Fahmi Sukses Ciptakan Sedotan Bambu Mendunia Hingga Eropa

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 29 Mar 2021 09:22 WIB

Fahmi Sukses Ciptakan Sedotan Bambu Mendunia Hingga Eropa

i

Fahmi Ali Mufti dengan produk sedotan bamboo miliknya. SP/ MDN

SURABAYAPAGI.com, Madiun - Fahmi Ali Mufti yang merupakan seorang pengusaha milenial, berhasil membuat produk sedotan bambunya mendunia hingga ke Eropa dan Australia. Pemuda asal Desa Kedondong, Kecamatan Kebonsari, Kabupaten Madiun, Jawa Timur itu awalnya tak menyangka.

Bisnis ini berawal dari keinginannya membuat produk lokal yang bisa memberdayakan para santri pesantren milik keluarganya besarnya. Gayung bersambut, berbekal ketekunan dan dukungan para santri, sedotan bambu buatan Fahmi makin hari makin diminati.

Baca Juga: Angka DTKS di Madiun Turun Jadi 348.912 Jiwa

Bisnis sedotan bambu Sapu Jagad milik putra kedua pasangan Muhtarom dan Irtiqiyah Himmatin itu bermula saat bertemu dengan saudara-saudaranya di Pesantren Al Huda Setemon, Desa Kebonsari, Kecamatan Kebonsari, Kabupaten Madiun, Jawa Timur enam bulan silam. 

Lantaran banyak pohon bambu subur hidup di lingkungannya, lalu tercetus membuat kerajinan dari bambu. Hanya saja, kerajinan bambu yang berkembang saat ini sudah banyak mulai dari mainan.

Pengusaha asal surabaya itu datang melihat langsung untuk mengecek apakah produk sedotan bambunya itu masuk dalam kategori pasar ekspor atau sebaliknya. Saat itu, timnya sudah menyiapkan 4.000 batang sedotan bambu. 

Setelah disortir pengusaha tersebut, sedotan bambu yang bisa dijual ke pasaran ekspor Korea hanya lima batang saja. "Sedotan bambu yang masuk menurut kategori mereka harus lolos mutu baik itu panjang, kehalusan, hingga teksturnya," kata Fahmi, dikutip Senin (29/3/2021).

Dari lima batang sedotan bambu yang lulus uji mutu ekspor itu, Fahmi dan timnya menjadikan pelajaran yang berharga. Ia bersama timnya bekerja keras untuk membuat sedotan bambu yang sesuai dengan spesifikasi ekspor. 

Baca Juga: Tekan Harga Pangan, Pemprov Jatim Gelar Gerakan Pangan Murah di Madiun

Bahkan, pengusaha asal Surabaya itu memintanya membuat contoh 1.000 batang sedotan bambu dalam waktu dua minggu. Tak sampai dua minggu, seribu batang sedotan bambu yang diminta sebagai contoh produk ekspor diselesaikan timnya dalam waktu dua hari. 

Di Korea, satu batang sedotan bambu buatannya dijual Rp 13.000. Sementara bila membeli di Madiun, satu paket berisi tiga sedotan bambu dijual Rp 10.000.  Namun, bila sedotan bambunya digrafir tulisan maka satu paket berisi tiga buah sedotan bambu harganya menjadi Rp 20.000.

Sementara bila membeli grosir, per batang sedotan bambu dijual Rp 1.500. Hanya saja minimal pembeliannya di atas 2.000 batang. "Tetapi kalau belinya hanya 100 batang maka harganya agak mahal menjadi Rp 2.000 perbatang. Sedangkan bila hanya ingin membeli satu atau dua batang kami jual Rp 5.000 per batangnya" ungkap Fahmi.

Baca Juga: Operasi Pasar Digencarkan untuk Turunkan Harga Bapok

 Tak hanya mengandalkan ekspor, Fahmi bersama timnya akan menawarkan produk sedotan bambunya ke instansi pemerintah, hotel dan restoran. Langkah itu dilakukan juga bagian bentuk kampanye mengurangi plastik.

Selain ramah lingkungan, sedotan bambu besutannya juga memiliki keunggulan lainnya dibandingkan dengan sedotan plastik. Sedotan bambunya setelah diteliti rupanya memiliki serat yang diyakini dapat memfilter kotoran air minum. Ia mengklaim sedotan bambu bisa dipakai hingga satu tahun.

Hanya saja di Korea, sedotan bambu biasa dipakai maksimal 12 kali pemakaian. Dalam satu bulan, ia bisa meraih untung hingga Rp 90 jutaan. Keuntungan itu tidak hanya dinikmati dirinya dan keluarganya saja. Dsy2

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU