Gubernur Ridwan Kamil Cek Harga ke Pasar Tradisional

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 12 Sep 2022 20:55 WIB

Gubernur Ridwan Kamil Cek Harga ke Pasar Tradisional

 Pastikan Harga Sembako Masih Stabil

SURABAYAPAGI, KOTA BANDUNG - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memastikan harga barang kebutuhan pokok masih stabil, meskipun harga bahan bakar minyak (BBM) ada kenaikan.  

Baca Juga: Sidak Gudang Bulog, Pj Wali Kota Pastikan Stok Beras Aman Hingga 6 Bulan Kedepan

 Gubernur mengatakannya saat cek lapangan di Pasar Tradisional Balubur Town Square (Baltos), Kota Bandung, Senin (12/9/2022).

 "Hari ini saya memonitor, ternyata secara umum tidak terjadi kenaikan yang signifikan oleh BBM," kata Kang Emil.

 Walaupun demikian, ada beberapa harga kebutuham pokok yang naik, salah satunya ikan. Menurut Kang Emil -- sapaan akrab Ridwan Kamil --  harga ikan meski naik tapi tidak melompat signifikan.

 "Yang naik pengaruh oleh BBM itu hanya ikan. Ikan yang tadi Rp20.000 dijual Rp26.000 ketika ditanya memang pengaruh setelah BBM," sebutnya.

 Sedangkan untuk harga cabai sudah kembali stabil meski belum ke titik di harga normal. Ia menyebut harga cabai sempat naik ditenggarai oleh pasokan yang minim, bukan dikarenakan imbas dari naiknya harga BBM. 

Baca Juga: Jelang Natal dan Tahun Baru, Satgas Pangan Kota Kediri Adakan Sidak Pasar

"Lain-lain itu lebih karena suplai bukan karena BBM yaitu cabai sudah turun alhamdulillah, tapi belum ke harga normal. Ini masih hubungannya dengan kenaikan suplai," imbuh kang Emil. 

Ketika meninjau Pasar Baltos, Gubernur sempat berbincang dengan penjual daging. Kang Emil mengungkapkan adanya fenomena unik, yaitu pembeli untuk daging ayam maupun sapi berkurang.

 "Fenomena yang menarik adalah berkurangnya pembeli untuk daging, menurut pedagang ayam walaupun harganya sudah normal dan juga pedagang daging sapi harganya tidak masalah tapi menurut mereka jumlah pembelinya mengalami kekurangan," tuturnya. 

Baca Juga: Antisipasi Inflasi, Wali Kota Ning Ita Sidak Pasar Tradisional dan Launching Pracangan TPID

Selain itu, ditemukan pula ukuran tahu yang mulai mengecil karena kesulitan mencari kedelai. Orang nomor satu di Jabar menyebut hal tersebut merupakan fenomena yang bakalan terjadi di seluruh dunia. 

"Kemudian adaptasi terhadap langkanya kedelai. Fenomena menarik tahunya jadi langsing dan tidak semok, sekarang di harga 500. Fenomena mengecilnya produk ini terjadi di seluruh dunia," ungkapnya.

 "Jadi jangan kaget nanti produk-produk supermarket yang biasanya sejengkal, tiba-tiba mengecil itu bagian dari adaptasi," tutup Kang Emil.(bdg)

Editor : Mariana Setiawati

BERITA TERBARU