Gubernur Khofifah Targetkan IKM di Jatim Capai 100 Persen di TA 2023/2024

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 04 Nov 2022 09:46 WIB

Gubernur Khofifah Targetkan IKM di Jatim Capai 100 Persen di TA 2023/2024

i

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa saat meresmikan Program Implementasi Kurikulum Merdeka di Hotel Mercure Surabaya, Kamis (3/11/2022). Foto:SP/Arlana.

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya – Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Jatim) melalui Dinas Pendidikan Provinsi Jatim berkomitmen untuk mendukung penuh Gerakan Akselerasi Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) oleh Kemendikbud Ristek RI.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menargetkan akselerasi implementasi kurikulum merdeka di Jatim sudah mencapai 100% pada tahun ajaran 2023/2024 mendatang.

Baca Juga: 217 Pos Kesehatan Tersebar di 35 Kabupaten/Kota Jatim Selama Musim Mudik Lebaran

“Implementasi kurikulum merdeka pada jenjang SMA, SMK, SLB di Jatim saat ini sudah 77,18 persen. Secara khusus kita targetkan jenjang SMA SMK dan SLB di Jatim 100 persen sudah menerapkan IKM pada tahun ajaran 2023/2024,” kata Gubernur Khofifah dalam Launching Gerakan Akselerasi Implementasi Kurikulum Merdeka yang digelar di Hotel Mercure Surabaya, Kamis (3/11/2022) sore.

Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan Jatim, jumlah SMA, SMK dan SLB di Jatim totalnya ada sebanyak 4.044 sekolah. Dari jumlah tersebut saat ini yang telah melaksanakan kurikulum merdeka mencapai 3.121 sekolah atau secara persentase mencapai 77,18%. Tercatat tertinggi seluruh Indonesia.

“Dengan diluncurkannya Gerakan Akselerasi Implementasi Kurikulum Merdeka ini, kami berharap komitmen yang sama juga dimiliki oleh para bupati/walikota di Jatim agar dapat mengimplementasikan kurikulum merdeka di jenjang PAUD, SD, hingga SMP, yang menjadi kewenangan kabupaten/ kota,” ujar Khofifah.

Mantan Menteri Sosial itu juga menyampaikan bahwa dengan diluncurkannya Gerakan Akselerasi Implementasi Kurikulum Merdeka ini maka dia juga berharap setidaknya Bupati/Walikota di Jatim memiliki komitmen yang sama. Bahkan, implementasi tersebut bisa mulai dari jenjang PAUD, SD, hingga SMP.

Lebih lanjut, dalam kegiatan yang dihadiri oleh 5.438 guru se Jatim secara daring dan luring ini, Gubernur Khofifah juga menyampaikan pesan-pesannya terkait penguatan sistem pembelajaran di sekolah. Gubernur Khofifah secara khusus mendorong agar para guru di Jatim mencetak generasi sesuai dengan skill atau keterampilan yang dibutuhkan di masa kini hingga masa depan.

Baca Juga: Khofifah dan Pj Wali Kota Ali Kuncoro Serahkan Santunan 500 Anak Yatim se-Kota Mojokerto

Ia menyebut, berdasarkan data Mc Kinsey & Company, 80% pekerjaan membutuhkan kompetensi Science (Sains), Technology (Teknologi), Engineering (Teknik) and Mathematics atau STEM dalam sepuluh tahun terakhir. Selain itu, pada tahun 2018, 30 posisi pekerjaan strategis membutuhkan kompetensi STEM. Maka dari itu STEM menjadi hal penting bagi penunjang IKM.

Selain kompetensi STEM, Khofifah menambahkan pentingnya guru-guru di Jatim untuk mengembangkan karakter inisiatif, kolaborasi, dan inovasi (IKI) dalam menghadapi berbagai tantangan ke depan. Pasalnya, menurutnya, guru adalah para game changer dan juga pencetak game changer di masa depan.

“Daya inisiatif, kolaborasi dan inovasi kita di tengah zaman seperti saat ini dalam menghadapi berbagai tantangan ke depan. Jadi IKI Jawabane (jawabannya),” tutur Khofifah.

Sementara itu, Dirjen PAUD DIKDASMEN Kemendikbud Ristek RI Iwan Syahril mengapresiasi Jawa Timur yang mengalokasikan 35% APBD nya untuk bidang pendidikan. Oleh sebab itu tidak heran jika ekosistem pendidikannya telah terbangun dengan baik.

Baca Juga: Ungguli Surabaya, Kota Mojokerto Sabet Juara II Penghargaan Pembangunan Daerah Tingkat Jatim

“Kami sangat terkesan dengan Jawa Timur, apa yang disampaikan Ibu Gubernur, Pak Kadis, bagaimana Jawa Timur kualitas pendidikannya tren nya sangat baik, kinerja nya sangat baik tentunya bisa menjadi teladan bagi provinsi lain,” ungkap Iwan Syahril.

Saat disinggung mengenai kurikulum merdeka sendiri, Iwan menuturkan bahwa kurikulum ini menekankan kepada komitmen bergotong royong untuk melakukan perubahan pendidikan melalui kurikulum merdeka. Menurutnya, kurikulum merdeka lebih sederhana, fleksibel dan lebih relevan.

“Karena kita sama-sama untuk problem solving krisis pembelajaran yang diperparah oleh kondisi pandemi,” tandas Iwan Syahril. arl

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU