EVITA Kolaborasi tentang Rindu dalam Pandemi Covid-19

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 12 Jun 2020 19:58 WIB

EVITA Kolaborasi tentang Rindu dalam Pandemi Covid-19

Surabaya, SURABAYAPAGI.com -Ditengah masa Pandemi yang tak kunjung surut, Produser Rifo Octavian a.k.a Rifofo dan Gandhi Prasetya a.k.a Gandhi Shiro kembali berkolaborasi dan menghasilkan single yang diberi judul ‘EVITA’. Sebelumnya keduanya pernah berkolaborasi dengan menghasilkan karya single ‘Evelyn’ yang dinominasikan dalam AMI Awards 2019 untuk kategori Karya Produksi Progressive Terbaik.

Tetap dengan nuansa Jawa Timuran yaitu Banyuwangi, pembuatan single ‘EVITA’ melibatkan tiga kolaborator lain; mereka adalah Radhica Isac yang berasal dari Moldova- Rumania yang tinggal di inggris ,.Eka Ayu Wulandari dari STKW (Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatikta) Surabaya dan rapper DRT yang sejak 2017 bekerja sama dengan Rifofo. Gandhi Prasetya mengatakan single ‘EVITA’ bercerita tentang kerinduan pada sosok yang bisa menenangkan dan menentramkan, sosok yang tak terlupakan dan selalu dipuja.

Baca Juga: Manfaatkan Aset, Pemkot Surabaya Bangun 8 Lokasi Wisata Rakyat 

Diceritakan pula bahwa sosok tersebut tengah terpisah, berjarak jauh dengan yang merindukannya; maka yang dapat dilakukan adalah terus berkarya dengan kesabaran menanti—hingga tiba waktunya untuk bertemu kembali dengan si penenang. Dalam single ‘EVITA’, Rifofo dan Gandhi bereksplorasi secara aransemen dan dalam mengarahkan secara bahasa untuk lirik—dan juga memasukkan puisi.

"Musik ‘EVITA’ dibuat dengan memadukan musik Banyuwangi dengan Cina; keduanya memiliki kemiripan nada. Perpaduan tersebut juga diberi sentuhan modern dari musik trap, berasal dari bagian selatan Amerika, yang kini banyak terdengar sebagai pengiring rap -bagian dari hip hop culture di Amerika" lanjut Gandhi saat di hubungi melalui pesan singkat Whatsapp, Jumat (12/6/2020) malam.

"Bahasa yang digunakan adalah Rumania untuk puisi, Indonesia untuk rap, dan Osing untuk nyanyian" katanya. Sementara Rifo Octavian mengatakan, puisi berbahasa Rumania yang dibacakan oleh Radhica diawali dengan “Mi-e dor de cineva care m poate înelege .. (I miss someone who can understand me ..)”.

Baca Juga: Dampingi Siswa Inklusi, Guru di Surabaya Diberi Pembekalan

"Dalam bahasa indonesia yang artinya (Kalau rindu itu kamu maka jarak adalah ke mana ‘ku menuju), awal dari lirik rap DRT kemudian disambut dengan refrain berbahasa Osing dari Eka, “Durung wayahee, kembang isun teko” (belum waktunya,datang yang dipuja/kupuja)" kata Rifo.

"Barisan kata dan kalimat dari para kolaborator pun meneguhkan tema lagu tentang kerinduan yang mendalam, begitu diharapkan (“Sing sun angen-angen”) hingga terngiang-ngiang (‘kantru-kantru’) dengan kesadaran bahwa perjumpaan pengobat kerinduan belum dapat terjadi sampai tiba saatnya karena sudah adanya ‘perjanjian’ untuk bertemu kembali (‘semayane’)" tambahnya.

Perpaduan musik dan bahasa dari beragam tempat dan negara dalam ‘EVITA’ yang menyimbolkan jarak yang berjauhan pun menguatkan tema kerinduan yang -belum dan- pada waktunya akan dilepaskan.

Baca Juga: Oknum Polisi di Surabaya Cabuli Anak Tirinya Sejak SD Selama 4 Tahun, Korban Trauma Berat

Adapun proses pembuatan single ‘EVITA’ telah berjalan sebelum keadaan pandemi yang sekarang melanda dunia; keadaan tersebut turut mempengaruhi waktu perilisan yang sebelumnya direncanakan lebih awal. Dengan tetap bersemangat untuk berkarya, kiranya sosok penenang yang dinantikan dalam ‘EVITA’ yang dirilis saat pandemi ini dapat dimaknai sebagai ketenangan yang dirasakan sebelum pandemi terjadi; bahwa kerinduan akan ketenangan tersebut tengah dirasakan oleh semua.

Demikian sehingga perpaduan musik dan bahasa dalam ‘EVITA’ dapat dikatakan melingkupi kita-sebagai warga dunia.

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU