Goyang-goyangan Politik di NasDem dan Demokrat

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 04 Mei 2023 20:51 WIB

Goyang-goyangan Politik di NasDem dan Demokrat

i

Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Puri Cikeas Bogor Jawa Barat

Ada Kader Demokrat dan PAN ke NasDem

 

Baca Juga: NasDem Persoalkan Pidato AHY, Demokrat Bentengi Anak SBY

Ada Ketua DPC Demokrat Mundur Terbebani Finansial Partai 

 

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Terbaru, ada ratusan kader dari Dewan Pengurus Cabang (DPC), DPAC, Ranting hingga Anak Ranting Partai Demokrat Kabupaten Purwakarta mengundurkan diri secara massal. Mereka menanggalkan almamater partai hingga mengembalikan berkas kepengurusan ke Ketua DPC Partai Demokrat Purwakarta.

Ketua Srikandi yang juga Wakil Sekretaris DPC Partai Demokrat Kabupaten Purwakarta, Rini Meilani menyatakan mundur di hadapan awak media, ia menanggalkan baju hingga membuat surat pernyataan pengunduran diri.

"Saya terlahir dari partai Demokrat, tapi ya itu tidak ada keharmonisan dengan kepengurusan yang sekarang, saya sebagai ketua Srikandi sangat menyayangkan tapi ini harus dilakukan, karena di politik kita harus bisa menentukan sikap dan ini langkah saya harus mundur dari kepengurusan sekaligus ketua Srikandi partai Demokrat Purwakarta," ujar Rini, kemarin.

 

Kader Demokrat ke NasDem

Kader Partai Demokrat di Jawa Barat ramai-ramai pindah ke Partai NasDem menjelang Pemilu 2024. Setelah ditinggalkan ratusan kader di Purwakarta, sejumlah petinggi Partai Demokrat Jabar juga dipastikan berlabuh ke Partai NasDem.

Ketua DPW Partai NasDem Jabar Saan Mustofa membenarkan sejumlah petinggi Demokrat Jawa Barat sudah pindah ke partainya. Salah satunya yaitu Asep Wahyuwijaya yang berencana maju sebagai caleg DPR RI dari NasDem.

 

Kader PAN ke NasDem

"Yang udah pasti di Kabupaten Bogor, itu ada namanya Asep Wahyuwijaya. Dia udah fiks terdaftar di NasDem untuk daftar menjadi caleg DPR Ri di dapil Jabar V," kata Saan, Kamis (4/5/2023).

Juga ada nama Dodi Setiawan, anggota DPRD Kota Bogor Fraksi Demokrat yang dipastikan sudah berlabuh ke NasDem. Saan menyebut, Dodi pada 2024 mendatang akan mencalonkan diri sebagai bacaleg DPRD Jabar dari dapil Kota Bogor.

"Ada Andi Rizal, dia nyaleg di Kabupaten Subang. Terus ada Iwan Setiawan, incumbent yang mau nyalon lagi di DPRD KBB," ungkapnya.

Selain Demokrat, salah satu kader PAN bernama Ade Kaca juga sudah dipastikan bergabung dengan NasDem. NasDem memproyeksikan Ade Kaca nyaleg di DPR RI dari dapil Garut.

 

Mundur, Karena Keuangan Partai

Sementara, Ketua DPC Demokrat Pangandaran dan beberapa kadernya, memutuskan untuk mengundurkan diri. Mantan Ketua DPC Demokrat Pangandaran Habibi mengatakan pengunduran diri dari pimpinan partai daerah karena beberapa alasan. Termasuk pendaftaran pencalonan anggota caleg DPRD Pangandara yang sudah berlangsung selama 3 hari.

"Kalau alasannya banyak dari mulai keluarga, konsentrasi ke pekerjaan, dan menjaga kondusivitas internal partai," kata Habib, Kamis (4/5/2023).

Habibi nyatakan paling utama adalah faktor finansial. "Apalagi saat ini sedang berjalan pembukaan pendaftaran Pileg 2024. Ketua pasti harus tanggung jawab," katanya.

Kendati demikian, kata Habibi, ongkos untuk menjalankan Pileg 2024 harus tetap ditanggung terkait biayanya. "Jujur saja mengundurkan diri dari pimpinan DPC Demokrat karena finansial. Saya jelas tidak sanggup karena berat ongkosnya," ucap Habibi.

Habibi mengatakan sumber dana keuangan partai Demokrat Pangandaran tidak ada sumber dari mana pun. "Alhasil jika ada apa-apa ongkos dari kantong pribadi harus keluar," katanya.

 

Beredar Video AHY Panik

Dua wartawan Politik Surabaya Pagi di Jakarta melaporkan, sampai Kamis (4/5/2023), belum mendengar ada kader PDIP, PAN, PPP, Golkar dan Gerindra yang mengundurkan diri undang wartawan untuk konferensi pers.

Sebelum kejadian di Purwokero, pernah beredar sebuah video yang mengklaim bahwa Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), panik karena sejumlah kader partainya mundur. Video itu beredar di YouTube.

Kanal YouTube ini membagikan video tersebut pada 19 April 2023. Berikut narasi selengkapnya:

"AHY PANIK!! RAMAI-RAMAI KADER DEMOKRAT MUNDUR, SBY LANGSUNG SYOK MELIHAT INI".

Baca Juga: Bersyukur Bergabung dan Dukung Prabowo, AHY: Coba Masih di Tempat yang Lama, Hancur Lebur Betul

Setelah disimak, video berdurasi 8 menit 5 detik tersebut tidak membahas hal seperti pada judul video. Narasi dalam video tersebut sama dengan artikel yang diunggah oleh Tribunnews dengan judul "Kader Partai Demokrat Banyak yang Hengkang ke Partai Lain, AHY Beri Respon Santai: Itu Seleksi Alam."

