G20 Momentum Anak Muda Unjuk Prestasi

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 09 Des 2021 18:49 WIB

G20 Momentum Anak Muda Unjuk Prestasi

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta – Presidensi G20 2022 menjadi peluang Indonesia untuk menunjukkan kepada dunia segala potensi yang dimiliki. Termasuk juga kalangan anak muda atau yang biasa disebut kaum milenial.

Hal ini dikatakan CEO sekaligus founder Katadata.co.id Metta Dharmasaputra dalam diskusi virtual Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9) bertajuk “G20, Kita Bisa Apa?”, Rabu (8/12/2021) di Jakarta.

Baca Juga: KTT G20 Berkontribusi pada PDB Indonesia

“Mungkin kita tidak banyak tahu tentang G20 ini. Namun yang pasti karena ini gelaran internasional maka tentu ini menjadi momentum menunjukkan segala potensi bangsa, termasuk potensi anak muda. Saat ini kita menikmati bonus demografi dan anak muda akan sangat mewarnai dunia politik, ekonomi, bisnis kesehatan dan lain sebagainya,” katanya.

Perhelatan internasional G20 yang akan dibuka di Denpasar Bali diyakini Metta selain meneropong agenda-agenda yang telah ditetapkan, juga akan banyak berbicara tentang seberapa besar suara anak muda melakukan perubahan yang lebih untuk dunia.

“Seberapa besar suara anak muda didengar. Ini momentum anak muda Indonesia untuk menentukan masa depannya. Untuk Indonesia bahkan dunia,” katanya. G20 adalah forum kerja sama multilateral yang terdiri dari 19 negara utama dan Uni Eropa (EU). G20 merepresentasikan lebih dari 60 persen populasi bumi, 75 persen perdagangan global, dan 80 persen PDB dunia.

Anggota G20 terdiri dari Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brasil, India, Indonesia, Inggris, Italia, Jerman, Kanada, Meksiko, Korea Selatan, Rusia, Perancis, Tiongkok, Turki, dan Uni Eropa.

Berbeda dari kebanyakan forum multilateral, G20 tidak memiliki sekretariat tetap. Fungsi presidensi dipegang oleh salah satu negara anggota, yang berganti setiap tahun. Sebagaimana ditetapkan pada Riyadh Summit 2020, Indonesia resmi memegang presidensi G20 pada 2022, dengan serah terima yang dilakukan pada akhir Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Roma, Italia pada 30-31 Oktober 2021 lalu.

Tema Presidensi G20 Indonesia 2022 "Recover Together, Recover Stronger", melalui tema tersebut, Indonesia ingin mengajak seluruh dunia untuk bahu-membahu, saling mendukung untuk pulih bersama serta tumbuh lebih kuat dan berkelanjutan.

“Karena itulah G20 besok akan menjadi peluang Indonesia khususnya generasi muda,” kata Metta.

Diantaranya, lanjut Metta bahwa anak muda bisa mengambil peran penting dalam isu lingkungan, isu ekonomi dan lain sebagainya. Isu lingkungan dikatakan Metta menjadi menarik karena berdasarkan survei yang ia dan tim lakukan, menunjukkan bahwa sebagian besar anak muda punya keinginan untuk melakukan sesuatu yang lebih untuk kemajuan diri dan bangsa.

Baca Juga: Untuk Bangkitkan Ekonomi Dunia, APAPaT-Jatim Ajak Masyarakat Sukseskan Acara G-20

“Bahkan untuk sesuatu terkait lingkungan, mereka mau memelihara atau merawat bumi dengan berani membayar lebih mahal untuk produk yang mereka rasakan. Ini menjadi modal yang baik,” katanya.

Pada kesempatan ini Metta memberi contoh banyak anak muda yang diakui secara nasional bahkan dunia, mampu memberi perubahan. Ia mengambil contoh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi yang di awal karir adalah seorang anak muda yang memberi perubahan.

Sementara saat yang sama aktivis muda lingkungan hidup, Melati Wijsen mengaku optimis anak muda Indonesia akan mampu memberi arti dalam pembangunan. Karena dirinya merasa anak muda Indonesia saat ini mampu membangun kolaborasi untuk perubahan.

“Kolaborasi menjadi kata kunci dan banyak anak muda saat ini melakukannya. Saya optimis. Dan G20 dimana Indonesia menjadi leader-nya menjadi peluang menujukkan potensi anak muda,” katanya.

Namun begitu Melati berpesan kepada pemerintah untuk terus memberikan kepercayaan kepada anak muda mengisi pembangunan dengan kreativitasnya.

Baca Juga: Ukir Sejarah, Presidensi G20 Indonesia Berhasil Kumpulkan Dana FIF Hingga USD 1,4 Miliar

Melati merupakan aktivis yang memulai gerakan Bye Bye Plastic Bags.

Belakangan ini, ia juga mendirikan Youthtopia yang merupakan platform online agar para anak-anak muda bisa mempelajari skill-skill esensial bersama para changemakers yang sudah lebih dulu aktif.

Gerakan Bye Bye Plastic Bags dari Melati berhasil mendorong terbitnya aturan kantong plastik di Bali, akan tetapi ia menyebut aturan saja tidak cukup.

Ia ingin memastikan ada hasil nyata.

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU