SURABAYAPAGI, Surabaya - PT Pelayaran Nasional Indonesia atau PT PELNI (Persero) terus melakukan upaya untuk terus meningkatkan produksi, salah satunya dengan menyosialisasikan trayek tol laut tahun 2022. Dengan 10 trayek yang dimiliki oleh PT PELNI (Persero) ini mampu meningkatkan produksi perdagangan di tahun 2022.
Dalam sosialisasi trayek tol laut tahun 2022 yang digelar Kamis, (16/12) PT PELNI (Persero) menggelar gathering bersama para JPT (Jasa Pengakutan Transportasi) atau shipper. Acara tersebut bertujuan untuk pencapaian kinerja angkutan barang yang positif di 2022.
Baca Juga: Tahun 2021, Muatan Tol Laut Kapal Pelni Naik 43 Persen
"Ini forum silaturahmi dengan para JPT/Shipper untuk melakukan pembahasan dan evaluasi di tahun 2021 serta kita bersama-sama melakukan perencanaan di tahun 2022," ungkap Direktur Usaha Angkutan Barang dan Tol Laut PT PELNI Yahya Kuncoro, Kamis, (16/12) usai acara gathering di Surabaya.
Yahya menerangkan, PT PELNI (Persero) memiliki 10 trayek tol laut, 6 diantaranya berada di Surabaya. Trayek tersebut antara lain Tanjung Perak – Tidore – Morotai – Galela – Maba/Buli – Weda – Tanjung Perak. Perak – Makassar – Jailolo – Morotai – Tanjung Perak. Tanjung Perak – Larantuka – Lembata – Kalabahi – Tg.Perak, dan sebagainya.
Baca Juga: Nataru, Pelni Buka Tambah Baru Menuju Ambon dan Batam
Dengan trayek ini pihaknya optimis mampu meningkatkan produksi hingga 10-15 persen di tahun 2022. "Dengan pelayaran yang memiliki jadwal yang tetap ini, mampu memberikan keyakinan kepada pelanggan. Kami yakin di tahun 2022 dapat meningkat 10-15 persen," ungkapnya.
Dengan tol laut ini juga mampu menurunkan harga bahan pokok di wilayah 3TP, karena dapat memotong cost transportasi.
Baca Juga: PPKM Berkepanjangan, Aktivitas Kapal Laut Terus Menurun Drastis
"Ini juga dapat meningkatkan perdagangan di wilayah-wilayah luar. Artinya di mana dari Surabaya dapat mengirimkan bahan pokok ke daerah tertentu di wilayah timur, dan juga sebaliknya daerah tersebut juga dapat mengirimkan barang ke Surabaya," katanya. Alq
Editor : Mariana Setiawati
