Home / Peristiwa : Dampak Banjir di Jatim, Meluas

Gubernur Khofifah Minta Lakukan Mitigasi Mandiri Sejak Dini

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 18 Okt 2022 20:26 WIB

Gubernur Khofifah Minta Lakukan Mitigasi Mandiri Sejak Dini

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Bencana alam banjir akibat tingginya curah hujan di kawasan selatan Jawa Timur, sejak Minggu (16/10/2022) , membuat Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengambil tindakan. Khofifah menekankan, di daerah di Jatim, tetap harus melakukan mitigasi mandiri.

Dia meminta agar warga bisa melakukan mitigasi mandiri secara gotong royong di lingkungan masing-masing.

Baca Juga: Pemprov Jatim Buka Rekrutmen CASN, 5.200 Formasi

"Jangan ada saluran yang mampet. Tolong dilakukan pembersihan kemungkinan sampah-sampah yang ada di got-got. Saya rasa kita mesti gotong royong," ungkap Gubernur Khofifah saat melakukan kunjungan kerja di Lamongan, dengan meresmikan Masjid di SMKN 1 Lamongan, Selasa (18/10/2022).

Instruksi Khofifah ini menyusul bencana alam yang terjadi di wilayah selatan Jatim beberapa hari terakhir.

"Jadi sekarang dari dampak lainnya, cuaca ekstrem dan hidrometeorologi ada kecenderungan intensitas hujan yang tinggi di beberapa daerah," tambah dia.

Dia juga meminta agar warga bisa memantau informasi cuaca serta siaran tertulis resmi di BMKG dan layanan komunikasi media sosial BMKG.

"Ayo masing-masing tiap hari update informasi, karena BMKG update tiap hari. Ayo lakukan kewaspadaan, termasuk yang potensi banjir. Jadi masing-masing harus memantau cuaca yang bisa di-update dari Instagramnya BMKG," tandasnya.

Dia menjelaskan, Selasa (18/10/2022) Pemprov Jatim telah menerjunkan alat berat di beberapa daerah terdampak bencana seperti di Kabupaten Malang, Trenggalek dan Blitar.

"Hari ini (kemarin, red) kita terjunkan beberapa alat berat. Kemarin kita di Blitar, sekarang di Kabupaten Malang. Kemudian sekarang bergerak lagi ke Trenggalek," papar dia.

 

Banjir Mulai Meluas

Sedangkan, Kepala Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur, Sriyono, mengatakan wilayah yang terdampak banjir akibat curah hujan tinggi meluas.

Selain banjir di Blitar, Malang Selatan, dan Banyuwangi, Sriyono menyebut ada tiga kabupaten yang laporannya sudah masuk ke BPBD Jatim di antaranya di Kabupaten Pacitan, Kabupaten Ponorogo, dan Kabupaten Trenggalek.

Menurutnya, di Kabupaten Ponorogo dilaporkan ada banjir dengan ketinggian 20-30 cm saja. “Yang kedua di Kabupaten Pacitan yang hari Sabtu (15/10/2022) yang kebanjiran itu, sudah hilang, sudah surut, sekarang datang lagi. Daerahnya sama sekitar alun-alun di kota juga,” tutur Sriyono.

Baca Juga: 217 Pos Kesehatan Tersebar di 35 Kabupaten/Kota Jatim Selama Musim Mudik Lebaran

Sriyono mengatakan bahwa banjir yang paling parah terjadi di Kabupaten Trenggalek, dengan ketinggian sampai lebih dari 1 meter.

“Trenggalek lumayan tinggi. Di kota sampai lebih dari 1 meter. Dan tim dari provinsi sudah meluncur dengan membawa peralatan perahu karet, mobil tangki air untuk air bersih, selimut, sembako, dan sandang,” pungkasnya.

Ia juga mendapatkan informasi terkait beberapa jembatan di Kabupaten Trenggalek putus dikarenakan banjir bandang tersebut.

 

Waspada Cuaca Ekstrem

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda, Selasa (18/10/2022) kemarin, menyebut potensi cuaca ekstrem di Jawa Timur justru makin meningkat dalam sepekan ke depan.

Potensi cuaca ekstrem tersebut dapat mengakibatkan bencana hidrometeorologi yang sewaktu-waktu menerpa kabupaten dan kota yang ada di seluruh wilayah Jawa Timur.

Baca Juga: Khofifah dan Pj Wali Kota Ali Kuncoro Serahkan Santunan 500 Anak Yatim se-Kota Mojokerto

Kepala Stasiun Meteorologi Klas 1 Juanda Sidoarjo, Taufiq Hermawan menyebut, bayang-bayang bencana hidrometeorologi itu di antaranya genangan, banjir, banjir bandang, angin kencang, puting beliung, hujan es maupun tanah longsor untuk wilayah dataran tinggi.

Hal ini berdasarkan analisis kondisi iklim di Jawa Timur yang memasuki masa peralihan atau pancaroba, serta kondisi dinamika atmosfer masih cukup signifikan.

Taufiq menjelaskan, menurut hasil analisis dinamika atmosfer di Jawa Timur terkini, menunjukkan adanya pola konvergensi serta perlambatan kecepatan angin yang dapat meningkatkan aktivitas konvektif dan pertumbuhan awan hujan.

"Aktifnya fenomena gelombang atmosfer Equatorial Rossby, serta suhu muka laut di Perairan Jawa Timur masih hangat dengan anomali antara +0.5 s/d +2.5 ºC. Sehingga suplai uap air akan semakin banyak di atmosfer. Kondisi tersebut mempengaruhi pembentukan awan–awan cumulonimbus yang semakin intens dan dapat mengakibatkan cuaca ekstrem seperti hujan lebat, angin kencang, puting beliung dan hujan es," paparnya.

Dia mengimbau beberapa hal kepada masyarakat. Di antaranya agar melakukan penataan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan, membersihkan saluran irigasi atau sungai-sungai.

Juga memangkas dahan dan ranting pohon yang rapuh dan lapuk, menertibkan baliho semipermanen serta selalu waspada terhadap dampak bencana hidrometeorologi. jir/ana/rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU