Home / Politik : Analisis Politik

Gibran, Dipolitisasi!

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 30 Mei 2023 21:12 WIB

Gibran, Dipolitisasi!

i

H Raditya M Khadaffi

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Sebulan ini, saya ikuti ada isu liar Gibran Rakabuming Raka, akan disandingkan dengan Prabowo. Isu ini ramai di media sosial. Gibran memberikan respons saat menanggapi cuitan salah satu netizen yang menyebut bahwa peta politik akan berubah jika Prabowo dan partai yang dipimpinnya mampu meyakinkan putra Jokowi itu untuk menjadi cawapres.

Menurut cuitan itu, akan ada mutasi suara dari Ganjar ke Prabowo. Ganjar disebut sebut bisa kehilangan suara karena beralih ke prabowo

Baca Juga: Mengapa Gibran dan Bapaknya Diusik Terus

"Peta politik akan berubah jika @prabowo/@Gerindra berhasil meyakinkan @gibran_tweet untuk jd cawapres nya Prabowo, akan banyak mutasi suara dari @ganjarpranowo/@PDI_Perjuangan ke kubu Prabowo,siap2 @PDI_Perjuangan @ganjarpranowo kehilangan suara bahkan kehilangan untuk menang," tulis netizen .

Gibran lantas mengomentari cuitan tersebut. Dia mengunggah sebuah meme bergambar kartun Patrick dengan tulisan 'Kok Bisa Bang'. Jawaban Gibran ini respon anak muda yang realistis.

Terkesan Gibran, yang kader PDIP tak mau dipolitisasi. Maklum penggunaan istilah “politisasi” kerap mengandung konotasi negatif. Kata ini sering digunakan untuk menggambarkan cara-cara berpolitik yang tidak etis dan sangat pragmatis.

Jawaban Gibran yang pendek ini, sepertinya ia sadar bahwa pencalonan sebagai bakal cawapres Prabowo, merupakan politisasi dari orang- orang tertentu. Bukan murni kebijakan politik Jokowi, ayahnya.

 

***

 

Juga Jokowi sepertinya sadar, jelang pilpres 2024 ternyata ada pihak yang mempolitisasi Anaknya. Makanya Jokowi, mengundang sejumlah pemimpin redaksi dan beberapa konten kreator seperti Helmy Yahya hingga Akbar Faizal di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (29/5/2023) sore.

Menggunakan sudut pandang etika politik, Presiden Joko Widodo merespons perihal nama anaknya, Gibran Rakabuming Raka, yang dimasukkan bursa calon wakil presiden atau cawapres 2024. Jokowi mengingatkan Gibran yang masih menjabat Wali Kota Solo dua tahun, tidak cukup umur.

Baca Juga: Simpang Siurnya Pernyataan Gibran dan Hasto

Jokowi bahkan menyinggung aturan soal usai capres-cawapres. Syarat capres dan cawapres minimal harus berusia 40 tahun. "Ini kan aturannya sudah ada, dari sisi umur tidak memungkinkan," kata Jokowi.

Dengan jawaban singkat dari Gibran maupun Jokowi, keduanya sadar anak sulungnya dipolitisasi. Dalam tataran umum, banyak orang tahu bahwa politisasi memiliki makna konotasi "jahat". Katakanlah Gibran menjamu Prabowo di Solo, saat PDIP sudah mendeklarasikan sebagai capres 2024, kemudian ada pihak tertentu menciutkan di twiternya Gibran cocok jadi cawapres Ketua Umum Partai Gerindra. ciutan semacam ini menyudutkan Gibran. Pertemuan Jokowi dengan sejumlah Pemimpin redaksi Senin malam itu saya nilai responnya yang merasa tersudutkan. Pesan moralnya, Gibran yang masih berusia 35 tahun "janganlah dipolitisi".

Untungnya politisasi terhadap sosok Gibran, belum mengganggu stabilitas nasional. Akal sehat saya menyebut ada pihak-pihak yang sedang memancing di air keruh ditengah persaingan elektabilitas Prabowo, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.

Terkesan kuat ada upaya mempolitisasi sosok Gibran, dibalik kedatangan Prabowo di Solo. Secara akal sehat, sebagai wali kota Solo, Gibran berhak menerima tamu yang ingin silahturami. Apalagi tamunya pejabat negara.

Saya berpendapat setelah Jokowi, mengklarifikasi melalui pertemuan dengan sejumlah Pemred, isu liar itu tidak perlu dipolitisasi lagi .

Baca Juga: Megawati Tulis Surat ke MK: Habis Gelap Terbitlah Terang

Apalagi ada ganjalan terkait syarat capres atau cawapres sesuai UU Pemilu, yakni batasan usia minimal 40 tahun. Usia Gibran masih belum mencukupi untuk jadi bakal capres atau cawapres.

Aturan ini tertuang dalam Pasal 169 huruf q Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum ( UU Pemilu ). Pasal ini menyebutkan bahwa usia minimal 40 tahun sebagai salah satu syarat menjadi calon presiden dan calon wakil presiden.

Sementara, Gibran Rakabuming Raka kelahiran Surakarta 1 Oktober 1987, saat pilpres tahun 2024, usianya baru sekitar 37 tahun.

Pertanyaannya, setelah dengan Prabowo, apakah Anies Baswedan akan menggoda Gibran, akan mau jadi cawapresnya?

Bila memang bakal ada, pihak itu telah mempolitisasi anak sulung Jokowi. Inilah politik pragmatisme. Nyata politik Pragmatisme tak dilandasi oleh nilai - nilai moral dan etika. subhanallah. ([email protected])

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU