Erdogan.

“Erdogan tidak mungkin menerima pendekatan ekonomi ortodoks langsung. Namun, beberapa penyesuaian terhadap pendekatan heterodoks saat ini dapat diadopsi dengan tujuan mendapatkan waktu menjelang pemilihan lokal Maret 2024,” ujar Co President Advisory Firm Teneo, Wolfango Piccoli, Senin (29/05/2023).

Ucapan Selamat Dari Beberapa Negara, Termasuk Presiden Jokowi

Sebelumnya Recep Tayyip Erdogan kembali memenangkan Pilpres Turki, memperpanjang kekuasaannya hingga lima tahun mendatang. Salah satu pemimpin negara asing yang pertama mengucapkan selamat kepadanya adalah Presiden Rusia Vladimir Putin.

Tak hanya itu, Presiden Jokowi di laman resmi Instagram miliknya juga mengucapkan selamat atas terpilihnya Recep Tayyip Erdogan menjadi Presiden Turki.

“Ucapan selamat terhangat untuk saudara saya Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, setelah kembali terpilih,” kata Presiden Jokowi di media sosial tersebut, Senin (29/05/2023).

“Siap melanjutkan dan memperkuat kerja sama strategis sejak lama Indonesia-Turki, demi keuntungan untuk rakyat kami,” ujarnya.

Pada unggahannya di Instagram, Presiden Jokowi menyertakan fotonya sedang berjabat tangan dengan Erdogan. Berdasarkan fotonya tersebut, pertemuan Jokowi dan Erdogan itu terjadi di KTT G20 pada tahun lalu. dsy/cnbc/dc/kps/l6

Editor : Desy Ayu

BERITA TERBARU