 

Kader NasDem Juga

Sebelumnya, goyang menggoyang di tubuh partai, dialami NasDem. Partai besutan Surya Paloh,ditinggal sejumlah kader setelah penetapan Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden (bacapres) 2024.

Mereka yang mengundurkan diri ada Connie Rahakundini , Dewan Pakar NasDem. Juga ada Zulfan Lindan, Siswono Yudo Husodo, Enggartiasto Lukita, Tengku Erry, Anak Agung Ngurah Panji Astika, dan Niluh Djelantik.

 

Kepentingannya Tidak Terpenuhi

Wakil Ketua Umum DPP NasDem Ahmad Ali, menyebut dari sekian orang yang mundur, hanya Zulfan Lindang yang mengundurkan diri karena perbedaan pandangan. Dia pun membeberkan Zulfan Lindang meninggalkan partai dengan cara baik-baik.

"Kalau Bang Zulfan Lindan, karena dia kan ada perbedaan pandangannya. Itu dia punya alasan. Jadi keluar secara baik-baik," tuturnya, kemarin. Ahmad Ali menyindir mereka yang keluar karena kepentingannya tidak terpenuhi.

 

Video dari Jabar Hoaks

Beredar video dengan narasi yang menyebutkan jika pengurus dan kader partai NasDem mengundurkan diri pasca Ketum Partai NasDem, Surya Paloh usung Anies Baswedan sebagai bakal calon Capres 2024.

Video berjudul "5000 Kader Partai Nasdem Mundur Massal, Ribuan Atribut Partai Dibakar-- KPK" durasi 10 menit 22 detik itu, bernarasi jika sebanyak 5.000 pengurus dan kader partai NasDem Provinsi Jawa Barat mengundurkan diri di Hotel Grand Royal Panghegar Kota Bandung, Jawa Barat pada 5 Oktober 2022.

Sebagai bentuk simbolis pengunduran diri para kader Partai NasDem di Jabar, sekitar 100 kader mengumpulkan baju Nasdem dan merobeknya.

Sementara itu, melansir dari detik.com, Ketua DPW NasDem Jawa Barat Saat Mustopa menegaskan kabar tersebut tidak benar alias hoaks. Saan memastikan kadernya di daerah solid mendukung Anies usai diusung menjadi capres dari NasDem.

Baca Juga: Semua Butuh Koalisi

 

Tak Nyaman di Demokrat

Ade Winarto, salah satu Ketua DPAC Kecamatan Cibatu, ia merasa tidak nyaman dan tak sejalan dengan sikap Ketua DPC Partai Demokrat (PD) Kabupaten Purwakarta.

"Saya ketua DPAC kecamatan Cibatu beserta seluruh pengurus baik di tingkat kecamatan ranting dan anak ranting hari ini mengundurkan diri dari partai demokrat," katanya.

 

Belum Tahu Alasan Mundur

Asep Chandra, Ketua DPC Partai Demokrat Purwakarta menambahkan  sampai saat ini baru menerima surat pengunduran diri dan belum mengetahui alasan mereka mengundurkan diri. Namun ia mengatakan jika keluar masuknya kader dalam organisasi hal yang biasa.

"Walaupun sampai detik ini saya baru menerima (surat pengunduran diri) belum tahu isi pengunduran dirinya yang jelas tadi saya sampaikan alasan apapun yang terpenting dalam urusan apapun DPC partai Demokrat akan menjaga silaturahmi, dalam hal ini, hal yang biasa dalam berorganisasi, dinamika berorganisasi hal yang biasa (kader Mundur)," ujar Asep ditemui di kantor DPC Partai Demokrat Purwakarta, Kamis (04/05/2023).

Asep menyatakan jika mereka para kader mengundurkan diri secara tiba-tiba, tidak ada informasi ataupun pembahasan sebelumnya terkait akan adanya para kader mundur massal.

 

Kepemimpinan AHY Terkesan tak Demokratis

Direktur Rumah Politik Indonesia Fernando Emas, menyatakan mundurnya kader Demokrat, semua berawal dari kekisruhan internal Partai Demokrat pasca Musda Daerah (Musda) Provinsi dan Musyawarah Cabang (Kabupaten/Kota) karena melihat kepemimpinan AHY yang terkesan sangat tidak demokratis.

Mundurnya sejumlah kader potensial Partai Demokrat di banyak daerah membuat kepimimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dipertanyakan memimpin Partai Demokrat. Menurut Direktur Rumah Politik Indonesia Fernando Emas, semua berawal dari kekisruhan internal Partai Demokrat pasca Musda Daerah (Musda) Provinsi dan Musyawarah Cabang (Kabupaten/Kota) karena melihat kepemimpinan AHY yang terkesan sangat tidak demokratis. "Apalagi sistem pemilihan Ketua Partai Demokrat tingkat Provinsi dan tingkat Kabupaten/Kota tidak mutlak ada pada hasil Musda dan Muscab sehingga sangat berpotensi untuk dilakukan transaksional agar terpilih sebagai ketua umum," ujar Fernando lewat pernyataanya, Rabu.

 Selain itu, sambung Fernando, gaya kepemimpinan AHY memimpin Partai Demokrat seolah seperti perusahaan bukan sebagaimana layaknya sebuah organisasi."AHY sebaiknya jangan berharap akan bisa menjadi presiden atau wakil presiden, sedangkan memimpin Partai Demokrat saja tidak mampu atau bahkan menjadi amburadul dan berpotensi perolehan suaranya akan anjlok dari perolehan pemilu 2019," tandas Fernando. n jk/erc/pl/cr5/cr8/rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU